Ayesha seorang gadis muda yang harus merawat bayi kembar yang ditinggalkan ibu kandungnya begitu saja pasca melahirkan.
Luma tahun kemudian satu persatu identitas dari bayi kembar itu mulai terungkap dengan sendirinya saat ia bertemu langsung ayah kandung si kembar.
Ironisnya ayah kandung si kembar mengira Ayesha adalah seorang janda dan dia jatuh cinta dengan gadis yang telah merawat anak kandungnya selama ini.
"Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?
" Apakah ibu kandung si kembar meminta kembali anaknya dari Ayesha ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Terjebak Sendiri Dengan Ancamannya!
Rupanya Alin membututi Eca sampai ke perusahaan Delvin. Gadis ini ingin mengetahui apa yang dilakukan Eca di perusahaan itu.
Ia menemui seorang satpam yang sedang berjaga di depan lobi perusahaan.
"Sepertinya perusahaan itu sudah kelihatan sepi, tapi kenapa wanita itu belum keluar juga dari perusahaan itu? apakah dia istri dari pemilik perusahaan ini?"
Gumam Alin lirih.
Ia melangkah mendekati satpam dan berusaha bersikap wajar seakan ia adalah teman dari Eca.
"Permisi pak! saya adalah teman dari nona Ayesha. Saya di minta untuk ke sini, bertemu dengannya, apakah bapak bisa hubungi teman saya Ayesha?"
"Maksud non, Ayesha istrinya Tuan Delvin?"
Tanya satpam itu memastikan pertanyaan Alin.
"A iya! Benar pak."
"Barusan mobil mereka keluar nona. Kenapa tidak menghubungi langsung ke ponsel, nona Eca?"
Tanya satpam itu heran.
"Oh itu, ponsel saya mati pak. Makanya saya minta tolong bapak tadi. Ya sudah pak, saya langsung ke rumah mereka saja."
Ucap Alin buru-buru ke mobilnya untuk menyusul mobil Eca yang sudah ia catat nomor kendaraan mobil Eca.
Namun sayang, justru Eca meninggalkan mobilnya di perusahaan suaminya dan menumpang mobil Delvin.
"Sialan! Ke mana mobil gadis itu? Aku harus menemui gadis itu agar bisa menemui anak kembarku.
Minggu depan mereka akan merayakan ulang tahun yang ke enam. Aku ingin hadir menjadi hadiah utama mereka."
Ucap Alin penuh percaya diri.
Malam itu, Alin sudah kehilangan jejak mobil Eca. Ia akhirnya pulang dengan perasaan hampa. Walaupun begitu, ia sudah tahu kalau Eca adalah istri pemilik perusahaan yang tadi ia datangi.
"Mujur juga gadis itu. Ia bisa menikah dengan pengusaha hebat. Aku ingin tahu seperti apa suaminya. Dengan begitu aku bisa mencari tahu keberadaan anak kembarku. Mungkin suaminya mengetahui sesuatu."
Ucap Alin sambil menyeringai licik.
Sementara di kamar hotel, Eca dan Delvin sedang membahas pertemuannya dengan ALIN.
"Sayang! Apakah aku bisa bicara dulu sesuatu yang berkaitan dengan si kembar?"
Tanya Eca sambil menautkan jemarinya pada sang suami.
Eca yang duduk di atas perut suaminya yang sedang bersandar di tempat tidur. Tubuh keduanya nampak polos karena mereka tidak ingin mengenakan apapun yang menghalangi pandangan mereka dari aset masing-masing.
"Ada apa dengan si kembar sayang?"
"Aku tadi tidak sengaja bertemu dengan ibu si kembar saat hendak pulang. Aku tidak sengaja menabraknya dan dia langsung mengenaliku dan menyebutkan nama lengkap ku."
Deggggg...
Delvin cukup syok mendengar kehadiran gadis itu lagi di tengah kebahagiaan mereka saat ini. Berita baik dan buruk datang secara bersamaan.
"Apa yang ia bicarakan kepadamu?"
"Ia ingin aku mengembalikan lagi si kembar padanya. Ia menyesal telah meninggalkan si kembar karena keadaannya saat itu yang sangat labil."
"Lalu apa jawabanmu?"
"Aku tidak tahu menahu tentang bayinya karena sudah di serahkan di panti asuhan dan mungkin sudah diadopsi oleh orangtua yang membutuhkan anak."
"Bagus. Jawabanmu sangat tepat, sayang. Kamu sangat cerdas mengendalikan emosimu. Apakah dia tahu kamu kerja di rumah sakit keluarganya?"
"Sepertinya dia belum mengetahuinya sayang karena aku berpakaian biasa."
"Aku harap dia tidak mengetahui kamu kerja di rumah sakit itu sampai kamu mendapatkan panggilan kerja di rumah sakit lain."
"Tapi dia tidak percaya begitu saja penjelasan ku. Aku takut dia akan terus mencari tahu keberadaan si kembar."
"Dia tidak punya kekuatan hukum sayang. Sekalipun dia mengajukan haknya sebagai ibu kandungnya si kembar di pengadilan, justru dia akan dikenakan hukuman karena sengaja membuang anaknya."
Ucap Delvin bicara secara kaca mata hukum.
"Apakah kamu sudah konsultasikan dengan pengacara mu sayang untuk melindungi hak si kembar sebagai wali mereka?"
"Tentu saja sayang. Jangan kuatirkan itu. Si kembar aman bersama kita."
Ucap Delvin menenangkan hati istrinya yang saat ini sedang mengandung anak mereka, buah cinta mereka.
Walaupun begitu, ia sendiri sudah siap menghadapi wanita itu dengan segala perhitungan dengan Alin.
...----------------...
Keesokan paginya, seperti biasa Delvin mengantar Eca ke rumah sakit dan ia langsung menuju Perusahaannya.
Setibanya di perusahaan, rupanya Alin sudah lebih dulu menunggu di ruang kerjanya Delvin.
Kelihaian Alin yang bisa memanipulasi resepsionis kalau ia kerabat dekat Ayesha, istri tuan Delvin.
Asistennya Yoga memberitahu kalau saat ini ada tamu di ruang kerjanya.
"Apakah kamu tanyakan siapa namanya?"
"Dia tidak mau mengatakannya Tuan Delvin. Dia bilang ini bagian dari surprisenya untuk anda."
"Baiklah. Terimakasih! Aku akan menemuinya."
Ucap Delvin lalu menuju ke ruang kerjanya.
Alin yang belum tahu kalau Delvin adalah lelaki yang sama telah menidurinya tujuh tahun yang lalu, terlihat santai dengan penuh persiapan untuk mengorek informasi si kembar dengan cerita yang ia buat untuk memfitnah Eca.
"Ayesha! Aku ingin lihat bagaimana reaksi suamimu, jika dia tahu kalau kamu telah menculik anak kembarku saat aku baru melahirkan mereka."
Gumam Eca sambil menarik sudut bibirnya. Ia merasa bahwa cerita yang ia buat ini akan berhasil mendapatkan informasi tentang si kembar.
Saat melihat knop pintu itu di buka oleh Delvin, Alin langsung bangkit untuk menyapa suami dari Eca ini.
Cek...lek...
Duarrrr....
Wajah Alin langsung syok melihat wajah Delvin yang ternyata ayah kandung dari anak kembarnya.
"Kau....?"
"Kau...!"
"Hahh!" Tawa kecil Alin yang terlihat sangat sakit saat mengetahui suami Eca adalah lelaki yang telah merenggut kehormatannya dan menghancurkan masa depannya.
"Ternyata dunia ini sangat kecil. Aku harus bertemu dengan wajah bajingan sepertimu lagi."
Umpat Alin dengan dada sudah naik turun menahan geram.
"Apa kepentingan mu ke sini, hah?"
Deggggg...
Niat hati ingin mendapatkan informasi tentang anak kembarnya justru ia harus memutar otak untuk menyusun skenario dadakan untuk menyerang Delvin.
"Tentu saja meminta pertanggungjawaban darimu, Delvin. Akhirnya aku mengetahui tempat kerjamu, dan juga identitas mu. Ternyata ayah dari anak kembarku orang yang hebat.
Mereka pasti sangat senang dan bangga jika mereka tahu, kalau ayah mereka adalah pengusaha terkenal."
Ucap Alin yang cukup bangga bisa merebut Delvin dari Eca.
"Rupanya gadis itu benar kalau anak kembarku tidak bersama dengannya. Aku harus memanfaatkan situasi ini, untuk merebut ayah dari anak kembarku."
Batin Alin penuh percaya diri.
Delvin yang sudah mengetahui kelicikan gadis ini malah ingin mengerjai balik Alin yang sempat membuat ia tersiksa hampir setahun belakangan ini.
"Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, kalau kamu menginginkan tanggung jawabku padamu, pertemukan aku dengan anak kembar ku yang kamu katakan itu. Aku tidak mau dibodohi wanita penipu sepertimu."
Tantang Delvin membuat Alin panik.
"Sial! Apa yang harus aku lakukan untuk mencari si kembar supaya bajingan ini tahu kalau aku sudah melahirkan anak kembar untuknya."
Batin Alin yang tidak mampu berkata apapun lagi pada Delvin.
"Aku tidak akan pernah mempertemukan mereka padamu, kalau kamu menolak menikahi ku." Ancam Alin.
"Kalau begitu lupakan impianmu untuk menikah denganku. Aku mau tanggung jawab, jika ada bukti secara otentik, apakah kamu benar melahirkan dan membesarkannya mereka selama ini. Atau jangan-jangan, kamu telah membuang mereka pasca melahirkan bayi kembar kita?"
Deggggh....
"Sial! Kenapa dia bisa menebak perbuatan biadab ku yang telah meninggalkan bayiku begitu saja demi sebuah reputasi." Batin Alin.
"Kenapa diam? Kau hanya ingin menjebak aku, bukan? Jika tebakan aku benar kalau kamu telah membuang bayi kembar kita, aku tidak akan pernah memaafkanmu dan kau hanya sebuah kesalahan dari masalalu ku." Ucap Delvin lalu membuka pintu ruang kerjanya.
"Keluar! Tinggalkan ruang kerjaku dan jangan pernah tunjukkan lagi wajahmu di hadapanku. Aku akan menyuruh sekuriti perusahaan ini untuk menendang mu dari perusahaan ku."
Ucap Delvin dengan kata-kata yang sangat kasar pada Alin yang terkesiap melihat wajah Delvin yang tak bersahabat sedikitpun padanya.
"Kau akan menyesal telah memperlakukan aku dengan sangat buruk Delvin. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mempertemukan kamu dan anak kembar kita."
Ucap Alin sambil melangkah keluar meninggalkan kantor Delvin.
"Silahkan! Aku tidak peduli dengan ancaman bodohmu itu, penipu!!!"
Brakkk...
Pintu itu dibanting Delvin sedemikian kencangnya membuat Alin begitu kaget.
"Siall! Ternyata pria ini kasar sekali...!"
Umpat Alin berjalan menuju pintu lift sambil menggerutu.
aku rindu.
eh mlah tamat /Angry/