Season 2 dari Aku Bisa Tanpamu 😘
Kehidupan pernikahan kedua Shofi yang semula berjalan begitu bahagia dan harmonis tiba-tiba diguncang dengan kecelakaan yang menimpa Awan, sang suami. Awan dinyatakan hilang dan belum bisa diketemukan dimana keberadaannya.
Tetapi Shofi dan keluarganya tidak pernah putus harapan. Mereka yakin bahwa dengan kuasa Allah SWT, Awan pasti bisa kembali dengan selamat dan rindu mereka akhirnya terobati.
Akankah kekuatan do'a dan keyakinan mereka benar-benar bisa membawa Awan kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
Setelah berbincang cukup lama, akhirnya Umi Nur dan Kang Rijal pamit untuk kembali ke kamar rawat inap Abah Imron. Tetapi Nisa memilih untuk masih tetap tinggal dulu, masih ingin bermain dengan baby Angkasa katanya. Dan tentu saja aku juga yang lainnya tidak merasa keberatan.
Siang harinya, sepulang dari sekolah, Keinan datang ke rumah sakit dengan diantar oleh Chef Yudha.
"Assalamu'alaikum," salam Keinan dan Chef Yudha begitu membuka pintu kamar rawat inapku.
"Wa'alaikumsalam," jawabku, Mas Awan, Mama Wulan, ibu, dan Nisa bersamaan.
"Eh, kakak udah pulang sekolah, ya?" tanya ibuku.
Keinan dan Chef Yudha kemudian melangkah masuk ke dalam kamar rawat inapku ini. Chef Yudha nampak terkejut begitu melihat keberadaan Mas Awan disini.
"Iya, nenek," jawab Keinan yang kemudian mencium punggung tangan kanan kami berlima satu per satu.
"Bos Awan?" panggil Chef Yudha seakan masih belum percaya.
"Iya, Yud. Ini gue," balas Mas Awan dengan tersenyum.
Chef Yudha kemudian langsung menghambur dan memeluk Mas Awan.
"Bos Awan. Ini beneran Bos Awan, kan?" tanya Chef Yudha yang masih belum percaya itu.
"Iya, Yud. Ini beneran gue. Gue udah kembali sekarang," jawab Mas Awan seraya menepuk-nepuk pelan punggung Chef Yudha yang sedang memeluknya itu.
"Syukur alhamdulillaah. Akhirnya Bos Awan kembali juga," ucap Chef Yudha begitu bahagia.
"Iya. Alhamdulillaah sekarang gue udah kembali, Yud," balas Mas Awan.
Chef Yudha lalu melepaskan pelukannya kepada Mas Awan. Senyuman bahagia penuh kelegaan itu terpancar dari wajah Chef Yudha, begitu juga dengan Mas Awan. Chef Yudha merasa senang sekali akhirnya bisa bertemu kembali dengan Bos Awan-nya itu.
"Kenapa nggak kabar-kabar sih, Bos, kalau Bos Awan udah balik? Bos Langit juga kemarin nggak bilang apa-apa ke kita tentang Bos Awan," tanya Chef Yudha.
"Baru kemarin juga kok, Yud. Soalnya sebelum ini gue sempat mengalami amnesia pasca trauma setelah kejadian kecelakaan waktu itu. Jadinya gue nggak bisa mengingat kejadian di masa lalu gue saat itu. Itu kenapa selama hampir enam bulan ini gue tinggal sama keluarganya Abah Imron, orang yang udah nolongin gue setelah kecelakaan itu terjadi. Terus kemarin nggak sengaja ketemu sama Shofi di rumah sakit ini. Sampai akhirnya Shofi mengalami kontraksi dan pecah ketuban dini karena merasa syok setelah bertemu dengan gue. Terus sampai akhirnya Shofi juga diharuskan untuk melahirkan lebih awal dari perkiraan sebelumnya karena kondisi tersebut. Dan alhamdulillah-nya, justru setelah semua kejadian kemarin yang tidak terduga itu, ingatan gue jadi bisa balik lagi kayak sekarang ini, Yud," jawab Mas Awan, menceritakan sekilas kejadian kemarin itu.
"Oh, begitu ya. Syukur alhamdulillaah. Maha Besar Allah dengan segala kuasa-Nya. Eh, jadi yang waktu itu gue sama Keinan lihat di daerah depan sekolahnya Keinan itu beneran Bos Awan dong? Kalau nggak salah sama Mbak-nya ini juga kan waktu itu?" tanya Chef Yudha seraya menunjuk ke arah Nisa setelah teringat kejadian dimana dirinya dan Keinan melihat Awan dan Nisa beberapa waktu yang lalu itu.
"Daerah depan sekolahnya Keinan?" tanya balik Mas Awan.
"Iya, Bos. Waktu itu pas gue jemput Keinan pulang sekolah. Tapi pas gue mau kejar Bos Awan, Bos Awan sama Mbak-nya udah keburu naik angkot duluan," jawab Chef Yudha menjelaskan.
"Oh, iya-iya. Gue ingat. Waktu itu emang gue sama Nisa kebetulan habis beli buah buat Abah Imron di daerah sekitar sekolahnya Keinan itu," kata Mas Awan juga.
"Oalah, gitu tho ceritanya," balas Chef Yudha setelah mengetahui semuanya.
"Iya, Yud. Jadi waktu itu Lo sempet kejar gue, ya? Pantes kok gue kayak ngerasa ada yang manggil-manggil nama gue gitu pas angkotnya udah jalan," kata Mas Awan.
"Iya, Bos. Sempat ngejar, tapi sayangnya angkotnya udah keburu jalan. Dan memang waktu itu gue juga teriak manggil-manggil nama Bos Awan juga sih," balas Chef Yudha.
"Hmm, mungkin waktu itu belum saatnya bagi kita untuk ketemu lagi, Yud," kata Mas Awan.
"Iya, Bos. Kalau enggak, Bos Awan justru nggak akan ketemu Bu Bos di rumah sakit ini dong kemarin. Karena seandainya waktu itu gue beneran bisa ketemu dan ngobrol langsung sama Bos Awan, pastinya gue juga akan langsung bawa Bos Awan buat ketemu sama keluarga Bos Awan yang lainnya saat itu juga," balas Chef Yudha.
"Begitulah, Yud. Rencana Allah Subhanahu wata'ala pasti lebih tepat untuk kita para hamba-Nya, daripada rencana kita sendiri," kata Mas Awan lagi.
"Iya. Bos Awan bener banget. Wah, ini anak-anak yang lain kalau tau Bos Awan udah kembali pasti pada heboh ini. Mereka pasti langsung berisik dan nggak sabar mau datang ke rumah sakit ini buat ketemu sama Bos Awan," celetuk Chef Yudha.
Mas Awan langsung tertawa mendengar perkataan Chef Yudha tadi. Sementara aku dan yang lainnya juga mengulum senyum kecil.
"Dasar kalian itu. Dari dulu nggak berubah juga kebiasaan kalian yang suka buat heboh itu," ucap Mas Awan masih dengan sisa-sisa tawanya.
"Hahaha, Bos kayak nggak tau kita aja. Apalagi si Adit tuh, justru makin usil aja dia itu sekarang," kata Chef Yudha yang ikut tertawa ringan.
"Hmm, kangen gue kumpul-kumpul sama kalian semua kayak dulu lagi, Yud," ucap Mas Awan dengan wajah yang terlihat sangat merindu itu.
"Tenang aja, Bos, habis ini kan kita bisa kumpul-kumpul bareng kayak dulu lagi. Kan Bos Awan udah balik sekarang, jadi kita bisa kumpul bareng lagi dong kayak dulu," kata Chef Yudha dengan tersenyum senang.
"Iya, Yud. Lo benar," ucap Mas Awan membenarkan perkataan Chef Yudha tadi.
"Oh iya, tadi juga kita semua udah rencana buat kesini setelah kafe tutup kok, Bos. Rencananya sih tadi kita mau bareng-bareng jengukin Bu Bos sama bayinya gitu," kata Chef Yudha lagi.
"Oh ya? Kalau gitu nanti bilangin ke Mbak Maya sama yang lainnya ya, Yud, kafe tutup lebih awal aja. Jadi biar kalian nggak kemaleman kalau mau kesini. Biar kita juga bisa ngobrol lebih lama nanti. Kangen gue sama kalian semua, Yud," ucap Mas Awan bersemangat.
"Oke deh, Bos. Siap. Beres pokoknya mah," balas Chef Yudha.
Aku, Mama Wulan, ibu, dan Nisa sengaja untuk berdiam diri terlebih dahulu sedari tadi. Membiarkan Mas Awan dan Chef Yudha yang sedang melepas rindu mereka satu sama lain tersebut. Kami diam-diam mengulum senyum kecil melihat dan mendengar semua obrolan Mas Awan dan Chef Yudha itu.
Sementara Keinan sedang asyik mengelus-elus dan menciumi pipi baby Angkasa yang sedang tertidur di dalam boks bayinya itu. Keinan nampak asyik dengan dunianya sendiri. Mengabaikan semua perbincangan orang dewasa di sekitarnya tersebut.