Ditinggalkan oleh Ayahnya sejak masih dalam kandungan membuat Kayna Givana hidup dengan mandiri. Ia dibesarkan oleh Ibunya seorang diri. Namun ada seseorang dalam keluarganya yang membuat Kayna harus terjebak dalam suatu pekerjaan.
Kejadian itu juga yang membuat Kayna akhirnya bertemu dengan Arnatta Delion, laki-laki yang ia temui dan kenali sebagai seorang pelayan di sebuah kafe tempatnya bekerja, namun dibalik kesederhanaan Arnatta ada rahasia besar di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diam-diam Musuh
Sore ini keadaan di kafe sangat ramai. Para pegawai sedari tadi terus mondar-mandir dengan pekerjaan masing-masing. Termasuk Kayna yang terus sibuk sejak kedatangannya.
"Buat kamu," ujar Dio tiba-tiba datang.
Sontak saja Kayna menoleh dengan rasa keterkejutannya. Kayna menatap Dio yang sedang menyodorkan bungkusan berisi minuman.
"Diminum dulu Kay," titah Dio tersenyum lalu pergi.
"Eh, makasih kak bos," balas Kayna pada akhirnya.
Mau menolak juga tidak sempat Kayna lakukan. Tadi dia masih terkejut dengan kedatangan Dio.
"Tahu aja lagi haus," gumam Kayna mulai membuka bungkusan tersebut.
Namun belum sempat Kayna minum. Seseorang tiba-tiba datang dan langsung mengambil minuman yang berada di tangan Kayna.
"Ah...seger," ujarnya seketika membuat Kayna mendelik.
"Natta, itu punya aku!" kesal Kayna menatap tajam Natta.
"Nih, mubazir udah aku beliin tadi," ujarnya menyodorkan minuman yang dibawa oleh Natta sendiri.
Setelahnya Natta pergi meninggalkan Kayna dengan membawa minuman yang diberikan oleh Dio tadi. Seakan tidak membiarkan jika Kayna sampai meminum apa yang Dio berikan, atau merasa sayang dengan minuman yang memang sudah Natta beli untuk Kayna tadi ketika akan berangkat.
"Apa-apaan? aneh," gumam Kayna menggelengkan kepalanya.
Pukul 7 malam keadaan kafe mulai sepi. Pasalnya di luar sedang hujan deras, para pengunjung pergi sebelum hujan turun tadi. Tetapi tidak sedikit juga yang malah sengaja datang ke kafe untuk berteduh tidak hanya memesan makan atau pun minum.
"Di!" panggil Arka datang bersama dengan Airin.
Melihat salah satu sahabatnya yang datang membuat Dio langsung menghampiri.
"Mau datang nggak bilang-bilang?" ujar Dio duduk di depan Arka dan Airin.
"Dari mana?" tanya Dio melihat Airin yang tampak menenteng beberapa tas belanja.
"Biasa," balas Arka dijawab kekehan oleh Dio.
"*Bt*w pada mau minum apa nih?" tawar Dio.
"Terserah sih yang sepesial aja, aku maunya Natta yang bawain ke sini," balas Arka seketika membuat Dio tertawa.
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan usulan Arka. Ia juga sangat senang setiap kali sengaja mengerjai Natta untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkannya.
"Kayna" panggil Dio seketika membuat wajah Airin sedikit berbeda ketika mendengar nama Kayna di sebutkan. Namun hal itu tidak disadari oleh Dio atau pun Arka.
Mendengar namanya dipanggil Kayna segera menghampiri bos nya. Dari jarak yang masih cukup jauh, ia sempat terkejut melihat adanya Airin juga ketua OSIS di sekolahnya.
Kayna sempat menatap Airin sekilas. Begitu juga dengan Airin, bahkan gadis itu malah mengamati Kayna dari sejak Kayna muncul sampai berhenti di depannya.
"Iya kak," balas Kayna setelah berdiri di depan mereka.
"Hai Kay," sapa Airin ramah.
Kayna hanya membalasnya dengan senyuman juga anggukan kepala. Merasa tidak pantas jika pura-pura akrab dengan Airin untuk saat ini. Kayna juga merasa ada yang Airin sembunyikan, entah tentang apa itu.
"Kenal by?" tanya Arka diangguki oleh Airin.
"Kamu gimana sih sayang? dia itu satu sekolah sama kita, bareng Natta juga kok masuknya sama-sama anak baru," jelas Airin diangguki oleh Arka. Sementara Dio hanya tersenyum menyimak.
"Tapi wajar sih ya kamu nggak kenal dia? beda sama Natta yang langsung dikenal semua anak di sekolah. Secara Natta kan punya semua," lanjut Airin melirik Kayna. Niatnya jelas untuk memojokkan Kayna.
Tanpa disadari tangan Kayna mengepal mendengar ucapan Airin untuk dirinya. Namun sebisa mungkin Kayna mencoba untuk tetap tenang dan tetap menampilkan senyumnya.
"Karena tengilnya Natta makanya gampang dikenal," seloroh Dio tidak menangkap ucapan Airin yang bermaksud membuat Kayna terpojokkan.
"Mana anaknya aku pengen liat," ujar Arka penasaran dengan bos muda yang sedang berperan sebagai pegawai kafe.
"Kay, panggil Natta ke sini ya?" titah Dio disertai senyuman.
"Iya kak," balas Kayna mengangguk.
Sebelum kepergiannya. Kayna sempat melirik ke arah Airin dengan ekspresi yang susah diartikan. Sementara Airin memberi ekspresi meremehkan untuk Kayna. Jika dilihat Airin memang lebih segalanya dari Kayna. Wajah keduanya sama-sama cantik, bedanya nasib Airin lebih baik dibanding dengan Kayna.
"Dia Di?" goda Arka membuat Dio terkekeh.
"Siapa?" tanya Airin penasaran.
semngaaaaaat
terimakasih mbak Ri
atw belajar dr Mas Ray