Perjalanan takdir siapa yang tahu. Itulah yang tengah di rasakan oleh Alula, seorang remaja polos berusia 18 tahun yang harus mengalami penderitaan karena terjebak di sebuah hotel bersama seorang pria asing yang tengah mabuk dan hamil anak orang tersebut lalu di usir oleh ibu tirinya karena di tuduh membawa aib, belum lagi ia harus putus sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu akan kelakuan nya yang hamil di luar nikah.
Namun, Siapa sangka sebulan kemudian tiba-tiba ia di bawa paksa oleh beberapa orang berpakaian hitam dan terbangun sebuah kamar mewah bernuansa hitam dan mendapatkan keberadaan seseorang yang telah merenggut harta berharga yang ia jaga selama ini dan berkata akan membahagiakan dirinya dan anak yang ia kandung. Seseorang tersebut bernama ' Nathan darendra Alexander' .
Gimana kelanjutannya? jangan lupa baca, like komen and vote sayang
⚠️ cerita ini asli dari pemikiran sendiri ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wdy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 32
Tepat hari ini Nathan dan Alula akan mengunjungi rumah Dimas yang tentu nya tanpa sepengetahuan Alula. Jika Alula bertanya ia hanya menjawabnya " kita akan ke tempat rekan bisnis yang waktu itu kita tidak jadi datang. " dan Alula hanya mengangguk mengerti.
" Sudah siap?. " Tanya Nathan yang sedari tadi menunggu istri nya berias.
Alula mengangguk dan segera berdiri dan tak lupa Sling bag nya ia pakai. Ia menggandeng tangan suami nya dan melangkah pergi. Alula saat ini sangat cantik menggunakan dress selutut berwarna biru Senada dengan kemeja yang digunakan oleh Nathan.
Selama perjalanan Alula dan Nathan hanya diam. Alula sibuk dengan pemandangan di luar jendela sedangkan Nathan sibuk dengan ponsel nya.
Saat tidak asing dengan jalan yang di tuju oleh sang supir, Alula menoleh ke arah Nathan. " Kita sebenarnya mau kemana mas?. " Tanya nya penasaran.
Nathan mengangkat kepala nya lalu tersenyum memandang Alula. " Sesampainya di sana kamu harus kuat yah, lawan apa yang menjadi lawan mu oke. " Ucap nya yang membuat Alula kebingungan.
" Maksudnya?. "
Nathan hanya tersenyum seraya mengelus lembut rambut Alula. Alula yang semakin bingung pun langsung melihat ke arah luar dan terkejut ketika mobil ini memasuki perumahan tempat tinggal nya dulu.
Alula menoleh panik ke arah Nathan. " Mas kita mau kemana ini?. " Mata nya sudah berkaca-kaca saat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Nathan menghela nafas nya lalu menarik Alula untuk masuk ke dalam pelukan nya. " sstt gak akan terjadi apa-apa sama kamu percaya sama mas yah. " Ucap nya seraya mengecup puncak kepala Alula beberapa kali.
" Ta-tapi nanti mereka... " Ucapan nya terhenti kala mobil sudah berhenti tepat di depan rumah mewah yang sangat di kenali oleh Alula, Tempat dimana penderitaan nya berlangsung di sana.
Tangan Alula basah karena keringat dingin. Ketakutan itu datang lagi dimana di saat ia pulang ke rumah ini pasti ia merasakan hal seperti ini.
Nathan tidak tahu bahwa berkunjung ke sini akan berdampak buruk bagi istri nya. Ia memegang bahu Alula agar melihat ke arah nya. " Lihat Aku. Kamu gak akan kenapa-kenapa selagi ada aku di samping kamu oke. Percaya sama aku. lawan ketakutan kamu. "
Perlahan Alula mengangkat kepala nya membalas tatapan Nathan yang meneduhkan itu. " Kamu percaya sama aku?. " Tanya Nathan memastikan.
Dengan ragu Alula menganggukkan kepala nya. Nathan tersenyum lembut lalu ia keluar saat pintu mobil sudah di bukakan oleh supir nya, Lalu ia berjalan ke samping dan membuka pintu untuk Alula.
Alula dengan ragu menggapai juluran tangan Nathan dan keluar dari mobil. Tidak lama mereka keluar, keluarga Dimas keluar dari rumah untuk menyambut mereka membuat genggaman tangan Alula mengerat dan Nathan merasakan hal itu.
" Mas aku takut. " Cicit nya takut.
Nathan menghela nafas nya dan tersenyum teduh ke arah Alula. " Percaya sama aku oke. "
Alula mengangguk dan mereka berjalan beriringan menuju Dimas beserta anak dan istri nya.
Belum mereka sampai, Dimas dan Vita langsung melebarkan mata nya melihat siapa yang kini tengah berjalan bersama dengan Nathan. Sedangkan Aulia dia hanya diam seraya tersenyum miring melihat kedatangan adik tiri nya tersebut.
" Lula. " Ucap mereka bersamaan dengan raut sama-sama terkejut.
" Hai tuan Prayoga. " Sapa Nathan seraya tersenyum manis, Alula hanya menunduk tidak berani menatap wajah keluarga nya yang mungkin sekarang telah menatap nya tajam.
" Ha-hai tuan Nathan. " Balas Dimas tergagap.
Sedangkan Vita menatap tajam ke arah Alula dengan pandangan menelisik. " Ngapain kamu di sini Lula?!. " Tanya nya tajam.
Alula yang mendengar suara mama tiri nya semakin merapatkan tubuh nya pada Nathan. Ia sangat takut jika ia di pukul lagi walaupun ada Nathan di sisi nya.
Nathan menatap datar ke arah Vita. " Kenapa anda berbicara kepada istri saya dengan nada tajam nyonya Prayoga!. " Tanya nya penuh penekanan.
" Istri?!. " Ucap mereka bersamaan dengan raut lebih terkejut.
" Iya dia istri saya. " Ucap nya dengan bangga seraya merangkul pinggang istri nya, seakan menunjukkan kepemilikan.
" Ke-kenapa bisa? maksud saya anda menikahi gadis remaja?!. " Tanya Vita dengan raut wajah syok.
Nathan menatap Vita dengan alis di naikkan sebelah. " Memang kenapa? Ada masalah? Ohh atau anda keberatan karena saya menikahi anak yang sudah kalian sia-siakan. " Jawab nya santai seraya menekankan kata sia-siakan.
" hmm sebaiknya kita langsung masuk aja. " Ucap Dimas menengahi suasana yang mencekam tersebut.
Vita ingin berbicara lagi, namun ketika mendapatkan tatapan tajam dari Suami nya membuat diri nya langsung bungkam.
Aulia yang pertama melangkah masuk, namun sebelum masuk ia sempat membisikkan sesuatu yang membuat tubuh Alula bergetar. " Hati-hati masuk rumah, soal nya rumah ini gak Nerima ******. "
" Kamu kenapa?. " Tanya Nathan berbisik.
Alula menggeleng kan kepala nya lalu mereka masuk ke dalam mengikuti Dimas.
Suasana menjadi canggung ketika mereka semua sudah duduk di kursi masing-masing.
" Kapan kita mau makan kalo diem semua kaya gini?. " Tanya Aulia memecahkan keheningan.
Dimas menghela nafas nya. Ia masih terkejut akan kabar yang baru ia dapatkan hari ini. " Jadi anda menikahi putri saya?. "
Mendengar kata ' putri saya ' membuat Alula langsung mendongak kan kepala nya dan menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. Baru kali ini ia di panggil Seperti itu oleh ayah nya.
Nathan menatap Dimas dengan alis terangkat lalu terkekeh. " putri? sejak kapan Alula anda anggap sebagai putri anda?. " Tanya nya meremehkan.
" Kenapa anda mau menikah dengan anak sial ini?. " Pertanyaan sarkastik tersebut meluncur begitu saja dari mulut Aulia membuat Nathan langsung menatapnya tajam.
" Apa anda bilang? Anak sial? Anda tidak punya cermin untuk berkaca. " Jawab nya tak kalah sarkas.
Wajah Aulia langsung berkerut marah. Apa-apaan Nathan ini terlalu membela Alula.
" Jadi anak... "
" Iya dia anak saya. kenapa anda keberatan?. " ucap nya memotong ucapan Vita.
Vita langsung terdiam tak berani bersuara karena di hadapan nya saat ini adalah pria yang sangat di segani di kalangan bisnis walaupun usia nya masih terbilang sangat muda.
" Kenapa anda tidak meminta restu kepada saya ketika anda menikahi nya?. " Pernyataan tersebut meluncur begitu saja dari mulut Dimas membuat semua orang di sana langsung menatap nya.
Nathan menatap remeh ke arah Dimas. " Apakah harus? Bukankah Alula sudah tidak anda anggap seorang anak?. " Bukannya menjawab, Nathan malah kembali bertanya membuat Dimas terdiam.
Alula yang merasa atmosfer ruangan ini begitu mencekam langsung meraih tangan Nathan dan menggenggam nya kuat.
Nathan menunduk menatap Alula dan tersenyum lembut ketika Alula menatap nya juga.
BERSAMBUNG...
JANGAN LIKE KOMEN AND VOTE READERS.....