NovelToon NovelToon
Tuan Galak & Nona Kecil

Tuan Galak & Nona Kecil

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casilla Bella

Karya ini murni dari imajinasi penulis. Tidak ada unsur plagiat.

🌺🌺🌺

Angga Pratama, seorang pengusaha muda yang sukses. Dia terkenal dengan kedinginannya. Mamanya memaksa Angga untuk segera menikah. Jika Angga tidak menikah juga. Maka, Santi akan menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya.

Anastasya, seorang gadis yatim piatu berusia 21 tahun. Ia dibesarkan oleh asisten rumah tangganya. Yang di kenal dengan panggilan Bibi Ratih.

Suatu hari Angga dan Tasya dipertemukan. Namun, bukan pertemuan yang baik seperti pada umumnya.

Penasaran dengan kisah mereka? Jangan lupa favoritkan novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casilla Bella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter-31

Tasya pergi ke kosan tempat Alea tinggal, bersama dengan Nuri. Saat itu, Tasya dan Nuri mendapati Alea yang tengah duduk sambil menunduk di sudut kamarnya.

"Aku sudah membujuknya, entah kenapa Alea jadi seperti ini!" ujar salah satu teman kos Alea.

"Iya, semalam dia pulang itu matanya sudah bengkak. Kayaknya Alea nangis terus!" timpal yang lainnya.

"Ya sudah, kami akan membujuknya!" kata Nuri.

Tasya dan Nuri, mendekati Alea. "Al," panggil Tasya.

"Kamu sakit apa?" tanya Tasya.

"Al, kamu gak papa, kan?" tanya Nuri.

Alea tetap tidak mau menjawab. Tatapannya terlihat kosong, membuat Tasya dan Nuri menjadi sangat khawatir.

"Tas, apa sebaiknya kita bawa Alea ke dokter? Badannya juga panas!" ujar Nuri, saat menyentuh dahi Alea.

"Aku tidak ingin ke mana-mana!" lirih Alea.

"Al, kalau kamu tidak ingin ke dokter, kamu harus makan ya? Biar cepat sembuh!" kata Nuri, cemas.

Alea menggeleng, "Aku tidak lapar..."

Tasya dan Nuri saling menatap, "Bagaimana ini?" tanya Nuri pelan.

"Al, kamu kenapa sih? Kok jadi kayak gini! Perasaan kemarin kamu baik-baik saja!" ucap Nuri, membuat Alea meneteskan air matanya.

"Al, kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama aku!" bujuk Nuri.

"Aku tidak papa. Aku baik-baik saja!" Alea berjalan menjauhi Tasya dan Nuri.

Raut wajahnya penuh dengan beban. Mata yang sembab, wajah yang pucat. Menandakan dia sedang tidak baik-baik saja!

"Tasya..." lirih Alea.

"Iya Al? Ada apa?" sahut Tasya sambil berjalan mendekati Alea, diikuti oleh Nuri.

"Aku ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting!"

***

"Sayang, kita jalan yuk! Sudah lama lho... kita gak jalan-jalan!" rengeknya sambil memanyunkan bibirnya.

"Mona, aku sedang sibuk!"

"Ayolah!! Aku mohon..." Mona semakin merengek.

Angga menghela nafasnya, lalu menutup laptopnya. "Baiklah, tapi... hanya sebentar saja ya?"

"Yey!" seru Mona senang.

Angga membawa Mona berjalan-jalan di pinggir pantai. Sebenarnya, Mona ingin berjalan-jalan ke mall. Tapi, ia tidak ingin Angga mengecap dirinya sebagai penghambur uang. Ia takut, jika Angga meninggalkannya. Karena melihat dirinya yang suka berfoya-foya.

"Gak papa deh, panas-panasan di pantai. Yang penting bisa berduaan sama kamu, Ga..." Mona tersenyum senang. Lalu, ia berlari-larian di atas pasir pantai itu.

Angga menatap Mona yang sedang berlari-larian. Entah mengapa, ia merasakan dejavu.

"Sepertinya aku pernah melihat hal seperti ini, tapi kapan?" gumam Angga, lalu ia memegangi kepalanya yang mulai terasa sakit.

"Argh!"

"Angga, ayo ke mari! Di sini sangat indah!" teriak seorang wanita dari kejauhan.

"Aku bertanya, apa boleh aku memanggilmu Ga?"

Wanita itu menghela nafasnya gusar, "Namamu Angga kan?"

"Argh! Siapa wanita itu!" pekik Angga, saat mendapatkan sekilas bayangan.

"Angga, kamu kenapa?" tanya Mona mendekati Angga.

"Kepalaku... kepalaku sakit!"

"Aku akan membawamu ke dokter! Ayo!" Mona menuntun Angga untuk berjalan ke mobil.

"Angga, kamu kenapa? Kok bisa tiba-tiba sakit gitu!" tanya Mona, cemas.

"Argh!"

"Baiklah... baiklah! Aku ngebut ya?" Mona langsung melajukan mobilnya ke arah rumah sakit.

Di sisi lain, Alea tengah menceritakan apa yang membuatnya sedih. Sekaligus menceritakan tentang dendam Raka pada Angga, suami Tasya.

"Aku gak nyangka, Mona seperti itu!" ucap Tasya emosi.

"Aku juga gak nyangka Al," Nuri menghela nafasnya.

"Pantas saja Raka selalu membuat alasan untuk mengundur pernikahan! Jadi, selama ini dia hanya memanfaatkanmu!" Nuri sangat geram. Berani-beraninya Raka mempermainkan sahabatnya!

"Kalau saja kamu cerita tentang ini sedari dulu. Aku pasti sudah menghajar lelaki bej*t itu!" Nuri semakin terbawa emosi.

"Dan kamu pasti gak akan sesakit ini! Al, pokoknya kita harus melaporkan ini pada pihak yang berwajib! Kamu selalu mendapat kekerasan dari Raka! Aku gak rela, Al! Pantas saja pipimu terkadang terlihat memar, ternyata Raka penyebabnya!" Nuri terus berbicara dengan penuh emosi.

"Aku setuju dengan Nuri! Ini tidak boleh dibiarkan! Raka harus mendapatkan balasan atas perlakuan kasarnya!" ujar Tasya menimpali.

Alea menghela nafas berat, "Sudahlah... aku tidak ingin menambah masalah. Aku akan berusaha melupakannya!" ucap Alea bertekad. Meskipun, ia masih sangat terluka dan tidak bisa melupakan begitu saja kenangannya bersama Raka.

"Sekarang, yang paling penting. Kamu harus menjaga Tuan Angga. Dia sedang berada dalam bahaya! Raka yang menyebabkan Tuan Angga kehilangan ingatannya. Dia juga memanfaatkan Mona untuk menjadi akses balas dendamnya!" tambahnya.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Tasya bingung.

"Hanya ada dua cara yang ada di pikiranku!" ujar Nuri.

"Apa itu?!" tanya Tasya dan Alea bersamaan.

"Kemarilah!" Nuri membisiki mereka, apa yang ada di pikirannya.

"Bagaimana? Kalian setuju kan?" tanya Nuri.

"Ya! Aku setuju! Ide yang bagus!" seru Alea.

"T-tapi... bagaimana kalau itu tidak berhasil? Itu terdengar agak konyol dan berisiko!" kata Tasya, cemas.

"Kalau gak dicoba, kita gak akan pernah tahu!" ujar Nuri.

"Tapi---"

"Al, kamu setuju, kan?" tanya Nuri memotong perkataan Tasya.

"Setuju! Aku juga akan membuat Raka merasakan rasa sakit yang kurasakan!" ucap Alea bersungut-sungut.

"Angga itu kan suamiku. Kenapa jadi mereka yang memutuskan?" gumam Tasya dalam hati. Ia hanya bisa menghela nafas dan mengikuti permainan yang direncanakan kedua sahabatnya.

***

Keesokan harinya...

"Apa kamu sudah siap?" tanya Nuri.

"A-aku tidak siap!" jawabnya.

Nuri menatap kesal pada Tasya, lalu mengarahkan ponselnya pada Alea. Ya, mereka sedang melakukan video call.

"Kamu pasti bisa!" ucap Alea menyemangati.

"Tapi, aku takut Angga kenapa-kenapa!"

"Ayolah, Tas..." bujuk Nuri.

"Jika rencana A, tidak berhasil. Maka kita akan melakukan rencana B!" ujar Nuri.

"Dan jika rencana B, tidak berhasil juga... bagaimana?" tanya Tasya polos.

"Jalani saja dulu, kalau rencana A dan B tidak berhasil, maka kita masih punya rencana C sampai Z!" jawab Nuri, gemas.

Tasya terkekeh, "Kalau rencana C sampai Z tidak berhasil juga, bagaimana?" tanyanya lagi.

Nuri dan Alea saling melempar pandangan. Lalu sama-sama menepuk jidatnya kesal. "Aduh... Tasya!! Kok kamu jadi nyebelin gini sih?!" ucap Nuri, gemas.

"Nyebelin gimana?" tanya Tasya balik.

Nuri mengusap wajahnya gusar, "Pokoknya, kamu lakukan rencana A dulu. Soal berhasil atau nggak. Itu tergantung nanti!"

"Tapi..." gumam Tasya bingung.

"Hei! Kerja! Eke mau istirahat dulu. Sudahan dulu video call nya! Aduh... eke pegel banget!" protes Bunda Mawar sambil memegang lengannya yang pegal.

"Iya Bun, sebentar lagi ya!" kata Alea.

"Ih... eke capek! Dari tadi hanya eke yang bekerja motongin rambut pelanggan. Sini! Biar eke saja yang teleponan sama Tasya!" Bunda Mawar mengambil paksa handphone milik Nuri.

"Eh! Jangan Bun! kita lagi ada misi!" kata Nuri, mencegah.

"Tuh, ada pelanggan! Cepat yey layani!" titahnya.

"Yah... Bunda! Gimana sih!" rengek Nuri kesal.

"Iya nih!" timpal Alea.

Bunda Mawar merapikan rambutnya yang sedikit miring, "Tasya, apa kabar say!" tanya Bunda Mawar. Namun, ketika layar handphonenya dilihat. Tasya sudah mematikan video call nya.

"Ih! Nyebelin!" ucapnya cemberut, sambil menatap layar handphone Nuri.

***

Happy reading 🥰

1
Qaisaa Nazarudin
Wahh licik,itu mah tanda gak laku..kalo yg laku itu harus ada peguamnya keluarga tasya sekalian..
Qaisaa Nazarudin
Dasar ngenyel,udah gak punya urat malu.ilfil langsung aku dgn cewek kayak gini,paling gak demen dgn cewek yg ngejar2 cowok..
Qaisaa Nazarudin
Ngebet banget pengen cucu...
Qaisaa Nazarudin
wkwkwk udah ku duga..
Qaisaa Nazarudin
Ciih udah kebaca modusnya papa kamu..
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
gemini 210
😂😂😂. masa bos galak takut sama ibu kost wkwkwk
Yeni Sri
ceritanya lumayan menarik
Devi Handayani
yaahh yahhh yaahhhhh
.... payyyaahhhhh dahhh😤😤😤😤😤😤
Devi Handayani
yg sabar ya tasya😢😢😢
Devi Handayani
wkwkwkwkwkwkwkwkk... mules perut gw.... waddoiiwwww😂😂😂😂😅😅🤣🤣😅😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣😅🤣🤣🤣
Devi Handayani
dubraakkkk😅😅😅😂😂😂😂😂😅😅
Devi Handayani
iya tasya mainkan magic muuu... buat dia terbucin bucin padamu tasya🤪😚😋
Devi Handayani
waahhh wahhhh niat nyaa dah ngga bener ini....nanti kena kutuksn mm reader baru tau kamu angga🤨🤨🤨
Devi Handayani
mama memang the best deh😍😍😍😍
Devi Handayani
hayooo loohhh😏😏😏😏
Devi Handayani
wahhh ibu nya si galak ini.... jodohin Buu si tasya ama si galak biar tau rasa dia hahhaahhaahh🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Devi Handayani
sungguh sadis caramu tuan angga.... awas aja jatuh cinta ama tasyaaa😏😏😏😏😏😏😏😏😏😏
Devi Handayani
gpp jadi OG..... tapi OG nya CEO hihihihi😁😄😄😄😁😄😄😄😁😁😁😁
Devi Handayani
untung ada bibi peri sang penolong.... klo ga tinggal dimana tasya?? 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!