TAK KUSANGKAH, AKU AKAN JATUH CINTA PADA SICULUN ITU.
Itulah yang menggambarkan, apa yang dirasakan oleh seorang milionare kaya, Zain Pratama.
Penghianatan yang dilakukan mantan kekasihnya Clara, membuat Zain berniat membalas rasa sakit hatinya, dengan menikahi adik angkat dari Clara, Ariana.
Tak disangka cinta tumbuh dihati seorang Zain. Tanpa mengakui perasaannya diam-diam, dia begitu mencintai istrinya. Lika-liku kehidupan berumah tangga mereka dimulai, dengan Clara yang ingin kembali pada mantan kekasihnya.
Jebakan yang dibuat Clara, pada Ariana? membuat Zain menggugat cerai istrinya, hingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian, disaat Ariana tengah mengandung.
Berpisah bertahun-tahun, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Dengan Ariana sudah menjadi perancang kelas dunia, dan Zain sudah memiliki seorang kekasih. Ikuti kisahnya, bagaimana takdir mempersatukan cinta mereka kembali.
Dan nantikan juga penyesalam seorang Celine, yang tidak menyangkah Ariana adalah, anak yang dia cari selama ini.
IG.Popy_ yanni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon popyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegelisahan.
Membalikkan badan, seraya tersenyum menatap wanita paruhbaya itu.
"Aku memang sengaja tidak memberitahumu, Bibi?! karena aku ingin memberikan kejutan untukmu. Dan aku membelikan parchel buah, dan sengaja memilih buah apel, karena aku sangat tau, kau sangat menyukai buah ini."
"Kau memang sangat baik,Clara?! aku sangat beruntung, jika kau yang jadi menantuku." Dengan sekilas menatap Araa, seraya tersenyum sinis.
"Terima kasih, Bibi? terima kasih atas pujianmu." Jawabnya, tersenyum.
"Baiklah ayo kita kekamar sekarang, ada banyak hal yang ingin BIbi ceeritakkan padamu."
"Tentu Bibi, ayoo?!" Dengan menggandeng manja lengan Celine, dan berlalu begitu saja kelantai dua.
Menatap nanar kepergian kedua wanita beda usia itu, dengan senyuman yang nyaris tak terlihat.
"Aku tidak minta kau memikirkan perasaanku, Clara?! tapi setidaknya pikirkan perasaan Papa, pasti dia akan sangat kecewa dengan apa yang kau lakukan dengan rumahtanggaku. Dan jika suamiku masih mencintamu, aku akan memilih mundur, sebab aku tidak ingin menghalangi kedua orang yang saling mencintai." Gumamnya dengan wajah sendu, dan berlalu begitu saja.
Ariana menapaki kakinya keluar dari kediaman mewah itu menuju halte, dengan kegundahan hati yang teramat sangat, tak bisa dipungkiri apa yang dikatakan Clara begitu mengusik pikirannya, dan dia sangat yakin Clara bisa mendapatkan kembali Zain, sebab diapun sangat mengetahui bagaimana kisah cinta mereka, dan bagaiman sayang, dan cintanya Zain pada Kakak angkatnya.
Terus larut dalam lamunan, hingga tidak menyadari kedatangan sebuah mobil mewah yang sudah berhenti didepannya. Memencet bel mobilnya beberapa kali, hingga mengejutkan wanita itu dari lamunan. Ariana mendongakkan kepala kearah jalan raya, dan betapa terkejutnyam dia, saat mendapati keberadaan Rian, sang pemilik restorant tempatnya bekerja.
"Tuan..?!" Ucapnya, dengan bolamata membulat sempurna.
Membingkai senyuman kecil diwajahnya, saat melihat ekrpesi terkejut Ariana.
"Kau mau berangkat, kerjakan?!"
"Iya Tuan, saya akan berangkat bekerja. Dan sedang menunggu busway."
"Kalau begitu, masuklah?!" Pintanya, dengan membuka pintu mobil itu.
Ariana tampak ragu, dan dia masih berpijak pada tempatnya, dengan terus menatap laki-laki tampan itu.
"Ayo tunggu, apa lagi?! ayo masuk! nanti kita akan terlambat." Titahnya, pada gadis berkacamata itu.
"Ba..baik, Tuan?" Dengan melangkahkan kaki, masuk kedalam mobil.
Mobil terus melaju ditengah keramaian kota Jakarta, keheninganpun terjadi sepanjang jalan, dan tidak ada yang berbicara salahsatu diantara mereka.
"Kamu baik-baik, sajakan?!" Tanya Rian, yang memecahkan keheningan yang terjadi didalam mobil.
"A..aku baik-baik saja, Tuan?!" Jawab Ariana, yang tampak sedikit gugup.
Seketika tawa keras langsung keluar dari bibir lelaki tampan itu, saat melihat raut wajah Ariana yang tampak begitu gugup.
"Kamu tidak perlu gugup, dan jangan terlalu tegang. Direstorant memang saya Bos kamu, tapi kalau dluar jam kerja saya bisa menjadi temanmu."
"Tapi bagaimanpun, anda adalah Bos saya Tuan?!"
"Iya memang saya adalah Bos kamu, tapi itu kalau direstorant. Tapi kalau dluar jam kerja, kita bisa menjadi teman. Dan nama saya Rian, bukan Tuan."
"Ia Tuan, ehh maksud saya Rian." Jawabnya, dengan memaksakan diri untuk tersenyum,
Mobil terus melaju, hingga kini tibalah mereka direstorant mewah itu. Bella yang tengah berada didepan restorant, sedikit kaget saat melihat kebersamaan sepupunya, dan juga Ariana. Tapi seketika senyuman mengembang diwajah cantik itu, sebab dalam dirinya punya keinginan menjodohkan Ariana, dan juga sepupunya.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi, yang tidak kuketahui?" Tanya Bella, dengan senyuman menatap Ariana, dan juga Rian.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Bella?!" Jawab Ariana cepat, yang tidak mau sahabatnya salah paham.
Lain dengan Araa, lain pula dengan Rian. Lelaki tampan itu hanya hanya tersenyum, sebab dalam dirinya begitu mengagumi kepolosan dari seorang Ariana.
KEDIAMAN THOMSON.
Dilantai dua kediaman Zain Pratama.
Clara, dan Celine tengah menghabiskan waktu dikamar wanita paruhbaya itu, dengan berbincang-bincang. Tapi dalam diri Celine timbul keyakinan, kalau Clara datang menemuinya, pasti ada tujuan.
"Katakan pada, BibI?! pasti ada sesuatu hingga membawamu, datang bertemu denganku." Bertanya dengan tatapan intens, menatap gadis cantik itu.
"Bibi..?" Panggilnya pelan, seraya menatap dalam wanita paruhbaya itu.
"Ada, apa?! katakanlah. Jangan buat Bibi penasaran, Clara?!"
"Apakah aku bisa meminta, bantuanmu?!" Dengan tatapan, penuh harap.
"Bantuan?!" Dengan menyerngitkan dahinya, menatap penasaran Clara.
"Iya, bantuan." Jawabnya, mantap.
"Bantuan, apa?!" Dengan rasa penasaran, yang teramat sangat.
"Aku masih mencintai Zain, Bibi?! dan aku ingin kembali bersamanya."
Raut wajah yang tadi terlihat begitu penasaran seketika merona bahagia, saat mendengar apa yang diinginkan Clara.
"Kau serius, Clara?! kau ingin kembali bersama Zain?!" Tanya Celine, seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Iya Bibi, aku ingin kembali padanya. Dan apakah kau bisa membantuku, untuk kembali bersamanya?"
"Tentu bisa, bahkan sangat bisa. Tapi bagaimana dengan kekasihmu, bukankah kau memiliki seorang kekasih bernama Jason?!"
Menghembuskan napas, sebelum menjawab pertanyaan wanita paruhbaya itu.
"Hubungan kami sudah berakhir, dan aku yang mengakhirinya." Jawabnya, dengan berusaha meyakinkan wanita paruhbaya itu.
Seketika senyuman langsung mengembang diwajah wanita paruhbaya itu, sebab selama ini dia sangat mengharapkan Clara lah yang menjadi menantu, dan juga istri dari keponakannya Zain.
"Kau serius, Clara?! kau ingin kembali bersama dengan Zain?" Bertanya untuk memastikan, sebab dia sangat mengharapkan hal itu.
"Tentu saja Bibi Celine, aku serius? bahkan sangat serius. Jadi dalam hal ini, aku meminta bantuanmu."
Menghembuskan napas, seraya menyentuh dengan lembut jemari wanita itu. "Kau tau, dari dulu Bibi sangat mengharapkan kaulah yang jadi istrinya Zain. Jadi kau tidak perlu khawatir, Bibi pasti akan membantumu."
"Tapi bagamana dengan Ariana, Bibi?!" Dengan mimik, cemberut.
"Kau tenanglah, kita akan menyingkirkan wanita itu perlahan dari rumah ini."
