Aruna hanyalah perawat psikologi biasa—ceroboh, penuh akal, dan tak jarang jadi sasaran omelan dokter senior. Tapi di balik semua kekurangannya, ada satu hal yang membuatnya berbeda: keberaniannya mengambil jalan tak biasa demi pasien-pasiennya.
Sampai suatu hari, nekatnya hampir membuat ia kehilangan pekerjaan.
Di tengah kekacauan itu, hanya Dirga yang tetap bertahan di sisinya. Sahabat sekaligus pria yang akhirnya menjadi suaminya—bukan karena cinta, melainkan karena teror orang tua mereka yang tak henti menjodohkan. Sebuah pernikahan dengan perjanjian pun terjadi.
Namun, tinggal serumah sebagai pasangan sah tidak pernah semudah yang mereka bayangkan. Dari sahabat, rekan kerja, hingga suami istri—pertengkaran, tawa, dan luka perlahan menguji batas hati mereka.
Benarkah cinta bisa tumbuh dari persahabatan… atau justru hancur di balik seragam putih yang mereka kenakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Rencana
"Menyembuhkan siapa Run ?.... "
Maya tiba - tiba saja keluar dari dalam toilet yang berderet di belakang Aruna.
Aruna menatap Maya dari pantulan cermin wajahnya mengeras , terkejut dengan kemunculan Maya yang tiba - tiba.
"Ma.. May?. "ucap Aruna berbalik menatap Maya.
"Gue denger lo tadi ngomong,tapi nggak begitu jelas. Menyembuhkan apa?. " tanya Maya lagi yang membuat Aruna bernafas lega.
"Oh... itu soal pasien yang baru gue dampingi di ruangan Iren. "
Maya melangkah menuju westafel, mendengar nama Iren membuatnya langsung kehilangan mood. "Bete banget gue denger tu nama. Gara - gara dia gue masih belum baikan sama Raka. " ucap Maya menghidupkan keran westafel.
"Bukannya biasanya Raka gercep ya kalau soal bujuk lo?. "Tanya Aruna menyandarkan tubuhnya ke westafel.
"Udah sih tadi pagi, dia bawain gue coklat sama bunga tapi gue tolak gara - gara gue masih kesel sama dia. "
Aruna mengerutkan keningnya, mencoba mengingat - ingat. ''Bukannya Raka malam tadi jaga malam?. "
Maya mengangguk" Iya, malahan tadi dia ke kontrakan gue masih pake baju operasi. "ucap Maya.
"Ya ampun May, .... Lo keterlaluan sih nolak dia. "
"Gue kan masih kesel Run, apa lagi liat Raka. Gue masih kebayang gimana dia ngebelain dokter Iren. "
"Maksud dia kan bukan gitu May. " ucap Aruna berusaha menjelaskan.
Maya mendekap tangannya di dada,"Iya gue tau, tapi ucapan dia kayak ngerendahin gue banget. Itu yang buat gue marah besar sama dia. "ucapnya memanyunkan bibirnya.
"Gue bilang, gue bakal maafin dia setelah dia nunjukin ke seriusan dia ke gue. "sambungnya lagi.
"Keseriusan kayak gimana maksud lo? ..... "kedua alis Aruna terangkat. " Nikah?. "sambungnya yang membuat Maya terlonjak kaget.
"Gila lo, ya enggak lah. Nggak mungkin juga Raka bakal berpikir sejauh itu. " jelas Maya.
"Kalau iya gimana ?. "tanya Aruna lagi.
"Nggak mungkin!. " ucap Maya berjalan keluar dari toilet di ikuti oleh Aruna yang terus menggodanya.
Maya dan Aruna keluar dari toilet dan melihat beberapa orang membawa beberapa keranjang bunga menuju lift.
Lagi ada acara ya?. "tanya Maya pada Aruna.
"Nggak tau. " ucap Aruna.
Ting !
Satu pesan masuk bergetar di ponsel Aruna. Aruna segera merogoh kantongnya.
💌Dirga
Run buruan ke ruangan gue, sekarang!.
"Gue ke ruangan Dirga dulu ya may!. "ucap Aruna berpamitan pada Maya, kemudian berjalan cepat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aruna mengetuk pintu ruangan Dirga dua kali sebelum ia masuk . Aruna melangkah mendekat ke arah Dirga yang sedang membereskan ruangannya.
Aruna menatap bingung ke arah Dirga.Ia kira Dirga memanggilnya karna ada pasien. "Kok nggak ada pasien Ga? ." tanya Aruna.
"Emang gue manggil lo bukan buat pasien. "jawab Dirga melepas jas dokternya , menggantungkannya di sandaran kursi lalu meraih tangan Aruna, menggenggamnya.
"Yuk!. " ucapnya menuntun Aruna keluar ruangan.
"Mau kemana Ga? "
"Lo bakal tau nanti. "ucapnya membuka pintu ruangannya keluar dari poli Psikiater.
Iren yang berdiri di meja perawat memperhatikan langkah Aruna dan Dirga keluar dari poli.
"Mereka mau kemana?. " batin Iren masih menatapnya.
_________
Aruna berdiri di depan mobil Raka di dalamnya sudah ada Bima dan Nadya juga Raka di kursi pengemudi.
"Kok kalian pada ada di sini?, Maya mana?. "tanya Aruna masih begitu keheranan.
"Lo tanya - tanyanya nanti aja kita harus buru - buru keburu Maya liat nanti!. " ucap Raka menarik Aruna masuk ke dalam mobil .
Mobil Raka pun melaju meninggalkan rumah sakit menuju kafe yang tidak begitu jauh dari rumah sakit.
"Jadi apa yang begitu mendesak sampai lo maksa kita semua kumpul di sini?. "tanya Dirga pada Raka begitu mereka sampai dan sudah duduk di kursi Kafe.
"Gue mau melamar Maya. "jawab Raka yang sontak langsung membuat pelayan Kafe uang sedang menyajikan minuman mereka ikut terdiam beberapa saat bersamaan dengan Aruna,Dirga ,Nadya, dan Bima yang sama terkejutnya.
"Lo serius Rak?. " tanya Bima tak menyangka.
Pelayan Kafe itu segera menyajikan pesanan mereka lalu segera pergi dari obrolan yang sangat serius itu.
"Melamar?,itu hal serius loh Rak. Emang lo udah yakin?. Bukan karna masalah kemarin kan? "ucap Dirga .
''Lo lamar Maya bukan karna ucapan Maya tadi pagi kan Rak?. "Saut Aruna yang semakin membuat Nadya dan Bima kebingungan. Pasalnya mereka berdua tidak mengetahui pertengkaran antara Maya dan Raka.
"Tunggu - tunggu .... ini sebenarnya ada apa sih? apa yang terjadi kemarin?. " Sela Nadya mewakili kebingungan Bima juga.
Maya sama Raka berantem kemarin . "jawab Aruna.
"Kok bisa?. " tanya Nadya.
"Karna Maya jambak rambut dokter Iren di Restoran Sea food . Ceritanya panjang tapi intinya pertengkaran mereka berdua karna kesalah pahaman aja. "Jelas Aruna.
"Itu berarti lo mau lamar Maya cuma buat bujuk dia biar bisa baikan sama lo gitu?. " tanya Bima memperjelas.
Semua teman - temannya menatap ke arah Raka dengan serius. Menantikan jawaban dari Raka atas niatannya untuk melamar Maya.
"Awalnya emang buat itu ta_____"
Bima berdiri,"Udah kita bubar aja , dia mau jadiin momen penting seperti itu cuma buat main - main. Gue nggak mau bantuin kalau untuk itu. "ucap Bima namun Nadya menahannya.
"Tunggu dulu Bim, Raka belum selesai ngomong. " ucapnya membuat Bima luluh dan kembali duduk.
"Awalnya gue rencanai ini cuma buat bisa baikan sama Maya, terlebih tadi pagi dia juga bilang dia bakal maafin gue kalau gue tunjukin keseriusan gue ke dia. "
"Tapi setelah gue pikir - pikir panjang emang seharusnya gue nunjukin keseriusan gue sama Maya karna hubungan gue sama dia udah lumayan lama. "
"Jadi gue lakuin ini bukan cuma mau bujuk dia tapi ,karna gue sadar gue emang harus lakuin ini. "jelas Raka yang membuat semua teman -temannya tersenyum bahagia mendengar penjelasan Raka yang begitu menyentuh.
Aruna menunduk, tersenyum sendu " Gue bisa ngerasain ini juga nggak ya?... ".Ia tertawa singkat. " Tapi siapa yang bakal mau menerima gue. "batinnya terus menunduk.
.
.
.
Bersambung.
Akkhhh ada kok Run, kamu bisa kok rasakan kebahagian itu 🥺
...~Dokter Raka~...
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤