Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Jangan Sakiti Aku, Tolong
Vasca menatap ponselnya dengan tersenyum getir.
"Sedih banget hidup kamu Ca". Kata Vasca menertawakan dirinya sendiri. Sejak sore tadi, Vasca mencoba untuk mencari kerja, tapi tidak ada. Semua tempat yang dilamar tidak menerima pekerja paruh waktu seperti Vasca.
"Apa aku harus meminta bantuan Bara? " Tanya Vasca pada dirinya sendiri.
Vasca lalu mengambil ponselnya, lalu mencari nomor Bara dan menelepon nya.
"Hallo Ca... " Sapa Bara dari seberang sana.
"Bara, kamu lagi ngapain? ". Tanya Vasca.
"Gk ada kok, aku lagi mikirin kamu aja". Kata Bara sambil terkekeh.
"Emang iya? ". Tanya Vasca menggoda Bara.
"Kamu gk percaya? " Tanya Bara pelan.
Gk tau juga". Jawab Vasca sambil tersenyum.
"Kok gitu....? Kamu sudah makan atau belum?". Tanya Bara.
"Belum Bara". Jawab Vasca.
"Makan diluar yuk". Tawar Bara.
Udah malam Bara". Vasca beralasan.
"Gk apa-apa lah, cuman makan doang kok". Tawar Bara lagi.
"Bara, sebenarnya ada yang mau aku omongin sama kamu". Kata Vasca ketika mengingat tujuannya menelepon Bara.
"Kenapa Ca? ". Tanya Bara pelan.
"Bara, bantu aku cari pekerjaan, aku harus membayar uang kontrakan". Kata Vasca pelan sambil menghembuskan napasnya pelan.
"Oh itu, emang kamu mau kerja dimana Ca? ". Tanya Bara.
"Gk tau juga Bara, aku udah lamar dari tadi, tapi tidak ada yang mau kerja paruh waktu, Bara". Kata Vasca lagi.
"Biar aku yang bantu bayar gimana?". Tawar Bara mencoba membantu.
"Gk Bara.... jangan". Tolak Vasca.
"Ca... kamu selalu nolak aku". Kata Bara sambil memijit kepalanya.
"Bukan gitu Bara, aku juga masih bisa kerja, kamu dekat sama aku aja aku sudah bersyukur Bara". Kata Vasca menenangkan Bara.
"Ya udah kalau gitu Ca.... Kerja di Caffe depan rumah aku mau gk? ". Tawar Bara.
"Emang disitu bisa? ". Kata Vasca antusias.
"Bisa Ca.... nanti aku kasih tahu". Kata Bara membuat Vasca bahagia.
"Benaran? ". Tanya Vasca lagi.
"Iya Sayang". Jawab Bara pelan.
"Makasih Bara". Kata Vasca.
"Gk gratis Ca". Goda Bara.
"Lah... kok gitu?". Tanya Vasca bingung.
"Sebagai gantinya, besok pagi aku jemput kamu, biar kita ke sekolah bareng gimana, setuju gk? ". Tanya Bara pelan. Dia berusaha mencari cara agar ia bisa pergi ke sekolah bersama Vasca karena Vasca selalu menolak ajakannya untuk pergi ke sekolah bersama.
"Oke kalau gitu, aku setuju kok". Jawab Vasca tanpa berpikir panjang.
"Oke sayang, besok pagi aku jemput ya". Kata Bara dan kemudian mematikan telepon.
Vasca menghembuskan napasnya lega. Ia sangat bersyukur memiliki Bara.
"Makasih Bara". Kata Vasca sambil menutup matanya pelan.
Ting.....
Suara ponsel berbunyi, membuat Vasca kembali terdaftar dan mengecek pesan yang baru masuk.
"Aku udah kasih tahu tuan Caffe nya Ca, mereka setuju, dan besok kamu bisa langsung bekerja, aku senang kalau kamu senang Ca, aku juga bahagia karena kamu kerja di Caffe itu, karena aku bisa selalu pantau dan jaga kamu Ca".
**Bara Aldevaro**
Pesan dari Bara seratus persen mampu membuat Vasca bahagia. Menurutnya dirinya adalah orang yang paling bahagia sedunia, karena satu masalah yang menjadi bebannya kini sudah teratasi.
🌹🌹🌹
Pagi-pagi benar, Vasca sudah siap dengan seragam sekolah. Ia sangat bersemangat hari ini.
Tin... Tin... Tin
Suara klakson mobil terdengar membuat Vasca mengambil tas dan berlari membuka pintu.
"Pelan dong Ca, awas jatuh nanti". Kata Bara yang bingung melihat Vasca yang terlalu bersemangat pagi ini.
"Morning Bara sayang". Kata Vasca sambil memeluk tubuh tegap Bara.
Bara yang belum siap dengan gerakan Vasca pun refleks memegang pintu karena takut jatuh.
"Astaga Ca.... " Kata Bara sambil memegang dadanya kaget.
"Ayok Bara". Kata Vasca sambil masuk dalam mobil dan meninggalkan Bara.
"Ca... semangat amat si". Kata Bara bingung.
"Kenapa emangnya gk boleh? ". Tanya Vasca sambil melihat Bara.
"Boleh si.... cium dulu boleh gk? ". Tanya Bara menggoda Vasca.
"Kenapa Bara? ". Tanya Vasca lagi.
"Gk kok aku cuman bilang......
Cup...
Bara tidak bisa melanjutkan kata-kata nya karena kaget dengan tindakan Vasca. Bara melihat Vasca yang ternyata biasa-biasa saja, tidak seperti dirinya yang begitu kaget.
Bara kembali memegang pipinya yang dicium oleh Vasca dan tersenyum tipis. Ia merasa wajahnya sudah memerah dan telinganya memanas.
Vasca dan Bara turun dari mobil secara bersama, membuat semua siswa yang lain melihat mereka dengan berbagai tatapan.
"Oh.... setelah Langit, ternyata ada yang baru ya". Kata seseorang dari samping tembok kelas.
"Pa....Vaiser ada informasi baru untuk papa". Kata orang itu menelepon Nickolas papanya dengan tatapan tajam kepada Vasca.
Vaiser kembali ke kelasnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi.
"Kenapa kamu dek? " Tanya Vasco yang bingung melihat wajah dan ekspresi dari Vaiser adiknya.
"Aku benci dia". Kata Vaiser pelan dan menekan setiap katanya.
Vasco menghembuskan napasnya kasar. Ia sudah mengetahui kemana arah pembicaraan Vaiser adiknya.
"Sudah Dek, ini masih di sekolah". Kata Vasco.
"Kenapa Kak.... kk mau belain dia lagi? ". Kata Vaiser menatap Vasco.
"Bukan gitu dek.... kk gk pernah belain dia". Kata Vasco sambil memeluk Vaiser dan mencium puncak kepala Vaiser.
Bell istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju ke kantin.
"Ca... kantin bareng ya? " Kata Bara dengan suara yang besar membuat seisi kelas menatapnya termasuk Langit.
"Kamu duluan aja, aku mau ke toilet dulu". Kata Vasca dengan tersenyum tipis.
"Aku tunggu di kantin ya Ca". Kata Bara.
"Iya Bara".
Vasca melewati koridor dan terus menuju ke toilet.
"Dibayar Bara lagi? ". Tanya Vaiser dari belakang pintu gudang.
Vasca yang mendengar suara itu, hanya bisa menggigit bibirnya takut. Ia yakin akan ada hal besar setelah ini nanti.
"Gue benci kalo lo bahagia". Bentak Vaiser membuat Vasca terlonjak kaget.
"Sa... sa.. kit kak". Kata Vasca pelan dengan air mata yang jatuh karena Vaiser mencekik lehernya dengan kuat sampai tidak bisa bernafas.
Brakkk....
"Beraninya lo panggil gue kakak? " Teriak Vaiser sambil mendorong tubuh Vasca menuju tembok.
"Jangan sakiti aku... tolong ". Kata Vasca karena Vaiser menarik bajunya menuju ke samping kolam renang disekolah itu.
Byur....
Vaiser mendorong Vasca menuju ke kolam renang. Vasca berusaha untuk berenang dan mencari pegangan tapi tidak bisa. Sementara Vasca mencari bantuan, Vaiser dengan santainya pergi dari situ.
"Bunda... tolong aku bunda... aku tidak bisa". Kata Vasca mencoba untuk mengatur napasnya.
"Bunda... tolong bunda.... Vasca gk bisa napas. Bara.. tolong aku Bara". Kata Vasca dengan suara yang sudah bergetar.
"Astaga Ca... kamu kenapa ". Tanya Kiara yang kebetulan lewat menuju ke toilet.
Kiara melompat kedalaman air dan membantu Vasca keluar dari kolam tersebut.
"Makasih Ki". Kata Vasca sambil menangis.
Sementara didalam kantin, Bara terus menunggu kehadiran Vasca. Karena terlalu lama, Bara akhirnya menyusul menuju ke kamar mandi. Dari kejauhan, Bara melihat Vasca yang berjalan dengan pelan menuju ke arahnya. Bara segera berlari menghampirinya Dan kaget dengan keadaan Vasca.
"Ca... kamu kenapa Ca, kenapa bisa sampe gini? ". Tanya Bara khawatir.
"Aku tadi jatuh di kolam, Bara.... jatuh dikolam itu sangat memalukan, aku memang memalukan Bara". Kata Vasca sambil memeluk tubuh tegak Bara.
🙏