mengisahkan tentang petualangan Rakha di negara orang,bertemu dengan arwah perempuan yang sedang hamil dan mencoba untuk membantunya.
langsung baca aja yuk😊😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 31
"Eh!sudah di kasih nama belum ya tadi?apa boleh aku yang kasih nama?ah sudahlah,lebih baik aku istirahat saja sekarang biar besok aku bisa pulang" monolog Juan.Juan segera berganti baju dan kemudian segera istirahat.
Sementara Juan istirahat,ternyata di luar kamar sudah terjadi ebutan yang dapat di cegah oleh Dewi Catha dan juga Dewa Sethlans. Makhluk kiriman dari orang-orang yang memperebutkan pedang Galgano dan juga Juan nekat mengirimkan makhluk tak kasat mata untuk menculik Juan/Rakha.
Mereka ingin Juan masuk ke dalam kelompok mereka agar kekuatan mereka semakin besar dengan adanya Rakha/Juan serta pedang Galgano. Mereka sudah yakin kalau pedang tersebut sudah tidak akan bisa di pegang yang lain kecuali yang bisa dan mampu mencabutnya.
"Mereka ini orang-orang bodoh apa gimana sih?!"ujar Dewi Catha kesal
"Kenapa?"tanya Dewa Sethlans
"Bukankah tadi Juan sudah bilang kalau dia gak mau bergabung sama mereka,kenapa juga sekarang malah kirim yang beginian dan juga di suruh nyulik Juan,sudah tahu Juan atau Rakha dalam lindungan kita,masih saja di paksakan,berarti kan dia gak punya otak?" Jawab Dewi Catha
"Bener juga,kenapa aku rada lemot ya?"
"Dari dulu kau juga sudah lemot Sethlans"
Dalam menghadapi makhluk yang tidak ada habisnya itu mereka masih sempat beradu argument. Dewa Sethlans dan Dewi Catha tidak mau memberi tahu Juan/Rakha karena sedang beristirahat,mereka tidak mau mengganggu istirahat Juan/Rakha sebab besok dia akan melakukan perjalanan panjang kembali.
Juan: keponakan kita sudah lahir
Rakha: iya tahu,kok bisa mirip sama kita waktu bayi ya?
Juan: entahlah,mungkin karena dia tidak mau di temukan oleh bokapnya,kalau nggak mungkin dia menganggap kita sebagai bapaknya
Rakha: ya nggak papa kalau mbak Ratih kasih izin,siapa sih yang gak gemes sama bayi baru lahir,dan aku yakin mama juga gak bakalan keberatan
Juan: ya kamu benar,entah kenapa saat tadi mengadzaninya aku merasakan rasa bahagia yang membuncah di dalam dada,hatiku rasanya berdesir tadi, seolah-olah itu anakku sendiri
Rakha: tapi apa pantes kita yang masih sangat muda ini mendapat gelar ayah?aku takut tidak bisa mendidiknya sama seperti yang di lakukan papa kita dulu,untung kita punya mama yang sangat hebat.
Juan: insyaallah kita bisa, Allah tidak akan menitipkan dia pada kita kalau kita tidak mampu,
Rakha: ya kamu benar,semoga kita bisa membimbingnya seperti papa Ken yang tidak pernah membedakan kasih sayangnya kepada kita juga kepada si kembar
Juan: aamiin,ya kamu benar,papa Ken benar-benar panutan buat kita,beliau tidak pernah membedakan antara kita dengan si kembar,kalau kembar di belikan sesuatu maka kita pun juga sama,bahkan sampai saat ini juga begitu,tapi bedanya sekarang kita hanya di berikan mentahnya saja sebab jauh dari rumah
Rakha: aku tidak menyesal dulu pernah menolongnya, dan firasatku tidak salah akan hal itu, aku senang sekarang mama sudah tidak pernah sedih seperti dulu lagi,dan adik-adik bisa mendapatkan figur seorang ayah,kita tidak perlu berpura-pura kuat lagi di depan mereka
Juan: ya kamu benar, berpura-pura kuat itu sangat melelahkan
Rakha: lebih baik kita istirahat saja,bukankah besok kita akan pulang untuk melihat baby?
Juan: tapi Rakha,entah kenapa aku merasa di alam sadar kita sedang terjadi sesuatu
Rakha: lupakan saja dulu yang itu,di sana sudah ada Dewi Catha,dan aku yakin beliau bisa menanganinya
Juan: hmmm benar katamu,kita butuh istirahat saat ini,sebab kita tidak sama seperti mereka
Rakha: nah itu tahu,jadi mari kita beristirahat
Akhirnya Juan/Rakha beristirahat dengan benar,bukannya mereka tidak mau perdulu dengan pertarungan Dewi Catha dan juga Dewa Sethlans. Mereka bukanlah Dewi atau Dewa yang tidak kenal lelah tersebut,mereka juga butuh istirahat untuk memulihkan tenaga mereka.
*****
Pagi menjelang,Rakha sudah bangun sedari subuh tadi,dan habis melaksanakan dua rakaat Rakha tidak tidur lagi sebab dia sedang berkemas untuk segera pulang.
"Apa yang terjadi semalam Dewi?"tanya Rakha
"Biasa,mereka mengirimkan pasukannya untuk menculikmu,dan sekarang juga sudah ada mata-mata yang sedang menunggumu keluar"jawab Dewi Catha
"Kalau masalah mereka yang nyata Dewi tenang saja,saya bisa mengatasi mereka,saya akan buat mereka tidak bisa mengejar kita"
"Lalu untuk yang tak kasat mata?"
"Itu urusan Dewi dan juga Pabu,kan anda berdua yang paling paham"jawab Rakha dengan entengnya sambil membereskan bajunya ke dalam backpack miliknya
"Terserah"Dewi Catha hanya memutar bola matanya dengan malas mendengar jawaban Rakha
"Oh ya Rakha,setelah ini kamu akan melakukan pelatihan untuk memperkuat dirimu dan mempelajari ilmu untuk bisa memusnahkan mereka yang katamu tak kasat mata,sebab semakin lama musuhmu semakin hebat kekuatannya"ujar Dewi Catha memberi tahukan kepada Rakha
"Ya saya tahu,tapi Dewi,bisakah saya membawa babybak Ratih ke sana?entah kenapa saya tidak tenang meninggalkannya di mansion opa"jawab Juan sekaligus bertanya
"Selama kamu bisa menghandel semuanya kenapa tidak?jika sedang latihan fisik biar aku yang menjaganya nanti"
"Dan Dewi,,,,,"
"Apa lagi yang mau kamu tanyakan?"
"Bagaimana dengan perusahaan kalau aku tidak ada?"
"Tidak usah kamu khawatirkan masalah itu,akan ada yang menggantikan kamu nanti ya di sana,jadi semuanya aman"
"Terimakasih atas semuanya Dewi, entah saya harus merasa beruntung atau sial karena hal ini"ujar Rakha
"Kalau kau ambil sisi positifnya ya kamu sedang beruntung karena memiliki kelebihan dari yang lain,tapi kalau kamu ambil sisi negatifnya ya kamu sedang sial sebab berurusan dengan yang tak kasat mata"
"Anggap saja aku sedang beruntung,sebab tidak semua orang yang di beri anugrah seperti ini oleh sang maha pencipta"
"Bagus kalau kamu berfikir begitu"
Selesai mereka check out Rakha berjalan menuju mobilnya yang terparkir di penginapan. Rakha bisa melihat melalui ekor matanya di mana saja para penguntit itu bersembunyi,anggap saja mereka penguntit ya.
Akha sedang berdiam diri di pinggir pintu sambil menghitung jumlah mereka diam-diam. Dan menurut yang Rakha hitung ada sekitar enam titik persembunyian mereka yang Rakha ketahui,entah kalau ada yang benar-benar sembunyi tanpa sepengetahuan Rakha.
"Kau sedang apa?kenapa berhenti?"tanya Dewi Catha beruntun
"Sedang menghitung jumlah mereka,dan memikirkan strategi bagaimana cara mengalahkan mereka juga mengecoh mereka"
"Kenapa tidak meminta bantuan Pedro saja?"usul Dewi Catha
"Ya Allah,aku sampai lupa sama makhluk yang satu itu,bukannya dia selalu mengikuti ku?"ujar Rakha yang benar-benar lupa akan keberadaan Pedro
"Yang begini ini yang akan menjadi pemimpin?"cibir Dewi Catha
"Hehehe maklum lah,sifat manusiawi itu lupa"
"Ngeles aja kerjaannya,sudah ayo cepat masuk"
Rakha masuk kedalam mobil sambil masih menggendong Dewi Catha. Rakha mendudukkan Dewi Catha di kursi sebelahnya dan memakaikan beliau sabuk pengaman. Setelah merasa kalau Dewi Catha aman,Rakha kemudian menelfon Pedro untuk meminta bantuannya dalam mengecoh lawan.
___________________
Mohon komentarnya dong,,, 🙏 🙏 🙏
Selamat membaca 🥰 🥰 🥰
Jangan lupa dukungannya ya 😊 😊 😊