Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?
Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏
Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28.
Liu, buka akun Weibo mu. #Liucool mulai trending topic. Katakan sesuatu.
Alis Oscar Liu terangkat membaca pesan wechat dari Robin Zhang Wan Fei. Ia berjalan ke arah tempat tidur sambil mencoba untuk masuk ke akun Weibo yang jarang sekali dibukanya. Belum sempat duduk di sisi ranjang.Oscar Liu Shao Feng sudah dengar bunyi sejumlah posting yang memenuhi notifikasinya di akun Weibo itu.
Ada yang tahu siapa gadis yang bersama@OscarLiu official di Hongkong?
Oscar Liu mengerutkan kening dan menggeser- geser jempolnya di layar. Samar-samar bibirnya yang imut terangkat. Ia tidak tahan untuk tersenyum saat membaca sejumlah postingan ke akunnya.
Aku janji tidak akan membunuh siapapun malam ini@OscarLiuOfficial katakan sesuatu padaku, siapa gadis itu sekarang.#Liucool.
Well, Oscar Liu menggerakkan kepalanya sekilas. Hingga akhirnya ia tertawa saat membaca pos dari akun seorang laki-laki.
@OscarLiuOfficial Hidupku berakhir. <3 #Liucool.
"Ini benar-benar di luar dugaan." Oscar tersenyum dan menggeleng-geleng. Mustahil ia membacanya satu- persatu pos yang setiap detik semakin banyak dan bertambah.Hingga akhirnya ia putuskan untuk menulis sesuatu.
Dia bukan orang asing.Dia... istimewa 😊#Liucool.
Oscar Liu tersenyum lagi setelah memastikan dan menaruh hpnya di meja.Tak berapa lama rebah di kasur, ia pun terlelap.
****
Zoya Amanda baru saja mengeringkan wajahnya dengan handuk ketika menemukan Jelly Putri Wijaya sedang tersenyum-senyum di kasur. Bukankah beberapa saat lalu dia masih memberengut?
"Ada apa di balik senyuman itu?"tanya Zoya curiga.
Jelly menoleh dan tersenyum lebih lebar. Ia tidak bisa mengucapkan apapun selain menggeleng dan juga meletakkan hpnya di nakas sebelah ranjang.
"Serius, ada apa denganmu?" decak Zoya.
"Aku baik-baik saja, Zoya," kata Jelly semringah.
Zoya menyipit."Apa ada sesuatu yang harus aku ini ketahui, Jelly? Apa ini tentang Oscar Liu?"
Jelly mengangkat bahu, lalu menatap jendela dan senyumnya bertambah lebar.Untuk kali ini, ia tidak bisa menahan diri.Akhirnya ia menoleh ke arah Zoya dan berkata,"Tidakkah menurutmu lucu, ketika kau bisa tersenyum tanpa alasan saat aku sedang sibuk memikirkan seseorang?"
Merasa mulai mengerti,Zoya akhirnya tersenyum. Ya ampun, sebenarnya, ini lucu sekali.Selama mereka berteman, baru kali ini Zoya melihat dan ia yakin Jelly sahabatnya jatuh cinta.
"Seharusnya aku tidak perlu bertanya.Aku yang pintar ini bisa melihatnya dari wajahnya yang memerah."
Jelly langsung menyentuh wajahnya sendiri yang kini terasa panas.
"Wajahku tidak memerah," protesnya, terdengar agak merengut.
Zoya tertawa."Kau harus melihat wajahmu saat ini sedang kasmaran,Jelly.Percayalah, kau betul-betul tampak mengerikan!"
****
Sudah lewat tengah malam.Ester Mu masih belum bisa tidur dan sibuk memandangi layar kosong di depannya.Kertas putih itu masih bersih dan seketika ia merasa ternista oleh fakta itu.
"Ini salah," decak Ester Mu. Bagaimana mungkin ia belum menulis apapun sejak dua jam yang lalu. Dan sepatah katapun.
Merasa pandangannya mulai berkunang-kunang, ia memejam sejenak. Kepalanya serasa berputar. Mungkin ia kelelahan, begitu pikirnya.Tapi selelah apapun, biasanya ia masih mampu menulis lima hingga sepuluh halaman.Lihat, komputer tua itu pun terlihat mengejeknya sekarang.
Ester Mu tidak pernah menunggu inspirasi, karena ia selalu, begitu komputer menyala semua ide di kepalanya mencuat dan tumpah berhamburan.Itulah sebabnya saat ini ia merasa heran dan muak. Kenapa pikirannya menguap tak berbekas seperti ini?Ke mana perginya kata-kata itu?Sekali lagi ia berdecak sambil menegakkan punggung di kursi kerjanya.
Matanya beralih pada foto Jelly di ujung meja kerja pribadinya.Dorongan asing menggerakkannya untuk meraih foto itu. Ester Mu mengamati sosok Jelly kecil yang tersenyum memeluk boneka panda besar milik putrinya itu. Entah kenapa pancaran mata Jelly yang begitu hangat mengundang rasa kosong dan gelap di benaknya.Rasa yang tak pernah disukainya sejak dulu.
"Dia berusaha untuk menemuimu,Es," kata suaminya dari belakang.
Ester Mu yang terkesiap cepat-cepat meletakkan foto itu kembali."Aku sedang bekerja,"sahutnya agak gugup. Ia mulai mengetik sembarangan di komputer tuanya.
"Kau tidak bisa menutup dirimu dari putrimu sendiri selamanya."
"Kau lihat sendiri, kenyataannya kami tidak pernah bisa bertahan lebih dari setengah jam untuk kami bisa berbicara empat mata."
"Ini salahmu," sahut Steven Parker cepat."Kau terlalu memaksakan kehendakmu kepada Jelly. Kau pula yang memaksanya menikahi laki-laki pilihanmu. Laki- laki yang tidak dicintainya."
"Tapi dia menerimanya waktu itu," kata Ester Mu agak dingin.
"Di telepon, benar?" sahut Steven Parker lagi."Kamu tahu Jelly tak punya pilihan."
"Dia sudah memilih."
"Itu karena Jelly terlalu takut menolak permintaanmu, Es. Apa yang ada di pikiranmu sebenarnya?Dan, juga sekarang, kalau dia tidak mencarimu ke Hongkong, kapan kau sendiri akan menemuinya?"
Untuk sesaat, Ester Mu masih membelakangi Steven Parker.Biasanya suaminya itu mengerti kalau ia sudah bersikap seperti itu.Sebentar lagi suaminya ini pasti pergi.Tapi kali ini, kegelisahan Ester Mu mulai terbit, kenapa pria itu belum beranjak juga?
"Es, kau tentu tahu selama ini Jelly selalu menjaga perasaanmu.Dia selalu berusaha menuruti apapun yang kau inginkan, meski hal itu melukai perasaan anak itu sendiri.Jelly tidak ingin mengecewakanmu."
"Tapi akhirnya dia memilih mengecewakanku."
"Ini salahmu juga," sentak Steven Parker sekali lagi." Kalau kau bersikap lebih terbuka, tidak penuntut, dan tidak menghindarinya, aku yakin hubungan kalian baik- baik saja.Coba, kau ingat, betapa Jelly yang berusaha untuk mengiyakan semua keinginanmu selama ini.Kau menyuruhnya menjadi desain grafis dan anak itu melakukannya.Tunggu, bukan itu intinya dari ucapanku ini."
Ester Mu akhirnya menoleh sambil mengernyit.
"Kau membuat anak itu meninggalkan impiannya sendiri untuk melanjutkan kuliah di universitas yang kau pilihkan untuknya dan mengubur semua hal yang menjadi harapannya menjadi pelukis, lalu kau pula yang tidak pernah ada di sisinya,berpikir karirnya pun sebagai desain grafis dan kurator bisa bersinar ibu kandungmu kelak?Mereka hidup di era yang berbeda, Es. Orangtua macam apa yang menyuruh anaknya sendiri menjadi kurator saat ini?"
Semburan Steven Parker membuat Ester Mu mulai meradang. Saat ini Ester Mu yakin kemarahan yang begitu membara terpancar jelas di wajahnya yang cantik.
"Es, " panggil Steven Parker lirih."Jelly anakmu itu memang pernah meninggalkanmu, tapi dia sudah berusaha untuk menebus kesalahannya dengan dia itu menuruti apapun yang kau inginkan. Aku tahu, seharusnya aku tidak perlu mencampur urusan pribadimu.Tapi maaf, aku tidak bisa diam saja saat aku melihat putri tiriku yang kusayangi harus selalu mengalah untukmu. Aku tahu hubunganmu dengan anak itu benar-benar dingin dan berjarak jauh sejak Jelly memilih untuk tinggal bersama Papa kandung anak itu sendiri yaitu Jonathan Wijaya.Dulu, delapan belas tahun yang lalu."
Bersambung!!