Niat baik berubah menjadi petaka bagi Raisa, bagaimana menolong pria asing malah membuatnya dinikahkan secara paksa oleh warga yang mengira mereka berbuat asusila. Meski berkali-kali mencoba menjelaskan namun warga yang kolot tidak mempercayai apa yang Raisa dan Bryan katakan hingga mau nggak mereka menikah dengan terpaksa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau
"Kenapa kamu nggak bilang pada suami kamu kalau kamu yang telah menyembunyikan Yuke dan keluarganya." Papa Raisa sangat heran pasalnya Raisa telah melakukan hal besar namun tidak bilang pada sang suami.
Sebagai seorang konglomerat, papa Raisa memiliki banyak rumah dan villa, Yuke dan keluarganya Raisa suruh untuk menjaga salah satu villa mereka di luar kota, semua sudah papa Raisa urus sehingga tidak akan ada orang yang bisa menemukan Yuke termasuk Dimitri dan anak buahnya.
Sebagai seorang wanita Raisa merasa iba akan nasib Yuke yang dijadikan budak ranjang oleh Dimitri, manusia iblis yang tidak punya hati.
Dari pada terus menjadi tempat pembuangan benih Dimitri, Raisa menyembunyikan Yuke di villa papanya, di sana Yuke digaji oleh papa Raisa sebagian balasan karena telah menjaga dan mengurus villanya.
"Nggak pa, semakin banyak yang tau keberadaan Yuke semakin nggak aman, lagipula Dimitri rawan bertanya pada mas Bryan mengingat Yuke adalah sekertarisnya," jawab Raisa.
Papa Raisa hanya manggut-manggut mendengar jawaban Raisa.
*********
Usia kandungan Raisa kian membesar, di sisi lain Bryan disibukkan dengan pekerjaan yang semakin banyak pasalnya Gilang harus bagi tugas di perusahan Bryan dan juga perusahan Papa Raisa.
"Pulang malam terus, kamu punya cem ceman ya mas." Rasa curiga mulai merasuki hati Raisa.
Bryan yang lelah mengusap rambutnya dengan kasar, pertanyaan itu yang terus dia dapat setiap pulang kerja.
"Lama-lama aku muak sama kamu, tiap pulang kerja pasti pertanyaan itu yang kamu tanyakan mau kamu itu apa sih! suami pulang kerja selalu dicurigai, kamu kan tau sendiri aku harus memegang dua perusahaan jadi wajar kalau pulang malam." Makian Bryan membuat Raisa terdiam dan matanya mengeluarkan air mata.
Bryan yang pusing dengan urusan kantor memilih langsung tidur tanpa ingin berbicara apa-apa lagi pada Raisa.
Tentu Raisa sangat kesal dengan Bryan yang mengabaikannya.
Keesokannya Raisa bangun terlebih dahulu, dia mengemasi bajunya rencannya dia ingin pergi dari rumah Bryan. Hatinya masih sakit karena ucapan dan sikap Bryan semalam.
Dengan menenteng kopernya Raisa keluar dari kamar. Para papa yang tau tentu sangat heran kenapa Raisa membawa koper pagi-pagi seperti ini.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya papanya.
"Raisa mau pergi pa," jawab Raisa.
"Kemana?" tanya Papa Bryan.
"Kembali ke rumah papa," jawab Raisa.
Papa Bryan terlihat sangat shock mendengar ucapan Raisa, beliau segera memanggil Bryan.
Tak berselang lama papa Bryan kembali dengan Bryan yang masih mengantuk.
"Lihatlah istri kamu ingin pergi." Papa Bryan menunjuk Raisa dan koper yang akan dibawanya.
Bryan yanga masih menyimpan rasa kesalnya pada sang istri bukannya melarang namun malah menyuruh Raisa pergi.
"Kamu mau pergi? ya sudah pergi saja sana lagian kesal aku sama kamu yang kerjaannya hanya curiga nggak jelas."
Sontak ucapan Bryan membuat para papa menatapnya dengan tatapan yang tak biasa, tak hanya mereka Raisa juga sangat shock atas ucapan Bryan.
"Kini aku tau kalau kecurigaan aku nggak salah," kata Raisa.
Raisa menyeret kopernya keluar tak lupa dia mengajak papanya untuk pulang.
"Papa kecewa sama kamu Bryan." Papa Bryan segera menyusul mantunya mencoba melarang namun Raisa enggan untuk tinggal.
Sepanjang perjalanan pulang, Raisa terus menangis hingga papanya tak tega melihat anak semata wayangnya dengan kondisi seperti ini.
"Ingat bayi yang ada di dalam kandungan kamu sayang," bujuk papa Raisa.
Bukannya berhenti Raisa malah semakin histeris, otaknya pergi kemana-mana membayangkan kalau Bryan memiliki wanita lain diluar sana.
"Papa lihat kan bagiamana sikap Bryan, Raisa yakin kalau dia ada main dengan wanita lain pa." Raisa tetap bersikukuh dengan pikirannya sendiri.
Papa hanya bisa menggelengkan kepala, menasehati saat lagi panas seperti ini memang nggak akan diterima.
Setibanya di rumah papa Raisa menghubungi papa Bryan, mengatakan kalau lebih baik mereka tidak ikut campur, alangkah baiknya kalau mereka menyelesaikan sendiri urusan mereka.
Papa Raisa yakin kalau Bryan dan Raisa nggak akan kuat berpisah lama-lama karena hal seperti ini pernah beliau rasakan dulu, sok sok an pisah rumah baru tiga hari sudah rindu dan menjemput mama Raisa.
Benar saja apa yang dikatakan papa Raisa, baru sehari Raisa sudah banyak melamun, dia terus menatap langit di balkon sudah jelas kalau dirinya memikirkan Bryan.
"Aku terpenjara sepi disini mas tanpa kamu, tapi aku juga kesal sama kamu yang sudah nggak sayang lagi sama aku, punya simpanan lagi." Raisa berbicara sendiri sambil melihat bintang di langit.
Langit sangat cerah, ribuan bintang nampak bertebaran di langit tapi semua berbanding terbalik dengan dua insan manusia ini, Bryan dan Raisa.
Semenjak Raisa pergi, Bryan nampak murung sedikit banyak dia menyesali sikapnya yang tidak melarang Raisa pergi.
"Aku menyesal sayang, maafkan aku. Andaikan aku lebih sabar lagi. Usia kandunganmu semakin membesar tapi aku malah tidak memahami keadaan kamu." Bryan di tempatnya juga memikirkan Raisa.
"Aku sepi tanpa kamu sayang, aku bisa mati jika kamu tak ada di samping kamu." Dia terus bermonolog dengan dirinya sendiri.
Papa Bryan yang melihat anaknya nampak tersenyum, benar dikatakan papa Raisa kalau sebaiknya mereka sendirilah yang menyelesaikan masalah mereka.
"Bryan Bryan, sok sokan bisa tanpa istri kamu," batin papa.
Di ranjangnya Bryan terus menatap bagian kosong di sampingnya, bayangan Raisa menatapnya terus membayangi Bryan. Tak hanya Bryan, Raisa juga iya, di sampingnya dia terus saja membayangkan kalau Bryan menatapnya.
OMG, kedua orang yang saling menyiksa diri, terkadang memang seperti itu, ego yang tinggi membuat seseorang rela untuk menyiksa dirinya.
Di sisi lain, Dimitri terus uring-uringan, dia lupa akan tujuannya untuk menghancurkan Bryan, dia kini disibukan mencari Yuke yang bak ditelan bumi.
"Kemana sih wanita ini."
Prank
Lagi-lagi dia melempar botol minuman yang dibawanya, keadaannya sungguh kacau, rasa cinta yang perlahan tumbuh membuatnya semakin tersiksa.
"Tuan anda baik-baik saja." Asistennya nampak khawatir dengan keadaan Dimitri.
"Cari Yuke sampai ketemu dan bawa di hadapanku!" Dia terus berteriak.
Asistennya yang bernama Rafi tak percaya Dimitri sampai seperti ini, gara-gara Yuke dia sampai seperti orang gila.
"Baik pak akan saya cari sampai ketemu," kata Rafi lalu pamit.
Di sisi lain Yuke sedikit banyak juga memikirkan Dimitri, sering dipaksa Dimitri untuk berhubungan badan menumbuhkan rasa rindu dan kawan-kawannya.
"Kenapa aku memikirkan bajingan itu." Yuke bergumam.
Cinta memang susah ditebak, siapa sangka dari rasa benci munculah rasa cinta. Dimitri mulai mengobrak abrik hati Yuke, hati tanpa tuan kini mulai memiliki tuan lagi meski tuannya bukan pria yang diinginkan.
othor nya kocak nih 🤣🤣
selamat buat rafi dn amanda🌹🥰
buat Gilang... jodohmu masih d pending sama kak el... sabar y🤭😂😂
sukses dn semangat buat kak el... sehat2... semoga karyamu selalu menjadi favorit para readers👍💪🥰😘😘😘😘😘😘🌹🌹🌹🌹🌹🌹
d tunggu cerita berikutnya😉❤
auto pusing atas bawah tu rafi🤭😂😂😂
rafi somplak
astaga rafi... jadi pingin nampol tu mulut😔