NovelToon NovelToon
Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:844.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: neng_yanrie

sekian tahun Tasya mencintai suaminya, selalu menerima apa adanya, tanpa ada seorang anak. bertahun-tahun hidup dengan suaminya menerima kekurangan Tasya tapi apa yang dia lihat penghianatan dari suami yang di percaya selama ini..

apakah Tasya sanggup untuk menjalankan rumah tangga ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

"Gimana Mbak, sudah baikan?"

"Alhamdulillah sudah baikan."

"Evan gak ikut?" tanya Tasya ketika melihat Kirana datang sendiri.

"Tidak, Mbak. Aku titipkan pada pengasuh." balas Kirana menghampiri Tasya dan menyimpan bawaannya di sebuah meja.

"Semalam saya membuat puding coklat, semoga mbak Tasya suka."

"Terimakasih, ya," balas Tasya.

Kirana mengangguk dengan senyumannya yang manis dan khas.

"Aku cukup kaget bila kamu sama Radit ternyata saling mengenal," lanjut Tasya.

"Iya, kami teman baik dulu, Mbak." balas Kirana.

Tasya mengangguk paham. Kemudian melirik sedikit ke arah Radit yang terlihat berbeda dari biasanya. Semalam saat ia bercerita tentang Kirana yang menghubunginya, jujur saja ia terkejut dan sama sekali tidak menyangka. Sempat sedikit marah juga, karena ternyata banyak hal yang Radit tidak ceritakan. Tapi ia menyadari, setelah kebersamaannya dengan Devan, Tasya memang sedikit menarik diri dan jarang lagi berkumpul dengan Radit dan Clarisa.

"Sedekat apa hubungan kalian dulu?" Tasya kembali bertanya dengan sedikit senyum agar tidak terlihat sedang menelisik.

"Sudah makan dulu itu pudingnya," timpal Radit sebelum Kirana menjawab. Ia sedikit mendekat pada nakas dan membuka bungkusan yang di bawa Kirana. Kemudian memotongnya dan menyajikannya untuk Tasya dan Kirana. Entah kenapa, ia tidak ingin banyak mengulik tentang itu.

"Kamu sendiri gak nyobain?" tanya Tasya.

"Dia sering nyobain dulu, Mbak." balas Kirana.

Entahlah, ada yang tidak nyaman merasuk dalam hati. Entah kenapa akhir-akhir ini, Tasya sering merasa tidak ingin Radit melirik yang lain. Bahkan ketika memandangi foto pernikahannya dengan Clarisa pun ada sesuatu yang mengganjal di hati. Tapi, Tasya mencoba mengalihkan perasaan itu, ia kembali bercengkrama sambil menikmati sepiring puding.

"Apa sekarang langkah yang akan kamu lakukan? Sudah punya planing?" tanya Tasya mulai serius dengan Kirana.

Wanita yang duduk di samping ranjangnya itu menghela napas panjang, tanpa harus di perjelas, ia tahu arah pertanyaan Tasya kemana.

"Entahlah, Mbak. Terkadang aku yang terlalu pengecut dan menciut ketika Evan yang menjadi ancaman,"

"Kamu berat?"

Kirana mengangguk. "Evan yang membuatku berat, Mbak. Mereka saling menyayangi, meski sebagai laki-laki dia biadab, tapi harus ku akui dia adalah ayah yang baik."

Tasya menghela napas panjang kini. Posisi Kirana mungkin sama rumitnya dan sulit, ada darah yang kuat untuk menghubungkan mereka.

"Aku sedang mengumpulkan keberanian untuk pergi dan melanjutkan hidup." jawab Kirana lirih.

"Apa selama ini Devan kasar padamu?" tanya Tasya lagi.

Kirana menggeleng pelan.

"Tidak, dia memang dingin, tapi tidak pernah kasar atau memukul,"

"Aku yakin kamu wanita baik, semoga Tuhan pun memberikan kebaikan untuk kamu."

"Aamiin."

Sementara Devan masih tertidur pulas berdampingan dengan Sintia. Sementara ia tiba di rumah setelah larut, Sintia menunggu sampai ketiduran di sofa.

Sepanjang malam banyak hal yang mereka bicarakan, termasuk sikap Devan yang berubah. Ia bilang, semenjak kejadian viral itu, ia mulai kehilangan rasa, apalagi ia pun sangsi bila anak yang sedang di kandung Sintia bukanlah anak kandungnya.

Gadis itu menangis semalaman, ia bersumpah sampai sesegukan bila anak yang di kandung memang anaknya.

Melihat Sintia yang terus menangis, Devan sedikit melunak dan akhirnya memeluk sambil menenangkan. Tidak ada apa pun yang terjadi semalam.

*****

.

.

.

Hari ini setelah sekian lama Tasya tidak masuk kantor, akhirnya ia kembali bekerja. Beberapa laporan menunjukkan hasil yang cukup baik. Ia sedikit lega, berkas yang di ajukan ke pengadilan agama pun sudah naik satu tahap, ia mendapat kabar dari pengacaranya akan mulai sidang pertama Minggu depan.

tok..tok...tok...

cek lek

Rara masuk ke dalam ruangan Tasya, seperti biasa, ia memberikan dokumen.

"Kamu yang memberi tahu Oma kalau aku bercerai?" tanyanya pada Rara dengan suara pelan tapi tegas.

"Memang kalau aku tidak bilang, Oma gak akan tahu? Lambat laun pun pasti bakal tahu," jawab Rara merasa tidak bersalah.

"Apa kapasitasmu memberi tahu masalah pribadiku?" ucap Tasya lagi tidak kalah dingin.

"Bukankah aku sepupumu? Cucu dari Oma? Salah memberi tahu ini pada Oma?"

"Apa kamu tidak berpikir dampak panjangnya, Oma sekarang di rawat di rumah sakit?"

Rara diam, dalam hatinya ia tidak peduli. Sejak kecil merasa di bedakan membuat ia tumbuh dalam perasaan yang dingin terhadap neneknya. Bahkan juga pada Tasya yang berkali-kali menyelamatkan nyawanya, sejak dulu, ia menyayangi Tasya seperti menyayangi saudara kandung sendiri, apalagi mereka tumbuh dalam rumah yang sama, lingkungan yang sama.

"Kamu masih iri padaku, Rara?" tanya Tasya lagi, suara lebih lirih.

Rara diam tidak menjawab, ia menyibukkan diri dengan berkas-berkasnya, tapi masih belum beranjak dari ruangan ini.

"Apa yang kamu irikan padaku? Hidupku tidak seindah itu, bahkan mungkin jauh lebih menderita di banding kamu. Aku memiliki kisah kelam, pasti kamu tahu. Suamiku berkhianat, kamu juga tahu 'kan?"

Rara masih diam, bingung dengan apa yang hatinya rasakan. Ada denyut menyakitkan di sana.

.

.

.

.

.

Bahkan aku memilikimu yang begitu aku sayangi, tapi tidak pernah menyayangiku. Tidak ada yang perlu membuat mu iri.

1
sri endah
Luar biasa
sihat dan kaya
tak ikhlas
sihat dan kaya
ayahnya non muslim ke?
sihat dan kaya
kau sekeluarga dah hancur keluarga Tasya.... nk apa lagi? harta dah dpt... gila betul laaaa... hidup penuh dendam kesumat.... padahal asal muasal masalahnya pada maknya sendiri
Nany Halianson: padahal asal muasal masalahnya pada maknya sendiri
total 1 replies
sihat dan kaya
kahkahkahkahkah...kau jijik dgn Sintia??? Lalu kau??? Kau sama saja bejatnya kaya Sintia koq... suka MELABUR sembarangan...
sihat dan kaya
CELAKA... SUNGGUH CELAKA.... 😭😭😭🤬🤬🤬🤬
Anifa Anifa
Tasya itu pembawa sial, coba aja Radit nggak berhubungan sama Tasya, nggak akan jadi seperti ini, karena Tasya itu kamu thour pembawa sial bagi keluarga mu
Anifa Anifa
kenapa nggak sekalian mati aja sih si Tasya, eneg tau
Anifa Anifa
skip skip skip males bacanya novel nggak bermutu
Anifa Anifa
itulah bodoh nya Tasya, makanya tuhan tidak kasih dia kebahagiaan, adilkan karena dia terlalu bodoh, syukur deh tuhan ambil ortu nya harta nya lewat Devan
Kasmawati S. Smaroni
sepertinya tasya ga cocok jadi ibu,
Kasmawati S. Smaroni
ga ngerti jg aku jalan ceritanya,serasa baca koran krimal
Kasmawati S. Smaroni
ga selamanya pemeran wanitanya bahagia
Nita Kusnitawati
jalan ceritanya koq jd loncat ke rumah di puncak ya
Yusan Lestari
the best👍
Hilda Hayati
jangan2 kirana nih yg bakal jadi penggnti Tasya
Hilda Hayati
Lumayan
Hilda Hayati
Kecewa
Akun Lima
athornya pengecut anjing kaga ada respon anji k
Akun Lima
thor jangan terlalu goblok dong balas anjink
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!