NovelToon NovelToon
Empty Love Syndrome

Empty Love Syndrome

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Tamat
Popularitas:5.2M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

Instagram elis.kurniasih.5

Perjuangan cinta sepasang suami istri yang menikah karena cinta.

Akankah mereka bertahan dengan berbagai ujian yang datang silih berganti? Akankah kekosongan cinta yang sempat hadir karena kesibukan keduanya menambah kerapuhan bahtera rumah tangga itu?

Cekidot
Maaf ya, cerita ini bertebaran bawang yang bisa buat mata perih perih dikit 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alana tampak berbeda

Setelah subuh, Alana tidak kembali tidur. Reno pun tidak. Alana langsung menuju dapur dan membuatkan sarapan. Sedangkan Reno berbincang dengan nenek Alana. Reno memang sudah menganggap Aminah seperti nenek sendiri. Sejak dulu, pria itu selalu perhatian pada nenek Alana dan Aminah pun menyukai Reno.

Kondisi Aminah hari ini jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Alana bisa melihat nenek dan suaminya tampak bercengekerama dan sesekali bercanda saat ia meletakkan tempe goreng tepung di meja makan. Moment seperti ini yang tidak bisa Alana lupakan.

Alana kembali ke dapur. Di sana, ia ditemani oleh Tuti. Tak lama kemudian, Reno pun ikut ke dapur. Ia mencari-cari sesuatu di sana.

“Ngapain, Mas?” tanya Alana.

“Mas mau buatkan nenek susu. Di mana ya kotak susunya?” Reno balik bertanya.

“Oh, ya ampun.” Tuti menepuk jidatnya. “Maaf, Mbak Al. kemarin Tuti lupa beliin susu nenek.”

Alana membulatkan matanya. Padahal sejak kemarin ia sudah memberikan uang pada Tuti agar membelikan susu khusus diabetes itu pada sang nenek.

“Ya udah ngga apa. Biar aku aja yang beli,” ucap Reno. “Di ujung sana supermarketnya buka dua puluh empat jam kan?” tanyanya pada dua wanita itu.

Alana mengangguk dan Tuti pun bersuara, “iya, Mas. Supermarket ujung yang di jalan besar ya.”

Reno mengangguk dan pergi. Sebelum itu, ia menyempatkan untuk mengecup kening Alana.

“Duh, so sweet banget sih, Mbak,” ledek Tuti yang melihat adegan romantis itu setalah Reno pergi dari dapur.

Reno segera mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di meja rias kamar Alana. Lalu, ia segera melangkahkan kakinya untuk keluar. Ia juga menghampiri Aminah untuk pamit sebentar.

Hari masih sangat pagi. Matahari pun belum muncul sempurna, hanya sudah terlihat agak sedikit terang.

Saat Reno menghampiri mobilnya, ia melewati sebuah mobil sedan berwarna silver. Mobil yang sejak semalam ingin sekali ia tanyakan pada Alana, tapi lupa hingga saat ini.

Lalu, Reno masuk ke dalam mobil itu menuju supermarket yang letaknya tidak jauh dari rumah Aminah. Namun, jika harus ditempuh dengan berjalan kaki, cukup memakan waktu yang lama. Rumah orang tua Reno dengan Aminah pun terbilang dekat. Rencananya, sebelum berangkat kerja, Reno akan membawa Alana mampir sebentar ke rumah orang tuanya.

“Mbak Al, Mas Reno cinta banget ya sama, Mbak,” ucap Tuti, wanita yang pernah gagal menikah dan memiliki satu anak perempuan yang ia tinggalkan dengan orang tuanya di kampung.

Alana menjawab dengan senyum.

“Dulu, suami Tuti juga sayang banget sama Tuti, sayang sama Gendis. Apalagi pas Gendis lahir, dia bahagia banget.”

Alana mendengarkan cerita Tuti sembari menumis, sedangkan Tuti menyiapkan bahan-bahannya.

“Terus kenapa bisa cerai?” tanya Alana.

“Ngga tahu. Sampe sekarang, Tuti juga ga tahu salah Tuti apa? Tiba-tiba dia minta cerai,” jawab Tuti.

“Karena wanita yang jadi istrinya sekarang?” tanya Alana lagi.

“Mungkin. Wanita itu teman SMA dia, Mbak.”

Deg

Sontak Alana teringat pada Dewi.

“Ngga tahu mereka ketemu di mana? Mas Jamal juga ngga keliatan seperti orang selingkuh. Dia selalu ada di rumah. Selalu ada buat saya sama Gendis. Tapi tiba-tiba … ah sudahlah. Kalau diingat malah sakit hati. Mending seperti ini aja,” ucap Tuti yang membuat Alana terdiam.

Jamal suami Tuti mirip dengan tingkah Reno sekarang. Walau Reno tidak sama dengan Jamal karena memang antara Reno dan Dewi tidak memiliki hubungan apa pun selain teman kerja. Alana juga berpikir bahwa Dewi mirip sekali dengan wanita yang sekarang menjadi istri mantan suami Tuti. Jamal meninggalkan Tuti dan Gendis begitu saja, hingga Tuti harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di sana sini. Untungnya, sekarang Tuti memiliki majikan seperti Alana yang tidak pelit dan mampu menggajinya lebih dari cukup untuk kehidupan putri dan orang tuanya di kampung.

“Tapi kalau Mas Reno mah ga akan seperti Mas Jamal, Mbak,” kata Tuti lagi.

“Sok tahu,” sahut Alana.

“Ya, gini-gini saya udah kenal tipe lelaki, Mbak. Mana yang jujur mana yang ngga itu keliatan.”

Alana tertawa. "Aamiin … Semoga ya, Mbak.”

"Lagi pula Mbak Al dan Mas Reno kan nikah karena sejak awal udah pacaran, udah saling menicntai. Bukan karena dijodohin seperti saya. Jadi beda," ucap Tuti lagi. Sementara Alana hanya mendengarkan.

Tidak sampai tiga puluh menit, Reno sudah kembali ke rumah Aminah dengan membawa susu khusus itu. Reno malah membelinya langsung dua box yang berukuran besar.

“Wah, banyak sekali Mas Reno,” ucap Tuti yang menerima bungkusan itu.

“Buat stock sekalian, Mbak. Simpan yang satunya ya. Kalau habis bilang saya.”

Tuti mengangguk. “Terus uang yang dari Mbak Al, gimana?” tanyanya yang sudah mendapat uang dari Alana kemarin.

“Ya udah pegang aja buat kamu jajan,” jawab Alana.

“Alhamdulillah, sering-sering ya, Mbak.”

Alana menggeleng. Lalu melirik suaminya yang sedang membuatkan susu untuk nenek Alana. “Ngapain sih Mas beli banyak. Kalau habis, nanti juga aku yang beli.”

Reno menatap Alana. “Mas tahu kamu sudah punya uang sendiri, tapi bukan berarti Mas berhenti memenuhi kewajiban Mas kan?"

Alana terdiam.

Reno memang cocok mendapat jabatan lebih cepat di kantor dan langsung diposisikan sebagai manager, karena selain pintar, ia juga pandai bicara. Walau sejak kecil Reno tergolong orang yang introvert dan suka sendiri. Namun ketika di kelas, ia cukup vokal. Sejak kecil, Reno tidak memiliki banyak teman. Bahkan sahabat pun tidak ada. Ia lebih suka sendiri dan pendiam, kecuali jika dibutuhkan untuk bicara hal yang penting, maka mulutnya tak akan berhenti. Dan, saat menyukai Alana, perlahan introvert itu pun berubah. Perlahan, Reno sering bercerita tentang dirinya dan Alana pada sang ibu, juga sang ayah. Hal itu yang membuat orang tua Reno langsung menyetujui hubungan mereka dan meminta Alana pada Aminah, padahal saat itu Alana baru lulus SMA.

“Oh ya, di luar mobil siapa?” tanya Reno sembari mengaduk.

Alana melongokkan kepalanya ke arah jendela yang dapat terlihat suasan di depan gerbang.

“Sedan silver,” ucap Reno lagi.

“Oh itu. mobil kantor. Bos memintaku untuk membawa mobil itu supaya aku ga telat.”

“Baik sekali,” jawab Reno. “Mas baru tahu. Bahkan Mas ga tahu kalau kamu sudah bisa menyetir mobil.”

“Ya, akhir-akhir ini kita terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Jadi aku belum sempat cerita. Bilqis mengajariku dan aku juga sekolah setir setiap pulang kerja.”

Reno menganggukkan kepala sembari berpusat pada susu yang sudah siap disajikan.

“Mulai sekarang, Mas ga usah antar dan jemput aku lagi ke kantor.” Alana tersenyum.

Namun senyum itu tidak membuat Reno senang. Entah ia harus senang atau malah marah mendengar hal ini. Yang pasti, Alana semakin hari semakin mandiri dan tidak lagi banyak membutuhkan dirinya.

“Kalau Mas jemput, berarti kamu ga usah bawa mobil itu bisa kan?” tanya Reno.

Alana menggeleng. “Ngga. Aku takut paginya ketelatan. Soalnya jam tujuh aku harus udah ada di rumah bos aku.”

Alana meletakkan semua makanan yang sudah matang itu ke meja makan. Reno pun mengikuti langkahnya sembari membawa gelas yang akan ia berikan pada Aminah.

“Pagi sekali,” protes Reno pada Alana yang hendak kembali ke kamar untuk bersiap diri dan berangkat.

“Iya, setiap pagi aku ditugaskan untuk mengantar anaknya sekolah.”

Reno menyipitkan dahinya. “Memang anak Bos tidak ada babysitter?”

“Ada. Tapi anak itu ingin aku yang mengantarnya,” jawab Alana tersenyum. “Aku siap-siap dulu ya, Mas.”

Reno menatap istrinya. ia tak melarang Alana karena Alana pun tidak pernah melarang apa yang ia lakukan.

Reno hanya bisa memandangi istrinya yang tampil cantik saat akan berangkat.

“Al, kamu selalu berangkat sepagi ini?” tanya Aminah saat Alana pamit.

“Iya, Nek. karena Alana masih karyawan baru, jadi Alana ga bisa nolak.”

Pandangan Alana beralih pada Reno. Ia meraih punggung tangan Reno dan menciumnya seraya berkata, “Baju kerjamu sudah aku siapkan di atas tempat tidur ya, Mas. Maaf aku berangkat duluan. Nanti Bi Tuti buatkan kamu bekal.”

Alana tersenyum dan menepuk dada Reno.

Reno terdiam. Ia hanya bisa melihat istrinya pergi sembari mengendarai mobil itu. Alana tampak berbeda.

“Apa mengizinkanmu bekerja adalah keputusan yang salah?” tanya Reno dalam hati sembari menatap sedan berwarna silver itu keluar dari rumah Aminah.

Semula Reno mengizinkan Alana bekerja agar sang istri tahu bagaimana kesibukan dikantor, supaya Alana tidak terus posesif dengan meneleponnya berkali-kali dan marah saat telepon itu tidak diangkat.

Tapi kini, keputusan itu justru akan menjadi boomerang bagi Reno sendiri.

1
Dewa Rana
segan Thor, bukan enggan
Annisa Yuda
ada yang baru keluar dari kandang 😂
Annisa Yuda
bangun tidur coma pake boxser dikamar sama lawan jenis?? sesantai itu💣
Vitriani
Luar biasa
Dewa Rana
sebelumnya manggil "Sir" sekarang ganti "pak"
Dewa Rana
sepatu kets Thor, bukan sepatu cats
Dewa Rana
gimana caranya berdiri di atas tungku Thor 😃😃
teh rebahan
👍👍
Dewa Rana
memprovokasi Thor, bukan memprovokatori
Komang Diani
keren banget
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
ALNAZTRA ILMU
rumah seperti tongkang pecah menanti mu alana😅😅
ALNAZTRA ILMU
iya benar. lu bdh
ALNAZTRA ILMU
elegan
ALNAZTRA ILMU
sedihhh
ALNAZTRA ILMU
mati
Miyagi Mitsui
Reno Reno
Miyagi Mitsui
ada niat..sepatutnya sesama wanita kan..jangan lah jadi perampas
Dewa Rana
ibunya siapa Thor
Dewa Rana
pelajaran buat kita agar jangan takabur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!