21+
Pernikahan yang dianggapnya sempurna telah ternoda dengan pengkhianatan , membuat Yuda seakan mati rasa dan tak percaya lagi dengan yang namanya cinta .
Tapi ...demi sang buah hati yang begitu merindukan sosok seorang ibu , ia rela melakukan apapun , bahkan untuk membuat perjanjian pernikahan dengan seorang wanita yang baru dikenalnya .
Apa ia bisa menerima orang yang baru dikenalnya untuk menjadi ibu baru anaknya ?
Atau ia akan mempertahankan cintanya hanya untuk seseorang yang pernah sangat menyakitinya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon difadipho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Tak lama ...Laura melepas pelukannya , tanpa sengaja menyenggol tangan Arya yang memegang banyak tas belanjaan , sehingga satu tas terlepas dari genggaman tangannya dan jatuh ke lantai , isinya menyeruak keluar .
Laura menatap kantong tas yang jatuh dan penasaran dengan isi didalamnya .
Ia lalu berjongkok dan mengambil tas yang jatuh .
Mengeluarkan isinya dan cukup membuatnya terkejut .
Ia mendongak . " Hey ...kamu beli baju tidur cewek ?" Serunya , sambil mengambil satu baju .
Arya dengan cepat mengambil baju di tangan Laura dan memasukkan lagi ke dalam tas .
Karina yang berdiri di belakang , berjalan mendekat .
" Laura ..." Panggilnya ." Kenalin itu Luna . " Tunjuk Karina .
Luna tersenyum sambil sedikit menundukkan kepalanya .
Laura membalasnya dengan senyuman juga , tapi sedikit heran melihatnya .
" Hai ..." Sapa Laura .
" Luna ini calon istrinya Arya ." Ucap Karina dan kali ini benar-benar membuat Laura terkejut , ia langsung menoleh ke Karina .
" Calon istri ?" Tanyanya lagi memastikan .
Karina mengangguk .
" Tapi...kok aku nggak tahu mereka berhubungan ?" Tanyanya lagi .
Karina tersenyum ." Iya mereka memang nggak pacaran , baru aja kenal ...dan Arya langsung memutuskan untuk menikah ."
Laura diam , seperti ada sesuatu yang dipikirkan .
" Ehm Ma ...nanti tolong minta Minah bawa ini ke kamar ya ." Arya meletakkan tas belanjaannya di lantai .
" Kamu disini aja dulu sama Mama .." Katanya pada Laura .
" Kamu mau kemana ?" Tanya Laura .
" Aku antar Luna pulang dulu , takut kemalaman ."
Laura mengangguk , tanpa berkomentar .
Luna berpamitan ke Bu Karina , setelah itu merayu Sasa yang masih juga merengek minta ikut , sampai akhirnya ia mau juga tinggal di rumah .
" Mbak , aku permisi dulu ." Pamitnya pada Laura , yang hanya tersenyum padanya . Tak tahu kenapa , ia merasa ada yang berbeda dari tatapannya , setelah Bu Karina memperkenalkan padanya tadi .
Sebenarnya siapa dia ?
Apa pantas kalau ia menanyakan hal ini pada Pak Arya ...
Mungkin mereka punya hubungan dekat , tapi kenapa Pak Arya malah memintanya yang menjadi istrinya bukan dia .
Hal ini tiba-tiba saja membuatnya terusik . Rasanya untuk menanyakan hal ini langsung ke Pak Arya seperti kurang sopan . Memang siapa dia ...mereka hanya berstatus kontrak nantinya dan ia tak berhak mencampuri urusan pribadi Pak Arya .
Jadilah ia mengurungkan niat untuk menanyakan hal itu , disaat mereka berdua di dalam mobil sekarang .
Lebih banyak diam , tidak seperti saat bertiga bersama Sasa tadi .
" Laura itu anak teman nya Mama dan kita sudah bersahabat dari kecil ."
Luna menoleh , kaget tiba-tiba Arya bersuara , setelah beberapa menit mereka sama-sama diam .
" Oh iya Pak ." Jawab Luna .
Arya menatapnya saat mobil berhenti di lampu merah ." Tolong jangan panggil seperti itu lagi ." Ucapnya serius .
" Maksudnya ?" Tanya Luna heran .
" Jangan panggil Pak dan bicara yang formal , nanti orang mengira kita semacam atasan dengan karyawannya ."
Luna melotot , heran dengan ucapan laki-laki yang kini tengah menatapnya itu . Mereka memang atasan dan karyawan , sekarang .
" Terus ...saya harus panggil apa ?" Tanyanya polos .
" Jangan pakai kata saya , aku dan kamu ...paham .."
Lagi-lagi Luna terkesima ." Jadi saya ...oh maaf maksudnya aku harus panggil apa ?" Tanyanya ulang ,tanpa mengalihkan pandangan keduanya .
" Mas ..." jawab Arya pendek , lalu kembali fokus menatap ke depan , karena lampu sudah hijau dan beberapa mobil di belakang mereka sudah bersautan membunyikan klakson .
Di rumah ...
Karina masih di kamar Arya membawakan barang belanjaan tadi karena Minah masih sibuk di dapur , jadi ia membawanya sendiri .
Di ruang tengah , Sasa menemani Laura disana .
" Jadi benar Papanya Sasa mau menikah ?" Tanya Laura .
Sasa mengangguk ." Iya ...Tante Luna mau jadi Mama aku ." Jawab nya girang .
" Sasa kayaknya udah dekat banget sama Tante Luna ?"
Sasa hanya tersenyum sambil memainkan ujung rambutnya .
Tak lama Karina menghampiri mereka ..
" Laura maaf ya ,kamu kesini tapi Arya nya malah keluar ."
" Nggak papa Tante ...kan besok-besok juga masih bisa ketemu ."
" Sasa ganti baju dulu yuk ..." Suster Mia menghampiri dan mengajak Sasa masuk .
Saat mereka hanya berdua , Laura menanyakan sesuatu yang sedari tadi mungkin mengganggunya .
" Tante ...jadi benar Yuda akan menikah lagi ?" Tanyanya pelan .
Karina mengangguk ." Iya ...sebenarnya Tante juga sedikit terkejut dengan keputusannya yang terkesan mendadak , karena mereka juga baru kenal .."
" Terus kenapa Yuda tiba-tiba memutuskan untuk menikah , karena aku terakhir pulang dan ketemu Yuda sekitar 3 bulan lalu dan rasanya nggak pernah ada pembahasan soal ini ."
" Iya memang .." Jawab Karina . " dan alasan utama mereka cepat menikah adalah Sasa ."
" Sasa ..?"
Karina diam sebentar , menarik nafas dalam-dalam ." Sasa selalu merengek soal Mamanya dan itu cukup membuat Arya terusik , ia tak mau melihat Sasa terus sedih..
" Lalu ..."
" Sasa sangat dekat dengan Luna dan cuma mau kalau Luna yang jadi Mamanya ."
" Jadi Yuda memutuskan untuk segera menikah karena Sasa yang minta ?"
Karina mengangguk .
" Apa Yuda juga mencintai Luna ?"
" Kalau untuk itu ...Tante nggak tahu , kamu kan paham betul bagaimana Arya , ia sangat tertutup kalau soal perasaannya ."
Laura menyandarkan punggungnya di sofa , masih tak percaya dengan semua ini .
Bagaimana mungkin Yuda memutuskan untuk menikah dengan cepat , ini untuk kedua kalinya , setelah dulu ia juga dikejutkan dengan keputusan Yuda untuk menikah dengan Kinan saat masih kuliah .
Kali ini pun perasaan itu masih sama , ada rasa sakit di dalam hatinya yang mungkin hanya bisa disimpannya sendiri .
Kali ini ...mungkin tak ada lagi kesempatan untuknya . Setelah dulu ia merasa memiliki harapan , disaat Kinan pergi . Tetapi sekarang ...
" Memangnya kapan pernikahan mereka , Tante ?"
" Dua minggu lagi ."