NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Mafia.

Jam tiga pagi, Bordeaux – Prancis.

Amy mendesah –putus asa melihat kegelapan di luar sana. Bandara ini benar-benar sepi dan sangat mencekam. Bayangkan! Amy seorang diri, terdampar di sebuah tempat yang gelap dan sepi di negara asing. Benar-benar sebuah mimpi buruk. Seolah tak cukup kejadian-kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini.

“Sepertinya tante Siska sengaja! Dia pasti senang sekali membayangkan aku ketakutan –sendirian di jam tiga dini hari seperti ini!" geram Amy sambil mengeratkan jaketnya. 

Udara memang sangatlah dingin, karena di kota kecil ini sudah memasuki musim gugur dengan angin yang cukup dingin hingga menembus tulang.

Berat sekali kaki Amy melangkah keluar dari bandara itu. Meninggalkan cahaya dan mendekati kegelapan di luar sana. Penerangan yang minim di tambah satu-satunya lampu yang menyala itu tampak sekarat dan terus berkedip-kedip, membuat Amy mendesis ngeri.

Dengan mengumpulkan keberanian yang ada, Amy tetap melangkah. Berusaha tegar, berusaha kuat karena sekarang dia tak memiliki siapapun di dunia ini, hanya dirinya sendiri tempat bertumpu.

“Di mana hotel terdekat, ya…” gumamnya sambil menoleh ke kanan dan kiri, namun tak terlihat satupun bangunan yang tampak seperti hotel atau paling tidak penginapan.

“Apa saja… muncullah… mau motel jelek pun nggak apa-apa, yang penting aku bisa istirahat sampai matahari muncul…” Amy terus bicara sendiri –menghibur diri agar tidak merasa takut di tengah kegelapan ini.

Srak!

Amy berjingkat kaget mendengar suara aneh yang mendekatinya. Suara langkah kaki yang berat dan seperti di seret. 

Gubrak! Krompyang! Tring! Brak!

Malam yang sepi, tiba-tiba berubah ramai riuh karena suara benda-benda berjatuhan.

Dengan sisa-sisa keberanian, Amy menoleh. Nafasnya tercekat di tenggorokan saat melihat seorang pria tergeletak di sana, di dekat tong sampah yang tumpah ruah karena kejatuhan tubuh tinggi besar nan kekar itu.

Amy berlari mendekat, “Monsieur? Apakah Anda baik-baik saja?” Untunglah Amy selalu mendapatkan les private bahasa Prancis oleh Mamanya, sehingga dia sangat lancar mengucapkannya.

Si pria asing itu hanya mengerang sambil mengernyitkan alisnya. Dan saat melihat ada cairan merah dingin membasahi tangannya, Amy memekik lirih.

“A-anda terluka!” kagetnya. Apalagi setelah itu dia melihat ada gagang pisau tertancap di perut pria asing itu. “Astaga! Aku harus bagaimana!” racau Amy yang ketakutan.

Tiba-tiba di tengah rasa takut yang menderanya, Amy mendengar langkah kaki mendekat dan suara-suara dari beberapa lelaki yang terdengar menakutkan.

“Cari sampai dapat!” ucap salah satu pria itu dengan bahasa Prancis yang fasih.

“Dia terluka! Tidak mungkin jauh!” sahut yang lain.

Jantung Amy berdebar tak karuan. Apakah mereka Mafia! Seperti di film-film yang sering Amy tonton? 

Amy memandangi lelaki asing berambut pirang yang tampak lemah di pangkuannya, lalu menoleh menatap ujung gang yang pasti akan didatangi para Mafia.

“Aku harus bagaimana! Aku harus bagaimana! Ayo berpikir!” Amy melihat sebuah kardus besar, lalu tanpa pikir panjang dia menutup tubuh lelaki asing itu dengan kardus dan mendekatkan tong-tong sampah di sekitarnya untuk menutupi kardus itu.

Amy membersihkan tangannya yang terkena noda darah, lalu mengambil tas kopernya, dan berakting berjalan pelan menyusuri gang sempit itu.

“Hey! Kau yang di sana!”

Deg! Jantung Amy seolah berhenti berdetak. Dia menghentikan langkahnya dan menoleh. Di lihatnya tiga orang pria bertubuh kekar membawa parang panjang dan besar dan ada pula yang membawa pisau belati sama seperti bilah yang menancap di perut pria tadi.

“Kau lihat lelaki terluka di sini?” Tanya salah satu pria dengan tato naga di tangannya.

Amy membola melihat parang di tangan lelaki itu, “I’m sorry.. I'm just a tourist… I can’t speak French… I looked at the hotel…” ucap Amy terbata-bata. Dia ingin menunjukkan pada para mafia itu jika dirinya tak bisa bahasa Prancis agar selamat dari pertanyaan-pertanyan mereka.

 Ketiga lelaki bertubuh kekar itu saling berbisik dan menatap Amy penuh curiga. Mereka tak tau, jika Amy sangat mengerti dan fasih berbahasa Prancis, sehingga Amy bisa tau apa yang sedang dibicarakan para mafia itu.

Ya, sepertinya mereka bertiga mencari lelaki berambut pirang tadi. Tangan Amy gemetar, dia berusaha tetap tenang sedangkan matanya sekilas melirik tumpukan kardus dan sampah yang di tatanya barusan. Dan astaga! Sepatu pria berambut pirang itu menyembul keluar! Jantung Amy langsung berdebar kencang. Bagaimana ini! Bisa-bisa dia juga bakal kena sambar parang besar itu, karena berusaha melindungi si pria berambut pirang.

Amy berpikir keras, akhirnya dengan mengumpulkan keberanian, Amy kembali bertanya.. “ Sir.. can you tell me where the hotel is…?” Amy memasang wajah polos dan bodoh, dan mengucapkan bahasa Inggris dengan asal-asalan agar para Mafia itu percaya.

“Ayo cepat kita pergi! Jangan buang-buang waktu dengan turis bodoh itu!" seru salah satu pria sambil berbalik pergi diikuti dua temannya yang lain.

Amy menghela nafas lega saat tiga orang yang menyeramkan itu pergi. Untunglah para mafia itu masih punya hati nurani untuk tidak melukai orang asing seperti Amy.

Setelah yakin tiga mafia itu sudah jauh dan tak Nampak lagi, Amy segera mendekati si pria yang terluka itu. Dia membuka kardus-kardus dan membantu si pria asing itu untuk berdiri dan berjalan.

“Aku akan membawamu ke Rumah Sakit-“ ucap Amy. 

(Red: Mulai sekarang percakapan diumpamakan menggunakan bahasa Prancis, dan untuk bahasa Indonesia menggunakan huruf miring. Terima kasih.)

“Tidak… jangan…” erang si pria dengan suara parau itu.

“Lalu bagaimana! Aku harus bagaimana!” kalut Amy.

“Beberapa block dari sini ada penginapan, bawa aku ke sana…” ucapnya lemah. Darahnya mengalir begitu banyak, bisa-bisa dia tewas karena kehabisan darah.

Karena begitu ketakutan, Amy tidak punya pilihan selain mengikuti perintah si lelaki pirang. Dan benar saja, ada sebuah penginapan kecil, lusuh tapi yang penting masih buka.

Amy melepaskan jaketnya dan memasangkan di dada Si Pria itu untuk menutupi perutnya yang terluka.

Amy berkata dengan begitu fasih, seolah dia adalah warga negara asing itu. Dia bicara temannya terlalu mabuk dan membutuhkan kamar dengan segera.

Resepsionis yang masih mengantuk itu –tak curiga sedikitpun. Setelah menerima uang dari Amy, dia memberikan kunci kamar pada Amy. 

Di kamar, di bawah cahaya lampu redup, Amy mencabut pisau itu. Tangannya berlumuran darah, perutnya mual. Dia membersihkan luka, membalutnya dengan kain dari kemejanya sendiri. Sepanjang proses, dia terus menggumam, setengah pada dirinya sendiri, setengah pada lelaki yang mulai tak sadarkan diri itu.

"Ini gila. Seolah-olah hidupku belum cukup dengan masalah, sekarang timbul lagi masalah lainnya! Seharusnya nggak seperti ini! Aku harusnya bisa tenang di kota ini! Bukan seperti ini!. Kamu siapa? Kenapa mereka mengejarmu?" Dia mendesah, menatap wajah pucat yang tampan namun penuh luka itu. "Aku juga sedang lari. Lari dari lintah-lintah yang serakah! Mungkin... mungkin kita sama-sama pelarian."

Setelah semua proses selesai, Amy pun berbaring di sofa usang yang ada di sebelah ranjang, dan karena saking lelahnya dengan semua yang menimpanya, dia pun jatuh tertidur –dengan lelap.

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!