Pernikahan yang begitu dijaga oleh Olivia harus hancur karena sang suami menduakannya, lebih parah lagi sang suami selingkuh dengan anak magang di tempat mereka bekerja, Olivia tentu saja tidak terima, ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami.
Setelah bercerai, Olivia tidak tinggal diam, ia memikirkan rencana untuk membalas sakit hati yang ia alami, Olivia dengan sengaja mendekati seorang pria yang statusnya lebih tinggi dari mantan suaminya.
Bagaimana kelanjutannya? apa yang direncanakan Olivia? siapakah pria yang didekati Olivia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerai
Dua minggu pun berlalu dan Olivia sudah mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan sejak satu minggu yang lalu, tentunya gugatan tersebut tidak diketahui oleh siapapun kecuali Freya dan pengacaranya.
Menurut pengacara Olivia, mediasi akan dilaksanakan dua hari lagi dan pengadilan akan memanggil Olivia dan Albert, yang artinya Albert akan tau jika Olivia sudah menggugat cerai dirinya.
Selain itu, selama dua minggu ini Albert jarang di rumah dengan alasan ia sibuk mengurus proyek baru padahal Olivia tau jika Albert tengah bermain dengan Laras, namun Olivia tidak mau memikirkannya.
Olivia pun sudah mengemasi barang-barangnya dan memindahkannya ke apartemen yang baru saja ia beli, setelah Albert tau jika Olivia telah menggugat cerai dirinya, maka Olivia akan meninggalkan rumah yang sudah ia tempati selama empat tahun itu.
Saat ini, Olivia sudah berada di parkiran. Ia sudah memantapkan hatinya untuk masuk kedalam perusahaan tempat ia bekerja, ditangannya terdapat sebuah surat pengunduran dirinya.
Setelah Albert mendapatkan surat panggilan dari pengadilan, maka Olivia akan mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, karena bagaimanapun ia tidak akan sanggup jika harus terus bersama dengan Albert dan Laras.
Olivia turun dari mobilnya dan segera melangkah menuju departemennya, namun ketika ia masuk ke dalam departemennya ia cukup terkejut ketika melihat Laras yang berada di departemennya.
"Bu Olivia," sapa Laras dengan tersenyum ramah pada Olivia.
Olivia hanya menatap datar Laras tanpa merespon sapaan dari Laras, "Bu, saya dipindahkan sama Pak Bima ke departemen Kreatif," ucap Laras.
"Hani, ajarkan dia," uca Olivia lalu masuk ke dalam ruangannya.
"Ish, kok gue sih," gumam Hani.
Beberapa saat kemudian, Olivia pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, jujur saja ia merasa kelelahan karena sebelum ia mengundurkan diri tentunya Olivia menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk, ia tidak mau merepotkan anggota timnya.
Olivia menatap dirinya di cermin, ia masih tidak percaya dengan kehidupan rumahtangganya yang harus berakhir karena perselingkuhan, ketika ia tengah menatap ke cermin, Laras masuk dan tentu saja Olivia tau karena pantulan dari cermin.
"Bu Olivia," sapa Laras dan Olivia hanya diam.
Karas yang melihat wajah Olivia yang begitu datar pun tersenyum lalu mendekati Olivia hingga ia berada di belakang Olivia, "Bu Olivia udah tau hubungan saya dengan Pak Albert, dia sangat puas ketika dilayani sama saya daripada sama Ibu," bisik Laras.
Olivia pun menatap Laras pada cermin, ia mengangkat sebelah alisnya. "Bagus deh kalau dia puas," jawab Olivia cuek.
"Bu Olivia ternyata sudah tau ya, saya pikir Bu Olivia akan terkejut mendengarnya," ejek Laras.
Olivia tidak menanggapinya, ia memilih untuk pergi. Namun, belum sempat Olivia keluar dari kamar mandi, Laras terlebih dahulu menahan tangan Olivia hingga Olivia berhadapan dengan Laras.
"Kasihan ya Bu Olivia soalnya Pak Albert udah bosen sama Bu Olivia, mana Pak Albert itu gak pernah sayang sama Bu Olivia. Sudah menikah, tapi Bu Olivia tidak bisa menarik perhatian Pak Albert, berbeda dengan saya, saya baru satu bulan saja berhasil menarik perhatian Pak Albert bahkan Pak Albert langsung bertekuk lutut pada saya," ejek Laras.
"Saya sudah dewasa, saya tidak mau menanggapi ocehan anak bau kencur seperti lo. Jadi, lebih baik jangan ganggu saya," ucap Olivia.
"Begini saja Bu, bagaimana kalau kita ke club malam terus saya akan carikan pria-pria tampan untuk Ibu. Mungkin Ibu bisa memuaskan mereka hahaha," ejek Laras.
Olivia yang mendengar hal itupun merasa panas dan tudak terima, ia menarik rambut Laras lalu membawanya keluar dari kamar mandi dan mendorong tubuh Laras hingga menabrak meja kerja yang ada di departemen tersebut.
Tentu saja tindakan Olivia menarik perhatian semua orang yang ada di departemen tersebut, Olivia menarik kerah Laras lalu kembali mendorongnya, tanpa ampun Olivia menampar pipi Laras.
Plak!
"Ini buat lo yang udah hina gue," ucap Olivia.
Plak!
"Ini buat lo yang udah ngeremehin gue," lanjut Olivia.
Plak!
"Ini buat lo yang udah ngerebut suami gue," lanjut Olivia.
Bukan hanya sampai disitu, Olivia kembali menarik kerah Laras dan mendorongnya hingga jatuh di hadapan para karyawan yang tengah menatap adegan brutal Olivia.
"Saya selama ini diam karena saya gak mau ngotorin tangan saya buat orang rendahan kayak lo, tapi ternyata diam saya kamu remehkan. Kamu pikir saya gak berani hah!" bentak Olivia.
Laras yang sudah terkapar di lantai pun tidak bisa berbuat apa-apa, hingga suara pria menginterupsi Olivia untuk menghentikan aksi gilanya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?" tanya Albert dan tentu saja ia terkejut ketika melihat Laras yang sudah tidak berdaya di lantai.
"Ada apa?" tanya Olivia datar.
"Apa maksud dari surat ini?" tanya Albert dan menunjukkan surat dari pengadilan.
"Baguslah kalau lo udah dapat suratnya, dua hari lagi gue akan tunggu lo di pengadilan, pastikan lo hadir," ucap Olivia.
"Apa maksud kamu? kenapa kamu kayak gini?" taya Albert.
Plak!
"Masih nanya lagi, lo gak bisa baca apa gimana sih. Lihat suratnya dan baca!" bentak Olivia.
"Iya, aku tau. Tapi, apa salahku sampai kamu mau cerai?" tanya Albert.
Olivia tidak menjawab pertanyaan Albert, ia menarik kerah Laras lalu mendorong Laras ke Albert, "Nih gundik lo, gue balikin," ucap Olivia.
Setelah mengatakan itu, Olivia masuk kedalam ruangannya dan tak lama setelah itu Olivia keluar dan memberikan surat pengunduran dirinya pada Albert.
"Sayang, kamu pikirkan ini baik-baik, kamu gak kasihan sama orangtua kita. Aku tau aku salah, tapi aku gak bisa pisah dari kamu," ucap Albert dan menaruh Laras di kursi yang tak jauh darinya.
"Huek, pengen minta gue, dah pergi sana males banget gue lihat wajah jelek lo," ucap Olivia.
"Sayang...,"
"Pergi!" bentak Olivia.
Albert pun pergi meninggalkan ruangan yang mencekam itu, setelah kepergian Albert para karyawan yang ada disana langsung menatap kagum pada Olivia.
"Bu Olivia keren banget," ucap Hani.
"Saya gitu loh," ucap Olivia.
"Tapi, Bu Olivia beneran mau mengundurkan diri?" tanya Robby.
"Iya, tapi kalian tidak perlu khawatir. Semua berkas sudah saya bereskan nanti kalian tinggal atur penempatannya aja," ucap Olivia.
"Sedih banget, Bu," ucap Gea.
"Kalau ada waktu, nanti bisalah kita kumpul Bu," ucap Vini.
"Pasti, kalian juga jangan sungkan-sungkan buat ngasih kabar," ucap Olivia dan diangguki para karyawan.
Olivia masuk ke dalam ruangannya, hingga jam istirahat pun tiba. Olivia keluar ruangannya dengan membawa barang-barangnya, "Bu Olivia mau pergi sekarang?" tanya Hani.
"Iya," jawab Olivia.
Ketika mereka tengah asik mengucapkan salam perpisahan, tiba-tiba seorang kurir datang dengan membawa banyak makanan. "Ini makanan dari saya, semoga setelah ini kita masih bisa bertemu," ucap Olivia.
"Terimakasih, Bu. Bu Olivia adalah atasan terbaik," ucap Hani.
Setelah itu, Olivia pun pergi meninggalkan perusahaan tersebut.
.
.
.
Bersambung.....
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
tapi semua laki gila perempuan maunya cewek baik-baik buat pasangannya
egois ga sih begitu
jangan sampe deh
kayak elard setia Ama juniornya
lanjut kak thor...
smngat
😄😄
lanjut thor...💪
aku suka nich dngan karakter si oliv,, tegas ..
lnjut up..