Mayor Arsenio yang bertugas sebagai pasukan kontingen Garuda telah mengalami patah hati sebelum dirinya pergi satgas ke Lebanon. Sang tunangan tidak mau menunggunya dalam jangka waktu lima tahun, Mayor Arsenio sempat trauma untuk kembali menjalin kasih dengan seorang wanita.
Setelah lima tahun bertugas di Lebanon, sang Mayor kembali ke Indonesia dan dipertemukan dengan seorang wanita bernama Ainun. Ainun sendiri telah mengalami kehidupan yang pahit ketika suaminya ditembak mati secara misterius oleh seseorang yang tidak dikenal.
Ainun meminta bantuan Mayor Arsenio untuk mengusut tuntas kematian suaminya. Sang Mayor yang masih trauma dengan pengalaman masa lalunya, awalnya ragu-ragu untuk terlibat dalam kasus ini. Namun, setelah mengetahui Ainun dan kasus yang dialaminya, Mayor Arsenio mulai merasa tertarik dan ingin membantu.
mampukah Sang Mayor mengusut kasus ini?
akankah ia kembali menemukan cintanya bersama dengan Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan yang mengecewakan
Tiga hari kemudian akhirnya kondisi kayla mulai sedikit membaik, ia sudah sadarkan diri dan bisa berkomunikasi dengan Ainun.
Setiap saat, Ainun selalu berada di sampingnya, mengkhawatirkannya karena hanya Kayla lah satu-satunya kerabat sekaligus keluarga yang ia miliki di dunia ini, sampai saat ini Ainun tidak pernah tahu orang tua kandungnya, karena sedari kecil ia hidup dan di besarkan di salah satu pondok pesantren milik orang tua angkatnya yang kini telah lama berpulang ketika Ainun genap berusia lima belas tahun. Dan sudah lima tahun lamanya ia hidup sebatang kara, beruntungnya pesantren Al-fatah milik kiyai Miftahudin telah di percaya oleh mendiang kedua orangtua angkatnya Ainun untuk menggantikan posisi mereka.
Saat ini Ainun tertidur di samping Kayla, dimana tubuh nya saat ini bersandar di atas sisi ranjang tempat tidur sedangkan bagian lainnya berada di atas kursi.
Kayla menatap sekilas sahabat dekatnya yang selalu menemaninya setiap saat, senyum tipis mulai Kayla tunjukan terhadap Ainun.
Tak lama Ainun terbangun dari tidur lelapnya dan ia mendapati sang sahabat sudah tersadar.
"Alhamdulillah, Kay... apakah kau baik-baik saja?" Ainun masih terlihat cemas.
"Aku baik Nun, ku pikir aku sudah berpindah alam, ternyata aku masih hidup!" jawabnya masih tak menyangka.
Kemudian Ainun beranjak dari tempat duduknya dan berencana memanggil suster penjaga untuk mengecek kondisi Kayla saat ini.
Akhirnya suster penjaga memanggil Dokter untuk mengecek kondisi Kayla setelah ia sempat mengalami kondisi tak sadarkan diri alias koma.
🍂🍂🍂🍂🍂
Batalyon Yonif 6 Marinir
Rencananya hari ini Mayor Arsenio akan menjenguk Kayla di Rumah Sakit sekaligus ingin memastikan apakah Kayla alias korban akan melakukan tuntutan terhadapnya? kebetulan Letnan Suprapto ingin mengetahui kondisi Kayla saat ini, ia pun tahu jika bawahannya alias Mayor Arsen telah mendapatkan tuntutan dari kerabat korban dan ia ingin meluruskan masalah ini agar tak berbuntut panjang.
Setibanya di Rumah Sakit, akhirnya mereka berdua mendapatkan izin dari pihak Rumah Sakit untuk bisa bertemu dengan Kayla, sedangkan Ainun pada saat itu sedang berada di luar untuk membeli sesuatu yang bisa mengganjal perutnya.
Kayla cukup kaget ketika dua pria berpakaian loreng datang menemuinya, ia sempat merasa gugup, namum entah kenapa saat ia melihat Mayor Arsen, ia malah menjadi tersipu malu dibuatnya.
'Ya ampun, siapakah pria tampan nan rupawan di samping pria berumur itu!' batinnya penasaran.
Akhirnya keduanya mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing, Mayor Arsenio beserta Letnan Suprapto meminta maaf atas insiden yang telah terjadi beberapa hari yang lalu serta memberi tahu Kayla bahwa dirinya telah berjualan di area terlarang, sepertinya disini ada sedikit penekanan serta ancaman terhadap nya, Kayla pun sempat merasa panik.
"Anda tidak perlu khawatir, masalah kejadian kemarin, saya yang akan bertanggung jawab, dan semua kerugian serta kerusakan pasti akan saya ganti, hanya saja..!" seketika perkataannya terhenti diudara.
Sedangkan Kayla semakin bingung serta bimbang di buatnya.
"Asalkan apa Letnan?" Tanyanya berupaya untuk bisa tenang.
"Asalkan kau tidak menuntut Mayor Arsenio atas peristiwa ini, karena ini adalah murni kecelakaan!" jawabnya datar tapi penuh tekanan
'Memangnya siapa yang mau menuntut? Aku mana berani menuntut mereka, apakah mungkin Ainun yang melakukannya?' tanyanya dalam hati.
"Anda tidak perlu khawatir Letnan dan juga Mayor Arsen, saya tidak akan mungkin berani melakukan hal itu, saya hanyalah pedagang kecil dan tak ingin membuat masalah, yang terpenting saya bisa berjualan kembali seperti dulu!" jawabnya mantap.
Senyum renyah pun akhirnya terbit di bibir Mayor Arsen, ia merasa bahwa wanita yang ingin menuntutnya telah kalah telak darinya.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Seminggu berlalu begitu saja, Ainun masih tampak kesal atas keputusan dari Kayla soal ia tak memberikan tuntutan apapun terhadap pelaku, alias Mayor Arsen.
"Sudahlah Nun, kita itu hanyalah orang kecil, menuntut mereka itu sama saja kita cari mati! Lebih baik kita tidak usah memperpanjang masalah ini, lagian aku sudah mendingan kok!" Jawab Kayla berupaya membujuk Ainun yang kedapatan kesal dan juga marah padanya.
"Mendingan apanya sih Kay, kau sudah babak belur kaya gini ditambah kaki kananmu harus di gips karena patah tulang, apa ini disebut baik-baik saja hah?" omelnya sampai mendesah kasar.
Sedangkan Kayla, seolah tak ingin mendengarkan, ia mencoba menutup kedua telinganya.
"Sudahlah, tidak usah kau bahas lagi masalah ini Nun, sebaiknya kita buru-buru masak, karena pesanan nasi uduk untuk seminggu kedepan lumayan banyak." Kayla malah merasa bersyukur karena di balik peristiwa kecelakaan itu, akhirnya pihak dari Batalyon akan menjadi pelanggan setia nasi uduknya, setiap pagi mereka akan memesan 150 box nasi uduk komplit untuk sarapan para prajurit.
Sedangkan Ainun menganggap semua ini seperti sebuah sog*kan agar Kayla tidak memperkarakan kasus ini.
"Ayo Nun semangat, setidaknya kita tidak harus berjualan keliling lagi, kau bisa kan antarkan pesanan nasi box ke Batalyon?" tanyanya ragu.
Ainun hanya bisa menghela napas panjangnya, pikirnya mau bagaimana lagi hanya dari inilah pendapatan yang bisa ia andalkan.
Akhirnya Ainun memasak nasi uduk seorang diri, sedangkan Kayla hanya membantu sebisanya tadinya Ainun melarangnya untuk membantu, tapi Kayla terus saja memaksanya.
🍂🍂🍂🍂🍂
Pagi ini Mayor Arsen melakukan kebugaran bersama para anggota lainnya di lapangan yang berada di dalam Batalyon.
ia pun sesekali melihat jam di tangannya, dan melihat ke arah pintu gerbang.
"Mayor, sepertinya anda sedang menunggu seseorang ya?" tanya Sertu Jaka yang saat ini berada di sampingnya sambil berlari kecil mengitari lapangan.
"Jangan sok tahu kamu!" jawabnya sembari menatap tajam ke arah Jaka.
Sedangkan Jaka, ia malah tertawa kecil melihat tingkah laku Mayor Arsen yang ketahuan berbohong.
Tak lama Ainun datang dengan membawa sepeda motor matic nya, dan ia membawa beberapa box nasi uduk yang sudah di taruh ke dalam kantor plastik ukuran besar, Ainun mengalami sedikit kesulitan.
Sedangkan Mayor Arsen yang melihat sosoknya dari kejauhan, ia buru-buru menghampirinya.
Para prajurit lainnya pun yang sedang berlari kecil di pinggir lapangan mulai memperhatikan Mayor mereka yang pergi begitu saja, terutama Sertu Jaka.
'Sepertinya wanita pengantar nasi uduk itu yang sedari tadi ditunggu oleh Mayor, tahu saja kalau ada yang bening-bening!' ucap nya dalam hati.
Ainun terkejut saat Mayor Arsen datang menghampiri dan tiba-tiba saja membantunya mengambil kantong kresek dari atas motornya.
"Tidak usah sok baik, aku bisa melakukannya sendiri!" ucapnya dengan nada ketus
Sedangkan Mayor Arsen seolah tak menghiraukannya, ia tetap membantu Ainun.
Hingga akhirnya Ainun dibuat kesal olehnya, kedua tangannya sampai ia kepal, bahkan darahnya seolah telah mendidih, Ainun masih belum bisa terima atas kejadian yang telah menimpa Kayla, dan seolah kejadian itu seperti tak pernah terjadi.
"Aku bilang tidak usah ya tidak, kau itu ngeyel sekali!" omelnya kembali sambil merampas kantong kresek dari tangan Mayor Arsen.
Kemudian sang Mayor merasa kesal atas sikap Ainun yang kasar dan juga menyebalkan.
Dengan sengaja Mayor Arsen mendekat ke arahnya, Ainun sendiri malah dibuat gugup olehnya, tatapannya yang tajam menusuk membuat Ainun diam terpaku.
"Kau jangan terlalu membenciku, nanti lama-lama kau malah menjadi jatuh cinta padaku, karena benci dan cinta itu setipis kulit ari!" Mayor Arsen malah menyimpulkan senyumnya, kemudian ia berbalik badan lalu meninggalkan Ainun seorang diri dalam posisi diam mematung.
'Apa yang aku barusan dengar itu tidak salah, ck...pede sekali anda ini, mustahil bagiku menyukai pria seperti mu, jangan ngimpi!' batinnya mulai jengkel.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Semangat terus kak othor 💪💪❤️