Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 ( Gang Cinta)
Valencia merapatkan jaketnya, ia membakar rokoknya. Berada di tempat biasa, tempat favoritnya yaitu di lantai paling atas gedung sekolahnya. Ia membuang asap rokoknya sembari menyandarkan tubuhnya di dinding pembatas. Suara langkah kaki berhasil mengalihkan perhatiannya, dan ia tersentak saat melihat siapa yang datang.
“K-Kau kenapa kau disini!” Ucap Valencia terbata.
Yang ditanya hanya diam saja, ia justru melirik kearah rokok yang berada ditangan perempuan di depannya. Hal itu membuat Valencia membuang rokok ditangannya dan menginjaknya untuk mematikan apinya.
“Aku mencarimu dimana-mana” ucap Felix.
“Kenapa? Kenapa kau mencariku?” Tanya Valencia sembari merapikan rambutnya.
“Aku perlu tanda tanganmu untuk mengikuti kegiatan tamasya yang akan diadakan minggu depan” ucap Felix sembari memberikan pulpen dan selembar kertas.
Valencia menerima selembar kertas itu, ia membacanya sebentar sebelum akhirnya ia menandatangani kertas itu. Ia memberikan kembali kertas itu kepada Felix yang sama sekali tidak menatap matanya.
“Oke, hanya itu” ucap Felix hendak pergi, tapi Valencia menarik ujung bajunya.
“Tunggu!” Ucap Valencia.
Felix menatapnya dengan dingin, kemudian ia menepis tangan Valencia yang menarik seragam sekolahnya. Ia bahkan membuat gerakan seperti sedang membersihkan pakaiannya akibat telah disentuh oleh Valencia.
“Apa kau sangat membenciku?” Ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Ya. Aku sangat membencimu! Jangan tanyakan hal itu berulang kali, aku tidak ingin berbicara banyak denganmu” ucap Felix.
Valencia yang mendengar itu seketika tertawa, ia tertawa dengan keras seolah tak percaya dengan apa yang telah di dengar olehnya. Tapi kemudian, ia menghentikan suara tawanya. Sedetik kemudian ekspresinya langsung berubah menjadi tatapan yang tajam.
‘BRUGG!
Valencia mendorong Felix sampai ia terpojok di dinding.
“Pergi ke gang cinta bersamaku” ucap Valencia.
Felix hanya diam, dia tentu saja tau apa itu gang cinta. Dan dia tau tempat seperti apa itu, ia juga tau apa maksud sebenarnya dari Valencia. Secara tidak langsung Valencia sedang mengajaknya untuk tidur bersama.
“Menjijikkan!” Ucap Felix sembari mendorong Valencia.
Valencia sampai terjatuh di lantai, ia menatap pria di depannya dengan tajam. Saat itu juga, Valencia terpaku dengan tatapan Felix kepadanya. Tatapan penuh kebencian sangat terlihat dari sorot matanya, membuat Valencia membeku.
“Aku tau kau adalah wanita rendahan. Aku tau semua berita buruk tentangmu. Dan aku katakan padamu, aku!” Ucapnya sembari menunjuk dirinya sendiri.
“Felix! Tidak akan pernah sudi berdekatan dengan wanita sepertimu! Kau adalah terburuk dari yang terburuk!” Ucap Felix dan pergi begitu saja meninggalkan Valencia yang bergetar hebat mendengar hinaan itu.
“Aaaaaaaa!!!! Brengsek!!!! Aaaaa!!” Jerit Valencia.
“Tunggu saja! Kau akan jatuh kedalam pelukanku!” Ucap valencia.
Sementara Felix menuruni anak tangga satu persatu dengan wajah tenang. Ia seperti menganggap tidak ada apapun yang terjadi, ia sepenuhnya mengabaikan ucapan Valencia yang mengajaknya masuk kedalam gang cinta.
Ia berhenti sejenak sebelum kembali ke kelasnya, ia memasang senyuman diwajahnya. Felix mengusap lembut puncak kepala kekasihnya, Lisa. Banyak yang memandangnya iri karena perlakuan manisnya.
“Apa kau sudah bertemu dengan Valencia?” Tanya Lisa.
“Sudah, dia sedang merokok diatas” ucap Felix sembari merapikan dokumen di tangannya.
“Wahh, dia benar-benar wanita yang urakan” ucap Lisa sembari menggelengkan kepalanya.
“Dia sama sekali bukan tipemu, bukan begitu Felix?” Ucap Lisa lagi.
Felix hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan kekasihnya. Ia sibuk merapikan dokumen untuk ia berikan kepada wali kelasnya. Dan terakhir, ia menandatangani dokumen miliknya sendiri.
“Kurasa aku harus pergi ke ruang guru” ucap Felix, dan Lisa mengangguk.
...****************...
Ruang guru.
“Kau tau Valencia? Ibunya mendonasikan uang yang sangat banyak untuk sekolah ini” ucap salah satu guru berambut sebahu.
“Benarkah? Wajar saja, ibunya adalah seorang pemilik perusahaan yang cukup besar di kota ini. Ibunya mewarisi semua peninggalan suaminya yang telah meninggal lima tahun yang lalu” ucap guru berambut ikal.
“Dari yang kudengar, ibunya itu berselingkuh dengan suaminya yang sekarang!” Ucap guru berambut sebahu.
“Astaga, wajar saja Valencia terlihat seperti gadis yang nakal” ucap guru yang lain.
Di sebrang, Felix bisa mendengar semuanya. Bukan maksudnya ia menguping pembicaraan orang lain, hanya saja para guru itu bercerita dengan volume yang cukup keras. Sehingga membuatnya terpaksa mendengar gosip itu.
“Apa kau sudah meminta tanda tangan seluruh siswa?” Ucap wali kelasnya yang bernama Pak Robert.
“Sudah Pa” ucap Felix dengan singkat.
“Musim dingin sudah berakhir, kuharap tamasya kali ini akan berjalan dengan lancar” ucap Pak Robert, dan hanya dibalas senyuman oleh Felix.
“Kudengar ayahmu membeli kapal pesiar yang mewah” ucap pak Robert.
“Ssttttt, jangan beritahu siapapun tentang ini pak!” Ucap Felix panik dan melihat kesekelilingnya.
“Astaga, kau menyembunyikan latar belakangmu yang luar biasa! Rendah hati sekali kau ini” ucap pak Robert sembari menepuk bahu muridnya.
Felix hanya tersenyum tipis, ia berharap tidak ada yang mendengar ucapan pak Robert tentang keluarganya. Ia dengan susah payah mencoba untuk menutupi latar belakang keluarganya, ia tidak akan membiarkan usahanya sia-sia.
Menurutnya, merahasiakan kekayaan keluarganya adalah keputusan yang tepat. Karena Felix hanya ingin ketenangan di masa-masa sekolahnya, ia tidak ingin menjadi murid yang digemari karena latar belakangnya. Ia ingin menjadi murid yang dikagumi karena prestasinya.
Felix selalu mengatakan bahwa keluarganya mempunyai usaha restoran, dia berusaha untuk tidak mencari perhatian. Seolah ia tidak ingin menjadi pemeran utama di sebuah drama, ia hanya ingin menjadi figuran dan tidak terlalu di sorot.
“Baiklah Pa, saya kembali ke kelas. Permisi” ucap Felix dan pergi meninggalkan ruang guru.
Langkah Felix terhenti saat ia melihat Valencia yang sedang menuruni anak tangga. Ia melihatnya sekilas, sebelum akhirnya ia kembali melangkahkan kakinya.
“Felix!” Panggil Valencia.
Felix yang dipanggil namanya dengan sangat keras itu seketika panik. Bahkan ia sama sekali tidak ingin orang lain melihatnya berinteraksi dengan murid wanita bernama Valencia. Menurutnya hal itu sangat memalukan, kesan baiknya akan hancur jika ia dekat dengan Valencia.
“Bisakah kau tidak berteriak memanggil namaku?” Ucap Felix setelah berjalan cepat mendekati Valencia.
“Apa sebegitu memalukannya aku? Kau begitu malu walau hanya berbicara denganku?” Ucap Valencia, dan berhasil membuat Felix membisu.
“Ada apa kau memanggilku?” Ucap Felix sembari memalingkan wajahnya.
“Tidak apa, aku hanya ingin lebih dekat denganmu” ucap Valencia.
“Tidak bisa. Kau tidak bisa dekat denganku” ucap Felix langsung pada intinya.
“Memangnya kenapa?” Ucap Valencia sembari tersenyum tipis.
“Tentu saja aku menjaga hati kekasihku. Aku tidak bisa asal berdekatan dengan wanita, apalagi wanita sepertimu” ucap Felix.
“Memangnya aku wanita seperti apa di matamu?” Ucap Valencia antusias menunggu jawabanya.
“Kau wanita yang tidak pantas dekat denganku” ucap Felix.
Valencia langsung bertepuk tangan.
Tepuk tangan itu membuat Felix menatapnya heran, ia tidak menyangka akan mendapatkan respon yang seperti itu dari Valencia. Dia merasa semakin muak, dan semakin tidak menyukai gadis ini.
“Tawaran gang cinta itu masih berlaku, kuharap kau bersedia” ucap Valencia.
“Persetan dengan gang cinta!!” Ucapnya.
Dan setelah mengucapkan itu Felix pergi, ia pergi dengan wajah menahan amarah. Moodnya benar-benar rusak akibat gadis bernama Valencia. Hari-hari tenangnya sudah hilang sejak ia satu kelas dengan Valencia.
“Astaga, dia menggemaskan sekali” ucap Valencia sembari tersenyum melihat Felix yang semakin menjauh darinya.
Tidak berselang lama Leya datang sembari merangkulnya. Leya memberikan tepukan di pundak Valencia. Dia juga melihat kearah Felix yang berjalan menjauh.
“Kau gagal mengajaknya pergi ke gang cinta?” Ucap Leya dengan senyuman diwajahnya.
“Tebakanmu benar, dia bukanlah lelaki sembarangan”
...----------------...