Putih abu-abu alias SMA disebut-sebut sebagai masa yang paling indah. Wajar saja, SMA adalah tiga tahun terakhir merasakan duduk di bangku sekolah.
Masa-masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Adapula yang mengatakan masa-masa pencarian jati diri.
Bahkan mungkin di sinilah tempat kita pertama kali mengenal cinta. Masa SMA memang penuh lika-liku remaja, dari cerita cinta, persahabatan, kekonyolan, hingga kenakalan.
Waktu terus berjalan, setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Banyak cerita-cerita yang akan terus terkenang.
Banyak momen-momen keindahan yang telah tercipta di sekolah kesayangan, tentang kebersamaan, persahabatan bahkan tentang percintaan.
Semua tertuang menjadi satu cerita yang begitu indah. Inilah kisah CINTA SMA seorang siswi SMA bernama Sinta Cahaya bersama sahabatnya dan kisah cintanya.
Yuk simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febti Sela Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap kecurangan
Besok adalah hari keberangkatan para siswa yang mengikuti lomba matematika ke Bandung. Siswa yang namanya tercantum pun bersorak gembira. Tak terkecuali Sinta , walaupun sedikit kecewa karena namanya tidak tercantum. Sinta senang karena Dito bisa lolos dan ikut lomba matematika. Sinta yakin Dito pasti juara dan bisa mengharumkan nama sekolah.
Tiba-tiba Sinta pun di panggil pak Ali untuk segera ke ruangannya.
" Permisi pak, ada hal apa ya pak Ali memanggil saya ?" tanya Sinta.
" Sinta, bapak sudah dapat laporan mengenai nilai matematika minggu lalu. Bapak melihat namamu tidak ada diurutan nilai. Apa kamu mengumpulkan lembar jawaban ?" tanya pak Ali keheranan.
" Saya mengumpulkan bareng Dito , kalau bapak tidak percaya silahkan tanya ke Dito." ucap Sinta membela diri.
" Baiklah akan bapak tindak lanjuti." cetus pak Ali.
Lalu Sinta pun pergi meninggalkan ruangan pak Ali. Dengan bingung Sinta mempertanyakan tentang pernyataan pak Ali .
" Kenapa lembar jawabanku tidak ada diurutan nilai.. Apakah ada yang mengambilnya? Lalu siapa yang melakukannya? " tanya Sinta dalam hati dengan rasa yang penasaran.
Dia pun mengadukan hal ini ke Dito , dengan sigap tanpa sepengetahuan Sinta dia mencari informasi. Dito pun membuka rekaman cctv Minggu lalu saat mereka mengikuti lomba.
Pada jam 11.30 terlihat Mira memasuki ruang guru, dan 15 menit kemudian Mira membawa kertas dan merobek lalu membuang ke tempat sampah. Dito pun mencurigai Mira . Tetapi karena besok Dito akan pergi ke Bandung maka bukti CCTV akan dia simpan dulu. Sepulang dari Bandung Dito akan memproses dan akan membuat Mira mengakui kesalahannya.
" Tenang cantik, aku akan membuat Mira menyesal karena kamu telah dibuat kecewa dengan perilaku nya.." bisik Dito dalam hati.
****
Para siswa pun mengiringi kepergian kontestan kompetisi matematika. Mereka menyemangati dan bersorak gembira.
" Ter, aku masih bingung kenapa lembar jawabanku tidak ada di laporan nilai ya ?" tanya Sinta yang masih bingung.
" Kamu sudah pastikan di taruh di tempat yang di tentukan oleh panitia ?" tanya Terry selidik.
" Kertas jawabanku ditaruh berbarengan dengan Dito, mana mungkin aku lupa !" ucap Sinta menyakinkan Terry.
" Coba kamu tanya pak Ali, sebelum dia menyerahkan ke panitia apa ada orang yang memegang lembar jawaban selain dia ?" cetus Terry.
" Oh iya, kenapa aku gak kepikiran ya !" pikir Sinta.
"Itu karena kamu sedang bingung Sin, ayo sekarang aku antar ke ruangan pak Ali " ajak Terry dan langsung menarik tangan Sinta.
Mereka pun menuju ruangan pak Ali dan di tengah-tengah perjalanan bertemu dengan Melly. Melly ingin sekali mengerjai Sinta , namun karena ada Terry dia mengurungkan niatnya. Melly teringat kejadian kemarin sewaktu di kantin. Terry sangat marah sekali sewaktu Mira mencibir Sinta . Melly pun hanya memandang sinis.
" Udah Sin, gak usah senyum-senyum. Walaupun dia calon kakak iparmu. Tapi melihatmu dengan tatapan sinis kayak gitu mah ga usah di tegur. " gerutu Terry sambil menarik lengan Sinta agar jangan menghiraukan Melly.
" Kakak ipar ? Haduh Ter, jangan sejauh itu mikir nya." celetuk Sinta.
Sesampainya di ruang guru tak nampak pak Ali di ruang kerjanya.
" Maaf Bu Widia, Pak Ali kemana ya ?" tanya Terry.
" Kamu lupa ya, Pak Ali kan ikut rombongan peserta lomba." ujar Bu Widia.
" Oh iya, ya. Maaf ya Bu. Terima kasih, permisi " ucap Terry dengan sedikit malu.
-
-
Dukung terus karya author dengan cara like, vote dan berikan komentar nya.
mari saling mendukung,
singgah di karya ku juga ya kak
"Transfer Student"
Di sini ramai bgt ya❤️❤️