NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Sci-Fi / Solo Leveling
Popularitas:101
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kini mereka semua sudah kembali ke markas mereka dan membawa Kei ke pusat kesehatan milik squad The Shatter. Sebenarnya markas dari The Shatter itu tempat latihan mereka dulu saat baru digabung menjadi squad gabungan, hanya saja tempat itu direnovasi menjadi lebih baik dan dibangun bangunan yang berguna seperti pusat kesehatan, GYM, dan tempat latihan yang lebih luas dan tentunya bahan yang digunakan di tempat latihan sangat berkualitas mengingat seberapa besar kekuatan para anggota The Shatter.

Kini sudah lewat satu minggu sejak Kei pingsan. Cukup banyak yang berubah saat Kei pingsan, seperti Yuna yang menjadi lebih dingin dan diam, Wilona yang tidak seceria seperti biasanya, dan Sebastian harus merubah strategi disaat menyerbu portal karena anggotanya berkurang satu.

Sementara itu, di dalam batin Kei, terlihat Kei sedang berlarian kesana kemari menghindari sebuah sihir bola api yang berukuran sebesar bola basket.

“Bangke…! Ini gimana cara ngadepinnya cok!!” teriak Kei sambil terus berlari menghindari bola api tersebut yang muncul semakin banyak.

Sementara itu di sebuah singgasana yang ada di pinggir aula, ada sesosok yang duduk di sana sambil tertawa terbahak-bahak melihat Kei yang mati-matian menghindari sihir yang dia munculkan.

“Ahaha…!!! Ayolah, sihir itu cuma ilusi loh, masa gitu aja ga sadar sih?” ujar sosok tersebut sebelum kembali tertawa lepas, apalagi ketika melihat ekspresi Kei yang sudah berhenti berlari dan menatapnya datar.

Kei kemudian berjalan menghampiri sosok tersebut dengan wajah jengkelnya, “ga lucu cok, sumpah. Terus kau siapa anjir?!”

Sosok tersebut kemudian menghembuskan nafas panjang untuk menghentikan tawanya sebelum menatap Kei dengan penuh arti, “benar juga, aku belum mengenalkan diriku ya… namaku adalah Niraksha, atau kau juga bisa memanggilku Nyxvita. Dan aku adalah Dewi Kehancuran sekaligus Dewi Kehidupan.”

Kei mengerjabkan matanya tak percaya saat mendengar sosok itu memperkenalkan dirinya sebagai Dewi Kehancuran sekaligus Dewi Kehidupan.

“Pembohong! Mana ada Dewi Kehancuran ama Kehidupan jadi satu gitu.” Ujar Kei yang skeptis dengan ucapan Niraksha atau Nyxvita.

“Beneran, loh. Nih buktinya…”

Dengan itu, Nyxvita atau Niraksha memunculkan sebuah taman bunga yang indah nan asri hanya dengan kibasan tangannya, tapi dengan cepat juga Nyxvita atau Niraksha menghancurkannya dengan kibasan tangan.

Meski begitu, Kei tetap menatap Niraksha atau Nyxvita dengan tatapan tidak percaya sekaligus curiga, “itumah cuma ilusi doang…”

“… ah bodo amatlah! Capek aku!”

Nah loh, Dewinya ngambek soalnya Kei skeptis amat.

“Lah ngambek anjir! eh terus ini caranya buat keluar dari sini gimana?” tanya Kei sambil memperhatikan alam batinnya yang sudah berubah seperti aula tanpa atap berbentuk lingkaran dengan sepuluh pilar di pinggir lingkaran itu, sedangkan singgasana yang di duduki oleh Niraksha atau Nyxvita berada diantara dua buah pilar. Sedangkan di tengah aula berbentuk lingkaran tersebut terdapat sebuah dua buah katana rapuh dan karatan yang tertancap di lantai aula.

“Tau ah! Cari aja sendiri caranya gimana.”

“Anjir ngambek beneran cok!”

Kei kemudian membujuk Niraksha atau Nyxvita supaya tidak ngambek lagi, tapi setiap usaha yang Kei lakukan selalu berakhir dengan kegagalan. Hingga akhirnya Kei menyerah dan memutuskan untuk menghampiri dua katana rapuh dan karatan tersebut.

“Kau akan mati kalau kau menyentuhnya.”

Ucapan singkat dari Niraksha atau Nyxvita langsung membuat tangan kanan Kei yang hendak mengambil katana tersebut membeku tepat di dekat katana tersebut.

Kei menarik kembali tangannya ke samping tubuhnya dan menoleh ke belakang, dan melihat Niraksha atau Nyxvita berjalan menghampirinya. Untuk penampilan Niraksha atau Nyxvita sendiri menggunakan jubah besar berwarna hitam yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki.

“Tenang saja, kau akan segera bangun sebentar lagi. Bersabarlah…”

Tepat setelah Niraksha atau Nyxvita mengucapkan hal itu, sebuah pintu muncul di belakang mereka berdua dan langsung terbuka dengan lebar.

“Kau bebas ke alam batinmu kapanpun yang kau mau melalui pintu itu, begitu pula denganku yang bisa memanggilmu kemari kapanpun yang aku inginkan.” Ucap Nyxvita atau Niraksha kepada Kei sebelum mendorongnya hingga Kei masuk ke dalam pintu tersebut, dia benar-benar tidak menunggu Kei menjawab.

Kembali ke dunia yang sebenarnya, kini di kamar Kei yang kini sepi dan hanya ada suara mesin yang menandakan kalau pasiennya masih hidup.

Jari telunjuk Kei bergerak sedikit sebelum mata Kei terbuka secara perlahan. Kei membutuhkan waktu supaya matanya bisa menyesuaikan cahaya dari lampu ruangannya, dan mencoba beranjak dari kasur tempatnya berbaring.

Kei akhirnya beranjak sepenuhnya dari kasur tempatnya berbaring dan mencoba berdiri dengan tegap, tapi kei hampir terjatuh karena kondisinya cukup lemas mengingat Kei sudah koma selama satu bulan penuh. Ya, Kei sudah tidak sadarkan diri selama satu bulan penuh, dan dalam jangka waktu itu banyak hal yang berubah.

“Ini… di pusat kesehatan The Shatter ya…” ucap Kei sebelum berjalan menuju jendela dan membuka kordennya hingga menampilkan pemandangan kota Lanery yang cukup padat dan sibuk.

Setelah puas memandangi pemandangan kota melalui jendela, Kei berjalan ke arah lemari dan membukanya untuk mencari pakaian yang bisa dia kenakan. Karena sekarang Kei ingin pergi keluar dari ruangan ini, tapi dia masih menggunakan baju orang sakit.

Akhirnya Kei menemukan pakaian miliknya yang entah kenapa ada di lemari tersebut, dan tanpa membuang waktu lagi, Kei langsung mengambil pakaiannya dan mengganti pakaian yang dia kenakan sekarang dengan pakaian miliknya sendiri yang dia temukan di lemari didalam kamar mandi.

Setelah mengganti pakaiannya, Kei bergegas keluar dari ruangan tersebut dan dirinya tidak menyadari kalau saat keluar dari ruangan tadi, ada seorang perawat yang hendak memeriksa keadaan Kei.

“E-eh…? Loh heh! Mas mau kemana mas?!” Teriak perawat tersebut sambil mengejar Kei dengan membawa peralatannya.

Kei yang diteriaki pun menoleh dan melihat perawat yang berlari ke arahnya dengan membawa peralatan yang di dorong, tapi atensi Kei tidak mengarah ke arah perawat yang mengejarnya, melainkan ke sebuah suntikan yang di letakkan paling atas atau di tempat yang mudah diambil.

“Anjir bawa suntikan cok!”

Karena melihat suntikan tersebut, alhasil Kei yang takut dengan suntikan langsung berlari lebih cepat bahkan beberapa orang yang dilewati Kei tidak menyadarinya dan hanya merasakan hembusan angin saja.

Saat sudah berada di luar area pusat kesehatan, Kei melihat Rian yang sedang berjalan bersama dengan Natasha menuju pusat kesehatan. Melihat keduanya, Kei langsung berteriak memanggil mereka sambil melambaikan tangan kanannya ke atas.

“Hoi..! Rian…! Natasha…!”

Sementara itu Rian beserta Natasha pun menyipitkan mata mereka untuk melihat siapa yang memanggil mereka karena jarak mereka dengan orang yang memanggil cukup jauh untuk dilihat oleh mata orang normal.

Butuh beberapa waktu bagi Rian dan Natasha untuk tahu kalau Kei adalah orang yang memanggil mereka, dan mereka berdua langsung terkejut dengan mulut menganga.

“Kei…?” ujar lirih Rian karena masih tidak percaya kalau Kei sekarang ada di depannya.

Rian dan Natasha langsung bergegas menghampiri Kei yang sudah menunggu sambil menyilangkan kedua tangannya ke dadanya.

“Kalian dari mana mau kemana nih?” tanya Kei setelah Rian dan Natasha sudah mendekat ke arahnya.

“Harusnya kami yang tanya itu, sat!” ucap Rian sambil menatap Kei dari ujung kepala sampai kaki.

“H’m…! Harusnya kau tetap di pusat kesehataan untuk dirawat perawat di sana.” Imbuh Natasha yang ikut memeriksa keadaan Kei.

Kei yang ditatap dengan penuh selidik oleh dua temannya itu menjadi tidak nyaman dan sedikit risih, “ini kalian ngapain sih? terus kau ini dah sehat jir, ngapain dirawat sama perawat coba.”

“Kau itu udah ga sadarkan diri selama sebulan ya, anjir.” ujar Natasha yang langsung membuat Kei membeku di tempat.

“Hah?! Satu bulan?!”

Tapi atensi Kei dengan cepat teralihkan oleh pemandangan yang dia lihat dari kejauhan, yaitu pemandangan dua orang yang tengah duduk bersama dengan jarak yang sangat dekat bahkan lengan mereka hampir bersentuhan.

“Wilona… dan… Alaric?” ucap Kei dengan lirih sebelum mengalihkan pandangannya dari Wilona dan Alaric yang tengah duduk bersama itu.

“Hei, ke ruangan Kak Sebas yuk! Kangen ma kakak ipar gweh.” Ucap Kei yang langsung berjalan tanpa menunggu jawaban Rian dan Natasha.

Rian dan Natasha saling memandang satu sama lain sebelum mengikuti Kei dari belakang.

Semenara Nyxvita yang ada di dalam dunia batin Kei terlihat bersantai sambil memperhatikan kuku jarinya sebelum teralihkan ke sebuah lingkaran berwarna hitam di sampingnya. Menyadari hal itu, Nyxvita langsung menyeringai penuh arti sebelum mengambil bola hitam tersebut dan menyerapnya sampai lenyap.

“Bagus, Kei… teruslah pendam keresahanmu, dan lepas kendalilah saat waktunya tiba nanti… hmhmhm…”

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!