menceritakan tentang kisah dyah suhita, yang ketika neneknya meninggal tidak ada satupun warga yang mau membantu memakamkannya.
hingga akhirnya dyah rela memakamkan jasad neneknya itu sendirian, menggendong, mengkafani, hingga menguburkan neneknya dyah melakukan itu semua seorang diri.
tidak lama setelah kematian neneknya dyah yaitu nenek saroh, kematian satu persatu warga desa dengan teror nenek minta gendong pun terjadi!
semua warga menuduh dyah pelakunya, namun dyah sendiri tidak pernah mengakui perbuatannya.
"sudah berapa kali aku bilang, bukan aku yang membunuh mereka!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dayu
"Ya Allah, itu apa?! Tolong!" Batin dyah, ia menggigil ketakutan. Tangannya memeluk erat lututnya yang terlipat.
Jantungnya berdetak begitu kencang, kala mendengar suara kuku yang mencakar dinding pondoknya. Berjalan terus mengelilingi pondok yang ia tinggali.
Dyah menatap kanan dan kiri, memperhatikan sesuatu yang sedang mengelilinginya di rumah ini.
"Sayang, buka pintunya!" Terdengar teriakan rizky dari depan sana. Tetapi dyah tidak beranjak dari tempatnya, ia tahu bahwa itu bukan suaminya. Kalaupun iya pasti akan memberi ucapan salam.
"Sayang, di luar dingin! Aku mau masuk.." ucapnya lagi.
Dyah semakin ketakutan dia menangis sesenggukan sembari menutup mulutnya.
Gradaaak!
Pintu yang hanya terbuat dari anyaman bambu itu berusaha untuk di dobrak, oleh seseorang di luar sana. Membuat dyah semakin melotot dan gemetaran.
"Ya Allah, tolong! Apa mau sosok itu?!" Batin dyah, ia kemudian merangkak turun. Bersembunyi di bawah ranjangnya. Menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Dengan isakan yang masih terdengar, dyah berusaha untuk tidak bersuara.
Bruuuk! Bruuuk!
Krieeet!
Pintu dari anyaman bambu itu akhirnya terbuka, setelah di dobrak paksa dari luar sana. Jika mengikuti hari mungkin saat ini masih pukul setengah enam. Hari masih lumayan gelap, sehingga tidak seberapa tampak seseorang di luar itu.
Terlihat kaki dengan jari jari panjang, serta bulu hitam tebal itu berjalan mengelilingi ruangan pondok yang sempit.
Dyah memejamkan mata, rasa takut membuat ia tak berani sama sekali untuk bergerak.
Semakin lama, aroma apek bercampur dengan bau gosong, semakin tercium di indra penciuman dyah. Membuat gadis itu memberanikan diri untuk membuka matanya.
Ranjang bambu galar yang di buat suaminya, tampak bergerak gerak. Hingga tak berselang lama, terdengar erangan yang di sertai dengan hentakan kaki begitu kuatnya.
"Gggrrrrrhhhh!"
Sosok berbulu itu seketika mengamuk, ia keluar dari pondok dyah.
"Ada apa? Kenapa?" Gumam dyah pada dirnya sendiri. Dia keheranan, karena sosok itu pergi keluar tanpa ada yang mengusirnya.
Dyah menatap ke atas, melihat ranjang yang masih terus bergoyang. Padahal jelas tak ada siapapun di rumah ini kecuali dyah.
Mata dyah seketika membulat, dengan disertai degupan jantung yang tak terkendali. Melihat sepasang kaki turun dari ranjang.
Kaki pucat itu berjalan ke arah pintu. Menutupnya perlahan kemudian kembali berjalan mendekati ranjang.
Jantung dyah kembali di uji. Karena kaki pucat itu berhenti tepat di depan wajahnya. Beberapa detik kaki itu masih terdiam, membuat dyah juga ikut terdiam.
Tetapi, sekian detik berikutnya....
"Arrrggghhh!"
Sosok berwajah hancur dengan kelopak mata yang bolong, karena tak ada bola matanya. Belum lagi luka sayatan di leher dan wajahnya, menambah kesan seramnya.
***
Sementara itu....
"Dyah, lihat mas pulang membawa apa?!" Teriak rizky. Di tangannya terlihat anak rusa yang masih berukuran sedang.
Ia berlari dengan begitu semangatnya, masuk ke dalam pondok yang tidak terkunci dari dalam.
Terlihat dyah duduk di atas ranjang sambil menekuk lutut. Wajahnya terlihat cantik, dengan balutan selimut yang menutupi tubuhnya sampai sebatas leher.
"Dyah, kamu kenapa? Kok, bengong seperti itu? Selimutan lagi, kamu sakit?" Tanya rizky beruntun.
Dia meletakan anak rusa yang sudah mati itu di atas meja kecil yang telah ia buat. Lalu mencuci tangan, setelah mencuci tangan rizky mendekati istrinya.
"Yah?!" Panggilnya. Dyah seketika menoleh ke arah rizky.
Dia tersenyum, kemudian berdiri yang membuat selimutnya terbuka. Mata rizky terbelalak dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
"Astagfirullah! apa yang kamu lakukan, dyah?!" Tanya rizky setengah terkejut. Dyah memgenakan pakaian yang hanya menutupi bagian dadanya dan bagian bawah perutnya. Sedangkan bagian lainya terpampang jelas.
"Yah, kamu ngapain?!" Tanya rizky lagi, ia terkejut kala dyah mendekati rizky dengan tatapan tajam.
Rizky yang masih belum mengerti memilih untuk mundur. Tak berani menatap ke arah dyah meskipun ia istrinya.
"Kenapa? Aku ini istrimu bukan?!" Tanya dyah dengan senyuman yang sulit untuk di artikan.
"I-- iya, tapi...." belum sempat rizky menyelesaikan kalimatnya, dyah tiba tiba menerjang begitu saja.
Rizky ingin sekali menolak tetapi ia tidak bisa. Hatinya memang menginkan semua ini sejak malam kemarin.
Bibir dyah yang menyapu tengkuk rizky, membuat pria itu memejamkan mata namun itu hanya sepersekian detik saja.
"Arrrggghh!" Teriak rizky yang terkejut. Dia secara refleks langsung mendorong tubuh dyah, kala wanita itu mengigit tengkuknya dengan begitu kerasnya.
Setengah terengah, rizky menegangi tengkuknya yang berdarah akibat gigitan dyah yang sangat kuat.
"Kembalikan aku ke desa wanara! Kembalikan aku jika kau tidak ingin binasa!" Teriak dyah meronta ronta. Rupanya itu bukan dyah, itu adalah arwah dayu yang kembali masuk ke dalam raga dyah.
Dyah mengambil golok yang tadi di gunakan oleh rizky untuk berburu. Dengan mata yang melotot tajam, dia langsung ingin membacok rizky.
"TIDAK!"
"Astagfirullah, dyah! sadar, yah!" Seru rizky sembari mendekat secara perlahan ke arah dyah yang menggenggam erat golok miliknya.
Dengan mulut yang terus membacakan ayat kursi, rizky memberanikan diri untuk terus mendekat ke arah dyah.
Tangan dyah mengacung acungkan golok yang mengilap itu. Sebelum sempat ia menghunuskan golok itu, rizky terlebih dahulu menggapai lengannya.
"Tolong dayu, kamu keluar dari raga dyah! Tolong lepaskan dyah!" Pinta rizky yang memohon agar dayu meninggalkan tubuh dyah.
Bibir dyah tampak bergetar, dengan mata putih polos yang melotot tajam ke arah rizky.
"Tak akan bisa kau memisahkan aku dengan dyah! Karena jantungku ada pada jantungnya!" Teriak dyah yang seperti bukan dirinya.
"Tolong dayu, tenanglah kamu di alam sana! Jangan kembali lagi!" Mohon rizky dengan begitu seriusnya.
pasti uwak yanto pelakunya
thor upny cmna 1 sih bikin penasaran aja
semangat ya thor...
aku ya pengen kalau diah tiba² di kuasai sama dayu...tapi nnti ya makin runyam 🤭
klau siska tau makin ngomporin warga dia