NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:115.2k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 30.

Pasutri itu menoleh kearah lubang pintu, ada beberapa orang yang datang kekamar inap gala—gandi, nia, jena, azarine dan arhan—wajah syahla merona karena malu, bagaimana pun posisinya dengan gala pasti akan membuat mereka salah paham.

Gala yang sudah setenang air-pun mulai kesal kembali melihat mereka yang mengganggu acara rebahannya dengan syahla, semua jelas terlihat dari wajah jengkelnya.

"Mau apa kalian kemari, hah?" tanya Gala dengan nada tak suka apalagi ada jena.

Syahla segera bangun melihat kedatangan para tamu tak diundang tersebut, ia beranjak dari ranjang dan berdiri disamping brangkar saat para tamu itu satu-persatu masuk kedalam.

Begitupun Gala, yang akhirnya mengubah posisinya menjadi duduk di ranjang melihat siapa saja yang datang dan merusak rencananya untuk bermesraan dengan syahla.

"Mau nengok kamu-lah, Ga," jawab Nia sambil menaruh barang bawaannya ke atas meja lalu duduk disofa bersama gandi dan aza.

Arhan hanya berdiri saja bersandar pada tembok, sementara jena, ia langsung mendekati dan duduk di tepi ranjang dekat gala.

Jena mengusap lengan lelaki itu dengan lembut, tak lupa ia juga menautkan jemarinya dengan jemari gala seolah memamerkan betapa dekatnya mereka didepan syahla.

"Cepet sembuh ya, Ga," ucap Jena memberikan perhatian dan gala hanya mengangguk pelan saja sebagai jawaban.

Syahla hanya melihat saja, sebenarnya tangannya gatal ingin menjambak dan mencakar mukanya jena tapi disini banyak orang, tentu ia harus menjaga citranya didepan mereka. Jadilah syahla hanya diam membisu melihatnya dan menundukkan kepalanya.

Seolah biasa saja dimatanya dan ia sendiri tak peduli sama sekali dengan sikap jena pada suaminya.

Gala menghempas pelan tangan jena, ini demi sasa, dia tak boleh membuatnya marah lagi.

"Tante disuruh ibumu buat bawa barang dan belanjaan yang mungkin kalian butuhkan selama disini," ujar Nia mengatakan kedatangannya ke rumah sakit.

"Iya, makasih tan," jawab Gala singkat.

Nia, aza dan gandi saling tatap, melihat suasana yang terasa canggung diantara mereka apalagi saat melihat jena yang semakin gencar memberikan perhatiannya pada gala. Mereka tahu perasaan jena pada gala tapi mereka tak ingin membuat istrinya terluka mendengar gala ternyata sudah menikah dengan syahla.

Sedangkan syahla ia masih diam begitu saja, membuat gandi tak tega melihatnya mending juga ia ajak keluar.

"Oh, iya. Tadi mamah titip pesan buah-buahan buat di rumah, sasa mau gak gue ajak jalan," ujar Gandi memecahkan keheningan dengan mengajak syahla keluar dari zona tak nyamannya.

Ia tahu syahla butuh tenaga dan pikiran yang tenang, hal itu bisa ia andalkan untuk menaklukan hati abang sulungnya agar bisa memberinya uang lagi, pikir gandi.

"Gandi! Tak ada, ya. Yang namanya turun ranjang atau elo mau jadi ipar yang tinggal maut," ancam Gala dengan tegas, suaranya menggelegar di ruangan vip tersebut.

Tiga orang yang duduk disofa tersebut langsung menelan ludahnya, sementara arhan terkekeh pelan mendengar ucapan gala yang penuh ancaman itu pada adiknya.

"Pangkas pisang sekalian," gumam Arhan yang bisa didengar oleh gandi yang berada tak jauh darinya.

Panik gak panik ga, ya panik-lah

Namun jena, wanita itu merasa bahwa gala sudah berubah banyak semenjak ada syahla. Ia cemburu melihat tangan gala yang memegang lengan syahla, menariknya untuk duduk disampingnya, sedangkan ia sendiri diabaikan begitu saja.

Tangan jena terkepal kuat, menyadari hal tersebut, ia yang sudah lama bersama gala saja tak pernah diperlakukan seperti itu seperti halnya tadi saat mereka masuk, ia harus melihat pemandangan pasutri dadakan tersebut tidur satu ranjang.

"Oh, iya. istrinya bang gala, kita belum kenalan, ya?" ujar Azarine membuat syahla meliriknya.

"Iya, nama kamu siapa?" sahut Syahla yang kemudian bertanya.

"Gak usha kenalan, kalian udah pada tahu nama istri abang dari ari dan arhan," sela Gala dengan sarkas.

Aza memanyunkan bibirnya sebal, "Kenalan ma kakak ipar aja gak boleh, abang galak banget ntar direbut orang mba syahla-nya."

"Kenalin nama aku nia, umurku 19 tahun, sa. Aku baby sitternya gala," seloroh Nia dengan santainya.

Semua orang melirik pada nia, tak salahkah ucapan wanita paruh baya itu? Itulah pertanyaan yang ada di otak mereka.

"Apa? Apa? Kaya gak pernah lihat orang cantik lewat, aja," ujar Nia saat membalas lirikan seantero kamar.

"Tante, kena penyakit amnesia apa alzheimer, sih?" tanya Gandi mengernyitkan alisnya.

Mereka semua tertawa, dilihat dari wajahnya saja mereka sudah tahu bahwa umurnya sudah kisaran 50-an.

"Tante kena penyakit baby face tahu, gitu aja melirik gak jelas," jawab Nia dengan percaya diri yang tinggi.

Ia menepuk-nepuk wajahnya yang memang masih cantik walaupun sudah terlihat kerutan halus dibeberapa sudut wajahnya.

"Gue umurnya baru 19 bulan, tan," kini arhan yang mengaku-ngaku masih muda bahkan seumuran balita.

Membuat semua orang menggelengkan kepalanya, riweuh soal umur aja.

Namun suasana menjadi tak terasa canggung setelah kegilaan mereka keluar dan itu berhasil membuat syahla tertawa,

"Gue umurnya baru 19 hari, malah," seloroh Gandi tak mau kalah yang semakin membuat suasana menjadi gila dengan riuh tawa.

Syahla hanya menggelengkan kepalanya saja sembari tertawa, mendengar para komedian mulai mengeluarkan stand up mereka.

Berbeda dengan jena yang diam memikirkan cara mendekati gala.

"Dasar! Kalian semua balik sono, gue mau istirahat," ujar Gala menghentikan kegilaan mereka lalu menarik tangan syahla kedalam dekapannya.

Ia melakukannnya tanpa malu lagi, yang membuat semua orang disana tak menyangka dengan apa yang dilihat mereka, gala menciumi syahla dan memeluknya dari belakang.

Syahla, ia diam saja dan sesekali mendorong pelan suaminya, tapi seperti itulah semakin ia menolak semakin gala menariknya kedalam ikatan yang akan menguatkan hubungan mereka.

Mungkin ada yang masih berpikir ini gimik, seperti berdrama manis didepan keluarga agar rumah tangga terlihat harmonis.

Tapi gala merasa puas dengan melakukan hal tersebut, setidaknya membuat jena patah hati dan mencari penggantinya. Ia akan membuktikannya, bahwa meski pernikahan mereka hanya karena kesalah pahaman tapi mereka bisa hidup bahagia tanpa paksaan.

"Baru juga jam 8 udah ngantuk, biasanya abang molor jam kunti," Aza yang menyahutnya dengan kesal.

"Kan, sekarang mah udah ada istri, azarine," ujar Gala menyandarkan kepalanya pada pundak syahla dengan mesra.

"Udahlah ayo kita pulang, biar gala bisa memberi keponakan secepatnya," sela Arhan yang langsung keluar duluan dari kamar inap gala.

Mana tahan para jiwa jomblo yang meronta-ronta itu melihat mereka mesraan, apalagi sudah halal yang nikmatnya luar biasa.

Semua orang bangkit dari duduknya, meninggalkan pasutri muda yang masih saling berpelukan kecuali jena yang masih duduk ditepi ranjang.

"Elo juga, jena," usir Gala dengan halus tapi terasa menusuk hati jena.

Wanita itu dan semua para tamu kehormatan sudah keluar dari kamar tersebut, kini hanya tinggal pasangan suami istri itu diruangan tersebut.

Gala melepaskan pelukannya, dan kembali merebahkan tubuhnya sambil menarik tangan syahla untuk mengikutinya tapi sekarang istrinya malah menggelengkan kepalanya.

"Loh, Sa. Kenapa?" tanya Gala kala melihat syahla melepaskan pegangan tangannya.

"Mas tidur diranjang, aku disofa. Takutnya ada yang masuk lagi," tolak Syahla yang langsung melangkah duduk disofa.

Gala memasang raut dongkol melihat istrinya yang merebahkan tubuhnya membelakangi dirinya, ia berpangku tangan memiringkan tubuhnya ke arah syahla yang entah udah tidur atau belum

Lalu syahla, ia mengingat sikap jena yang mulai perlahan bersikap frontal pada suaminya, ia takut suaminya tergoda mengingat mereka sudah saling kenal sejak lama jauh sebelum dirinya mengenal gala.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lain halnya dengan kediaman jendral dan naura, pasutri yang sudah berumur paruh baya itu masih mengalami pertengkaran rumah tangga, semenjak pulang bukan bermesraan melainkan mendapatkan amukan sang istri.

Jendral mencoba meraih tangan naura untuk membujuk rayu istrinya agar tidak marah lagi, gegara ia merahasiakan pernikahan gala dengan syahla.

"Udah dong, yang. Jangan ngambek lagi, gak baik buat kesehatan kamu," bujuk Jendral menatap wajah naura dengan penuh damba.

"Tidak, aku kecewa sama kamu, karena merahasiakannya dari aku," tolak Naura melepaskan tangannya dari pegangan jendral lalu ia berpangku tangan dan membelakangi jendral.

Lelaki itu memutari istrinya dan menghadapnya dan membujuknya lagi.

"Maaf, yang. Aku gak akan melakukannya lagi, janji," ujar Jendral mengacungkan dua jarinya sebagai perjanjian.

"Ok," Naura tersenyum tapi terasa pahit bagi jendral.

"Sebagai gantinya kamu tidur diluar," lanjut Naura membuat kedua mata jendral membulat.

"Yang, mana bisa aku tidur diluar sedangkan tubuhku sudah terbiasa tidur dengan kehangatan tubuh kamu. Ayolah, maafin aku. Ini malam jum'at loh," ujar Jendral tersenyum kaku.

Sayangnya senyuman naura berubah menjadi racun yang seakan ingin membunuhnya perlahan.

Istrinya itu mengambil bantal lalu menyerahkannya pada jendral dan melambaikan tangannya mempersilahkan jendral untuk keluar dari kamarnya.

"Pintu keluarnya disana, papa," ujar Naura dengan nada lembut tapi membuat jendral merasa tertohok.

Jendral akhirnya mengalah dan pergi dari kamar milik bersama sambil memeluk bantalnya sendiri. Suara pintu dikunci begitu terdengar jelas di kupingnya membuatnya harus menghela nafas lesu memikirkan nasib malam ini.

Ini baru satu anak gimana jika ke enam anaknya yang berulah, bisa-bisa ia tidur di emperan toko diluaran sana.

Anak keduanya berjalan melewatinya, ia baru pulang dari kegiatan sekolahnya. Seperti biasanya jendral akan meminta tolong putranya itu untuk memberinya tumpangan malam ini.

"Gundar, papa tidur dikamar kamu, ya," pinta Lelaki yang sudah paruh baya itu namun ketampanannya masih melekat kuat di wajahnya.

Dari atas sampai bawah anak muda itu melirik papanya, ia sudah tahu kebiasaan orang tuanya kalo sedang bertengkar.

"Gak mau, ah. Papa ngoroknya kenceng nanti gundar gak bisa tidur lagi, lagian salah papa sendiri zalim sama istri," ujar Gundar menolak keras sang papa untuk tidur diranjang yang sama setelahnya ia melengos pergi kekamarnya yang bersebelahan dengan kamar orang tuanya.

Jendral menganga mendengarnya, ucapan putranya benar-benar tak jauh beda dengan ibunya, halus tapi nyelekit.

Tapi tak jauh dari ekor matanya, ia melihat aisyah mendekatinya, sembari membawa buku ditangannya. Bibirnya melukis senyum merasakan sebuah harapan besar mengikutinya malam ini, bagaimana pun ia tak boleh melewati malam sunah rosulnya.

"Mamah lagi ngambekan ya, pah?" tanya Aisyah, putri jendral satu-satunya yang suka memakai hijab dan gamis syar'i.

Dari tadi aisyah sudah tahu kalo mama dan papanya bertengkar tapi ia biarkan saja karena bukan masalahnya, toh mereka akur lagi setelah puas marah-marahan.

"Ya, ais. Bantu papa ya," pinta Jendral dengan senyum menjadi korban kesabaran pengusiran istri ngambek.

"Ok, pah. Tapi ada syaratnya," ujar Aisyah, mencuri kesempatan dalam kesempitan ditengah pertengkaran orang tuanya.

"Ya Salam," keluh Jendral meluruhkan bahunya.

Semua anaknya memang aneh-aneh, mau ada hasil harus ada yang dikorbankan, itulah pintarnya si kembar lima dalam menginginkan sesuatu.

Aisyah mengetuk pintu kamar orang tuanya, tak lama pintu terbuka menampakkan naura yang celingak-celinguk melihat sekitar pintu kamarnya.

"Papa udah tidur dikamar gundar, mah," ucap Aisyah berbohong.

Naura menjawabnya dengan ber-oh saja lalu ia mengijinkan putrinya masuk kekamarnya tanpa ada rasa curiga sama sekali, saat lengah seperti itulah jendral diam-diam masuk kekamarnya, bersembunyi sampai waktunya tiba.

Aisyah mengutarakan niatnya bertemu ibunya, ia tak paham soal pelajaran yang sedang ia ikuti dan naura-lah tempatnya berguru untuk bisa memahami apa yang diajarkan dalam buku yang dibawanya, tak ayal dia selalu juara kelas seperti abang gala.

Waktu berjalan ringan tapi cepat, selesai sudah mereka belajar sesuatu tentang pelajaran sekolah.

"Makasih, mah. Ais pamit kekamar dulu," ucap Asiyah yang memeluk ibunya lalu mencium pipi wanita yang sudah melahirkannya.

Naura pun tersenyum, ia mengekori ais untuk mengunci pintu lagi agar si jendral tak datang malam-malam.

Setelah semuanya selesai naura kembali merebahkan tubuhnya diranjang dengan posisi miring, disaat memejamkan matanya pelan ia merasakan sesuatu yang menyentuhnya.

Ia membalikkan badannya, tanpa apapun jendral segera mengambil posisinya, membungkam mulut istrinya dan memberinya sentuhan mematikan tanpa memberinya celah untuk berbicara.

Sentuhan demi sentuhan itu sukses membuat istrinya menggila dibawah kungkungannya, jendral melepaskan pagutannya saat naura kehabisan nafas lalu kembali menyerangnya dengan membuat naura tak bisa menolaknya lagi.

"Jendral," lenguh naura dengan nafas yang kian memburu.

"Salah sendiri, berani mengusir aku dari kamar kita," ujar Jendral tersenyum penuh makna.

Kini keduanya bergulat diatas ranjang, masalah yang terjadi-pun seakan hilang dari pelupuk mata naura karena serangan brutal suaminya yang membuatnya melayang ke alam surgawi.

Memuaskannya dan membuatnya mendapatkan hormon kebahagiaan yang selalu jendral berikan selain soal uang, tapi nafkah batin yang selalu menghangatkan tubuhnya setiap malam.

Jadi bagaimana naura bisa lepas dari lelaki ini, jika jendral semakin lama semakin bucin padanya. Memberikan segalanya dan tak sedetik-pun jauh dari sudut pandang matanya.

Naura tak lagi bekerja, perusahaan yang diberikan orang tuanya sudah dibawah tangan putranya, gala. Ia hanya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya menemani jendral kemana lelaki itu pergi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari berlalu, gala akhirnya bisa pulang ke apartemennya, diantar arhan dan ari yang membantu kembalinya mereka kerumah.

Gala duduk santai disofa kamar, sementara syahla mulai berjibun memasukkan koper ke tempatnya semula. Arhan dan ari tak lama mereka baru saja pergi karena tak ingin mengganggu ketenangan rumah tangga bosnya.

Apalagi ancaman gala yang membuat mereka berdua hanya bisa menelan ludah saja, mendengar ucapan bosnya yang menurutnya sudah ke arah per-mesum-an.

"Jangan ganggu kami, gue mau buka puasa sama syahla," itulah yang diucapkan gala pada mereka yang masih berstatus jomblo.

Ari dan arhan hanya iklas lan pasrah menerima keterangan bosnya yang sekarang mulai pamer kemesraan.

Gala masih sibuk melihat syahla membersihkan kamar mereka, ia sesekali tersenyum ketika wanita itu diam dan ia ambil diam-diam gambarnya yang tengah membersihkan kamar setelah beberapa hari tak ditiduri.

Cahaya warna jingga pun begitu jelas menyoroti kamar mereka yang seakan ingin menyaksikan persatuan dua manusia yang kini sudah dua bulan lebih menjalani bahtera rumah tangga.

"Sa, kita lakukan malam ini, ya," ajak Gala terdengar ambigu ditelinga syahla.

1
Nur Adam
lnju
vj'z tri
siapa kau kau kau kau kenalan nama nya bang Arhan wokeh 🤭🤭🤭🤭🤭
Rida Arinda
Alesia jodohna bang arhan berarti 🤩🤩🤩
vj'z tri
wah wah bang arhan lamaran bang 🤭🤭🤭🤭
Dwie Anna
ini cerita muter muter ja kejadian demi kejadian silih berganti ? kpn selesainya ? skip ja lah
vj'z tri
neng Sasa 😭😭😭😭😭😭😭
Erina Munir
kaya yg bner aja luh ilham...
Erina Munir
gala lgi gala lgi yg ketiban sial...dasar bu lu badak
Erina Munir
syahla lgi mode telmi...🤣🤣🤣
Nur Adam
lnjut
vj'z tri
nama lu Ilham kelakuan ish ish ish 🤨🤨🤨
Dwie Anna
judul sama alurnya beda , pembebasan itu kalo alesia udh di rumah
🌀 SãñõõR 💞: ia makasih udah mengingatkan nanti saya perbaiki... karena masih berantakan 🙏🏼
total 1 replies
Nur Adam
lnjt
vj'z tri
kuda lumping ta ?? 🤣🤣🤣🤣🤣
Ari Sawitri
udah 26 th sdh sangat dewasa kenapa tidak keluar dr rumah yg toxic kayak gt. ngapain jg masih dirumah yg tdk menghargai dia. sdh bekerja juga sdh punya penghasilan. heran
Nur Adam
lnjut
Yoona
blm bisa komen apa² dulu. semoga novel kakak sukses ya🥰🥰
Nur Adam
lnjut
Erina Munir
waduuh ada yg ...mau jahat2 niih
Erina Munir
ya ampuunn.othoor....knpe hdi begituuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!