NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 26.

Syahla segera membuka ponsel tersebut dan ternyata membukanya harus menggunakan pin, ia asal ngetik dengan tanggal lahirnya dan anehnya pin nya terbuka, menampakkan fotonya yang sedang tertidur dalam pelukan suaminya.

Ia menganga lalu melirik suaminya sebentar, ingin bertanya tapi keadaan sedang darurat membuatnya harus mengesampingkannya. Syahla segera mencari kontak pria bernama arhan untuk mencari bantuan.

Berkali-kali ia menghubungi namun tak juga diangkat, entah sedang apa lelaki itu?

Syahla kembali mencari kontak lain, nama ari tertera diatas layar itu dan tak lama kemudian suara terhubung terdengar.

Syahla menekan tombol pengeras suara agar bisa berbicara dengan gala dan juga dia bisa mendengarnya juga.

"Ada apa, Bos?" sapa Ari disebrang sana dengan dimulai sebuah pertanyaan.

"Lampu hitam, jalan M blok S," jawab Gala dengan singkat dan tetap tertuju pada jalanan yang membawa mobilnya ke tempat sepi.

"Ok, diterima," sahut Ari yang langsung memutuskan sambungannya.

Syahla keheranan, ia tak paham apa yang dimaksud oleh gala tentang lampu hitam—yang ia tahu lampu itu hanya tiga merah, kuning dan hijau—kok, ada lampu hitam.

"Apa itu sebuah kode, ya?" batinnya menyidik wajah suaminya dari samping.

Mobil melaju ke arah hutan dimana tempat itu sunyi dan mencekam, sesekali suara pistol lepas ke arah mereka membuat syahla harus menutup telinganya erat sembari berdo'a dalam hatinya—berdzikir dan meminta keselamatan.

Namun sialnya, mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba melaju dengan lambat dan dalam sekian detik mobil itu berhenti.

Gala melihat apa yang terjadi dengan mobil mereka dan ternyata bahan bakarnya sudah habis, ia ingat semalam ia berniat mengisinya sepulang membeli cincin tapi nasib berkehendak lain.

"Sialan!" umpatnya memukul kasar setirnya.

"Ada apa, Mas?" tanya Syahla menoleh pada suaminya.

"Kita harus turun," ujar Gala yang segera melepaskan seatbeltnya begitu pun syahla mengikutinya.

Meski tangannya gemetar, syahla berusaha setenang mungkin melepaskan sabuk pengaman yang melilit tubuhnya.

Dor

Saat hendak membuka pintu untuk turun, tembakan mengarah pada syahla dari kejauhan membuat wanita itu urung untuk keluar dari mobilnya.

Gala menarik tangannya, "Sebelah sini," ajak Gala sambil membungkukkan badannya dan melindungi istrinya.

Mereka berlari ke arah hutan, dimana hari itu cuaca tiba-tiba mendung, semakin mereka menjauh semakin hening dan suasana mendadak riuh dengan suara rintikan air dari langit.

"Aduh," kaki Syahla terantuk batu besar dan ia hampir terjatuh.

Beruntung gala sigap sehingga tetap menjaga keseimbangan mereka.

"Elo gak apa-apa?" tanya Gala sembari melihat kebelakang, sialnya para pengejarnya terlihat dari jauh.

"Sakit, Mas," jawab Syahla menggantungkan kaki kanannya yang terbentur batu.

Gala melihat area sekitar mereka, tak jauh dari sana ada tempat yang bisa dijadikan untuk bersembunyi, ia pun mengajak syahla ke arah yang ditujunya.

Tubuh mereka sudah basah oleh guyuran hujan yang melanda kota tersebut, gala memelankan langkah kakinya dan melepaskan pegangan tangan syahla lalu menuntun gadis itu berlindung di semak belukar sembari melihat tempat itu aman untuk berlindung.

Gala melihat syahla yang mulai kedinginan dengan bibir bergetar, ia melepaskan jasnya dan memakaikannya pada tubuh istrinya.

"Tenanglah, ada gue. Ok!" ujar gala lalu melihat ke arah sekitar mereka memastikan keadaan aman.

Sayangnya, musuh bebuyutannya mulai terlihat.

Sayup-sayup suara orang-orang jahat itu mulai terdengar, para penjahat yang bersenjata itu berjalan ke arah mereka, syahla menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Gak ada, Bang. Gimana ini?" ujar seorang lelaki bertubuh kurus dengan rambut kritingnya.

"Gua yakin mereka tadi kesini, gak mungkin secepat itu hilang," sahut ketua dari orang jahat tersebut.

Mereka melihat-lihat sekitarnya, memang tampak sepi dan sunyi tak ada pergerakan disana yang ada hanya suara hujan yang kian deras menerpa mereka.

Sedangkan syahla dan gala masih berada di tempat persembunyiannya, wanita itu semakin kedinginan dan disaat begitu mendadak dirinya bersin.

Achoooooo

Lagi ia bersin, gala segera menutup mulut dan hidungnya sehingga tubuh mereka berhimpitan.

"Suara apa itu?" tanya anak buah yang kurus kriting itu.

Mereka semua menoleh kebelakang tepat ke arah suara itu, dengan langkah pelan mereka mendekati semak belukar yang menggunung, begitu tinggi hingga melebihi 2 meter.

Rumput yang begitu tinggi dan gelap itu terlihat seperti sarang ular tapi mereka yakin suara itu berasal dari sana, mereka memotongnya dengan sajam yang begitu tajam bahkan melebihi silet.

Gala mulai bisa melihatnya dari jarak beberapa meter, jantung mereka begitu tegang suara rumput yang dipaksa patah itu sangat terdengar layaknya memotong sayuran atau buah yang dicincang habis.

Gelap terlihat semak belukar itu membuat mereka harus hati-hati untuk menembusnya, memangkasnya dan juga menemukan mangsanya.

Hampir dekat mereka hampir mendekati dua orang itu dan gala semakin menghimpit ke tubuh syahla, dua detak jantung itu bersahutan semakin terasa menegangkan.

Namun ... Dor.

Terdengar suara letusan pistol dari jalan raya, mereka menghentikannya.

"Sialan!" umpat ketua gengnya.

Ada orang yang berlari ke arah mereka mungkin anak buahnya, mereka berbincang itu yang gala lihat di sela-sela rumput liar.

Mereka akhirnya pergi meninggalkan rumput ilalang yang bercampur dengan rumput liar lainnya, juga pohon tinggi nan rindang yang menutupinya membuat area itu hingga tampak seperti malam hari.

Gala bernafas lega, ia melepaskan tangannya dari wajah syahla dan saat itu pula dua mata beradu pandang, sangat dekat hingga begitu terdengar suara nafas masing-masing yang memburu setelah berlarian.

Sesuatu yang selalu menggoda imannya membuat lelaki itu mencuri kesempatan dalam kesempitan, bahaya yang mengintai pun dia lupakan sekejap seolah mencari booster untuk menambahkan tenaganya.

Cup

Sentuhan yang tiba-tiba itu mendadak syahla dapatkan, bukan dari kening yang biasa dilakukan melainkan benda kenyal yang berwarna pink alami itu. Dibawah guyuran air yang turun dari langit yang basah membasahi keduanya, seakan menyirami benih-benih cinta yang mulai tumbuh di hati keduanya.

Syahla hanya diam, bibirnya kelu mendapatkan serangan mendadak itu, ia ingin menjerit karena ini pertama kalinya namun tubuhnya serasa seperti patung porselen yang tak bisa bergerak sesuka hatinya.

"Sudah aman, ayo pergi!" ajak Gala menarik tangan istrinya.

Disaat mereka beranjak dan meninggalkan rerumputan liar itu seseorang sudah menunggunya.

Dor

Tembakan mengenai kaki gala, seketika lelaki itu ambruk pada tubuh syahla memaksa mereka untuk duduk diam, saat itu gala mulai meringis kesakitan memegang kaki kirinya dengan celana yang sudah berlubang akibat peluru yang menusuk masuk kedalam kulitnya.

"Mas gala!" pekik Syahla yang langsung memeluknya.

Wanita muda itu melihat noda merah yang menetes dari kaki suaminya, di bawah rintikan air yang semakin jelas terlihat saat awan hitam perlahan memudar.

Saat itulah ketua geng penjahat itu muncul dan berjalan ke arah mereka.

"Cih! Sebelum anak buah elo menghabisi gue, elo yang akan menjadi korban lebih dulu," ujar lelaki berperawakan setengah bule itu.

Syahla mulai merasakan ketakutan yang mendalam melihat pria yang berpostur tinggi itu, mendengar niat yang akan dilakukannya pada suaminya tersebut.

"Siapa kamu? Kenapa melakukan ini semua?" tanya Syahla dengan bibir bergetar dan nada yang keras, menatap lelaki licik itu dengan benci.

Pria itu tersenyum licik, "Elo mau tahu, pacar elo ini bukanlah orang baik. Dia sudah membunuh wanita yang gue cinta, ini adalah balasan yang tak setimpal dari apa yang ia lakukan," ungkapnya.

"Dia harus mati ditangan gue," ancam pria jahat itu.

Syahla terkejut, ia mencoba mencernanya namun tak ada satupun yang ia pahami dari ketegangan ini, ia menatap gala dan pria itu secara bergantian, dua pria itu saling menatap tajam dipenuhi api kemarahan.

Masa lalu diantara mereka belum usai, menyisakan dendam yang bergemuruh didalam dada dua pria itu. Padahal dulu mereka adalah sahabat baik yang sangat dekat seperti keluarga.

Namun peristiwa itu terjadi, setelah kelulusan masa perkuliahan mereka yang membuat api kebencian itu menyala hingga kini.

"Iblis! Matre, wanita yang elo cinta itu, bodoh dan sukanya hanya memuaskan para pria diatas ranjang," Gala berseringai, menyindir dan menghinanya.

"Diam! kalo gak gue tembak kepala elo," ancam pria itu menodongkan senjata laras panjangnya tepat dikepala gala.

"Elo buta, Rian." Gala menyelanya dengan keras.

"Berapa kali gue bilang, angel yang menginginkan gue. Bukan sebaliknya," aku Gala membela dirinya.

"Alasan gak bermutu, gua gak butuh penjelasan elo. Yang gue butuh adalah jasad elo," ujar Rian menarik pelatuknya dan siap melepaskan pelurunya.

Mata rian sudah gelap, ia tak butuh apapun untuk mengganti kekasihnya yang sudah lama meninggal itu, selain jasad pria yang katanya memperkosa kekasihnya hingga melakukan tindakan buruk.

Syahla tak tinggal diam, ia menghalangi tubuh gala dengan tubuhnya mencoba menghentikannya dan merelakan dirinya sebagai pengganti.

Namun gala segera bergulir membalikkan badannya, tak ingin syahla yang terluka. Dan ...

Dor

Dor

Dua tembakan berbunyi bersamaan, gala ambruk pada tubuh syahla dalam keadaan memeluknya, nafasnya masih terdengar ditelinganya hanya saja berbeda tak seperti biasanya.

Kejadiannya begitu cepat, sehingga membuat syahla tak bisa mengubah skenario kejam yang begitu mendadak. Wanita itu hanya menangis melihat tangannya gemetar menyentuh punggung kokoh imamnya, bernoda cairan merah yang perlahan tersapu hujan.

Ketakutannya menjadi-jadi, bayangan kehilangan seseorang menghantuinya, menggerogoti pikirannya dan membuat kepalanya pening. Dua tubuh itu hilang kesadarannya dalam sekejap.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Syahla membuka matanya dengan pelan, aroma yang biasa ia hirup di tempat biasa ia bekerja menyeruak masuk dalam arus pernafasannya, seketika ia ingat kenangan terakhir kali sebelum ia pingsan.

"Mas gala!" pekiknya bangun dari tidurnya dan terduduk lalu saat ia melihat keadaan sekitar ia kaget, dirinya sudah berada dirumah sakit.

Ia lihat tangannya terpasang infus, badannya sudah berganti dengan pakaian pasien dan ada gandi disampingnya yang duduk santai menatapnya.

"Mau kemana neng? Baru bangun udah kek keselek biji salak aja," ujar adik iparnya itu.

"Gandi, mas gala mana?" tanya Syahla dengan wajah panik.

Syahla ingat suaminya terkena dua tembakan, ia juga ingat tembakan kedua mengenai punggung gala lalu apakah ia bisa selamat dari dua peluru yang menembus tubuh lelaki itu.

Wajah gandi berubah sedih, ia menundukkan kepalanya tak lagi menoleh pada gadis aneh yang bekerja di Apartemen kakaknya.

"Elo harus siap, Sa. Apa yang terjadi pada abang elo harus rela, dia ...." jawab Gandi tak melanjutkan ucapannya.

Syahla mulai meneteskan air matanya, kalimat yang selanjutnya lelaki itu akan ucapkan seakan ia pahami apa yang dimaksud.

Tubuhnya terasa lemas hingga terasa tak bertulang, dia ambruk dan bersandar disisi brangkar, menangis itu yang ia lakukan. Bayangannya berputar pada wajah yang terakhir kali terlintas, senyumannya saat pagutan itu terjadi dalam sekian detik, masih terasa hangat ia rasakan tapi ia harus mendengar kata perpisahan lagi.

Hatinya merasa hancur, tak bisa ia duga akan terulang kembali rasa kehilangan seseorang yang sudah ia jadikan tempat bersandarnya.

"Mas gala," isak Syahla dengan lirih.

Ia memeluk tubuhnya yang kini terasa hampa, menempelkan dahinya pada lutut yang ditekuk dan menyembunyikan wajahnya yang terlihat menyedihkan.

Nasibnya kembali malang dan ia merasa kesepian akan menjadi hidupnya setelah ini.

1
vj'z tri
aduh penasaran sama reaksi ibu ratu tau punya mantu tapi di sembunyikan gala 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Azthar_ noor: hahahaa... terapi shock ntar/Facepalm/
total 1 replies
Rian Moontero
lanjuuutt🤩🤸
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!