Ruang Rahasia Di Kamar Tante Feronica

hari ini adalah hari pertama Naomi bekerja menggantikan Tania. "udah siap?" tanya Anna yang sudah menunggu Naomi di depan kontrakannya.

Naomi tersenyum dan mengangguk. "yaudah ayok berangkat" ajak Anna, mereka pun berangkat bersama.

sesampainya di restoran, Anna menyuruh Naomi mengganti pakaiannya dengan seragam khusus pelayan. sedangkan Anna sendiri mengganti pakaiannya dengan hanfu seperti biasa.

"kak An, gimana?" tanya Naomi sambil berputar-putar di hadapan Anna memperlihatkan baju yang di kenakannya. "cantik, cocok banget jadi pelayan" ucap Anna membuat Naomi mencebik kesal.

"haha.. cocok kok" Anna tertawa melihat wajah kesal Naomi. "terus sekarang aku ngapain?" tanya Naomi yang bingung harus melakukan apa.

"ke depan lah, kalau ada tamu yang baru masuk langsung di layani, tanyain mau pesen apa. nih daftar menunya" jelas Anna sambil melemparkan buku menu dan dengan sigap Naomi menangkapnya.

baru saja Naomi hendak pergi ke depan, salah seorang kitchen crew memangilnya, "woy anak baru! anterin nih, meja nomor empat belas!" suruhnya pada Naomi.

Naomi bergegas mendekati meja kitchen, "di anterin kemana kak?" tanya Naomi yang tadi tidak terlalu jelas mendengar ucapan kitchen crew itu karena suaranya kalah dengan ramainya dentingan alat masak.

"meja nomor empat belasss!! punya kuping nggak lo?" jawaban si kitchen crew itu membuat Naomi terlonjak kaget. Naomi menatap orang-orang yang ada di sekelilingnya tetapi mereka sama sekali tidak peduli pada bentakan kitchen crew itu padanya.

"o..oh iya kak, maaf" Naomi mengangkat serving tray yang berisi makanan dan bergegas keluar untuk mengantarkannya pada si pemesan.

"nyuruh sih nyuruh, tapi ya nggak bentak-bentak juga kali, kaya emak-emak aja" gerutu Naomi sambil berjalan.

saat Naomi hendak kembali ke dapur setelah mengantarkan pesanan tamu di meja nomor empat belas, tiba-tiba Anna memanggilnya.

"kenapa kak?" tanya Naomi setelah ia berada di dekat Anna. "nggak papa, gimana kerjanya?" tanya Anna. "seru kok" jawab Naomi dengan bersemangat.

"syukur deh, Jiāyóu" ucap Anna sambil mengangkat kepalan tangannya memberikan semangat pada Naomi. "Jiāyóu" Naomi mengikuti ucapan Anna sambil tersenyum lebar.

..

setelah setengah hari bekerja untuk pertama kalinya, Naomi merasa sangat lelah.

"jas, makan siang dulu" ajak Anna karena sudah waktunya istirahat dan makan siang. "aku mau ke toilet dulu kak" pamit Naomi. "yaudah sana, jangan lama-lama buruan makan siang" ucap Anna mengingatkan. Naomi mengangguk lalu bergegas pergi ke toilet.

setelah buang hajat, Naomi mencuci tangan dan wajahnya yang sudah terasa sangat lengket.

"eh, katanya mau ada acara ya?" tiba-tiba Naomi mendengar beberapa karyawan restoran yang sedang ngerumpi di lorong toilet. membuat Naomi menajamkan pendengarannya.

"iya, katanya si pemilik restoran juga bakalan dateng" Naomi buru-buru menyelesaikan cuci mukanya dan bergegas keluar dari bilik toilet lalu berjalan mendekati tiga orang yang sedang ngerumpi.

"eh, lo yang gantiin Tania kan?" tanya salah satu karyawan yang tadi ngerumpi. Naomi mengangguk sembari mengulurkan tangannya, "Jasmine" ucapnya.

karyawan yang tadi ngerumpi pun heboh berkenalan dengan Jasmine. "lo terlalu cantik buat jadi pelayan" ucap salah satu dari mereka yang Naomi tahu namanya adalah Adel.

"eh, siap-siap lo baru awalan kerja udah super sibuk besok" ucap Meli, salah satu karyawan yang tadi ngerumpi bersama Adel dan satu teman lainnya yang bernama Shin Young atau biasa di panggil shinta.

"emang ada apaan kak?" tanya Naomi dengan ekspresi kepo. "besok ada acara besar, dengar-dengar sih acara pertemuan relasi bisnisnya pak Lin yang ada di indo, sebagian yang dari Cina juga dateng" jelas Adel.

"pak Lin? pak Lin itu siapa?" tanya Naomi bingung. "pak Lin itu pemilik restoran ini" jawab Meli.

"pak Lin? bukannya restoran ini punyanya tante Fero? kok pak Lin sih? apa gue salah?" berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Naomi.

"pak Lin itu orang cina asli?" tanya Naomi mencoba menggali informasi. "iya dia cina asli, cuman udah lumayan lama di indo" jawab Adel.

"eh udah yuk, buruan, gue belum makan siang" Meli mengajak teman-temannya dan juga Naomi kembali ke tempat istirahat.

Naomi berusaha fokus melaksanakan tugasnya meskipun pikirannya masih tertuju pada pak Lin yang katanya adalah pemilik restoran tempatnya bekerja saat ini.

pukul lima sore pekerjaan Naomi hari itu pun selesai. Naomi pamit izin pulang lebih dulu pada Anna yang masih ada tugas hingga Maghrib.

Naomi tidak langsung pulang ke kontrakan melainkan pergi ke hotel tempat Mahen dan teman-temannya yang lain menginap.

..

"jadi gimana?" tanya Mahen pada Naomi. saat ini mereka sedang berkumpul di kamar yang di tempati oleh Mahen, Herdi, Ethan, dan Aidan.

"tadi gue dapet info, katanya besok ada acara besar di restoran itu. acara pertemuan relasi bisnisnya pemilik restoran itu." Naomi memulai ceritanya.

"jadi tante Fero bakalan ke sana?" tanya Mahen kegirangan. "bukan tante Fero, tapi pak Lin. gue nggak tau pak Lin ini siapa, tapi yang jelas kata temen gue pak Lin ini orang yang punya restoran itu" penjelasan Naomi membuat yang lain terkejut, terutama Mahen.

Mahen bergegas mengambil map yang berisi alamat restoran tante Fero.

"tapi alamatnya bener kan?" tanya Mahen sambil membaca ulang alamat yang tertera di selembar kertas yang berisi gambar restoran.

"alamatnya bener hen, tapi kenapa pemiliknya bukan tante Fero?" jawab Naomi. Mahen menyugar rambutnya kebelakang, ia merasa frustasi.

"tapi kita tenang dulu, gue pengin liat orang kayak apa si pak Lin ini" ucap Naomi. "terus gunanya apa lo liat si pak Lin pak Lin itu kalau bukan tante Fero? yang kita cari tante Fero, kalau pemilik restoran itu aja bukan tante Fero ya mana mungkin kita nemuin tante Fero di sini" sahut Mahen sedikit emosi.

"bisa aja pak Lin itu orang kepercayaannya tante Fero dan tante Fero bergerak di belakang layar, di belakang pak Lin" ucap Naomi mengungkapkan beberapa kemungkinan yang muncul di otaknya.

"bener hen apa kata Naomi, lo sabar dulu. kita liat dulu setelah acara itu, sambil nyari langkah selanjutnya yang harus kita ambil" ucap Herdi setuju dengan perkataan Naomi.

huh..

Mahen menghela nafas kasar, "oke deh, gue ngikut rencana lo" ucapnya pada Naomi.

Naomi berada di hotel hingga malam hari. mereka juga menyempatkan makan malam bersama.

"kapan sih selesainya? gue pengin jalan-jalan lohhh" rengek Adis di tengah acara makan malam mereka.

"emang kalian belum pada jalan-jalan dari kemarin?" tanya Naomi. "nohhh, si Mahen penginnya jalan-jalan kalau ada lu" jawab Adis cemberut.

Naomi menatap ke arah Mahen yang sedang memelototi Adis. "kenapa harus ada gue? kan kalian bisa jalan-jalan duluan, nanti kalau misinya udah selesai baru jalan-jalan bareng gue" ucap Naomi.

"tapi rasanya nggak seru lah nao, kita berangkat kesini bareng-bareng masa jalan-jalannya lo nggak di ajak" sahut Ethan menyelematkan Mahen.

"emang acara di restoran itu kapan sih?" tanya Aidan tiba-tiba membahas restoran tante Fero. "belum tau sih, tapi yang pasti nggak lama lagi" jawab Naomi.

"nao, kamu nggak tidur di sini aja malem ini?" tanya Oca. "kenapa ca? lo kangen ama gue?" tanya Naomi. "kan biasanya selalu ada kamu nao, kalau nggak ada kamu rasanya sepi" jelas Oca.

meskipun teman-temannya banyak tetapi Oca sudah terbiasa bersama Naomi.

setelah selesai makan malam Naomi bergegas kembali ke kontrakan.