Aleksander Smith seorang pria berusia 35 tahun,
Ia merupakan seorang bos mafia yang ditakuti dinegara Indonesia. Kekejian dan kekejamannya membuat ia paling ditakuti di dunia Mafia.
____
Agatha Leonor wanita cantik yang selalu terlihat ceria dan periang, namun keceriaan itu seketika hilang ketika tanpa sengaja dia harus berurusan dengan Aleksander Smith dan berakhir menjadi tawanannya.
Penyiksaan batin dan kekerasan fisik sering kali ia dapatkan dari Alex, bahkan beberapa kali ia mencoba melakukan percobaan bunuh diri namun rencananya selalu gagal...
seperti apa keseruan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Bia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Karena alex menolak mejadi teman curhat nya, Leonor hanya duduk diam disini ranjang, banyak masalah yang ia hadapi, ia butuh seorang teman untuk berbagi cerita, seperti yang biasa dilakukan pada budi.
Alex hanya mengela nafas panjang melihat Leonor diam.
"Apa salahnya aku mendengar curhatan nya tadi, mendengarkan nya tidak akan membuatmu ku mati, tapi ada apa dengan hati dan mulutku?”
"Kenapa keduanya tidak bisa sejalan" Kata alex sambil mengosok ujung hidungnya.
Tapi aku bukan tipe lelaki yang suka mendengar curhatan orang lain" kata alex lagi.
Leonor merasa sumpek dalam kamar, saat ia ingin menghirup udara segar.
"Aahh aku lapar banget....kebiasaan lama kalau lagi setres, atau lagi sedih bawaannya pasti ingin makan," Kata Leonor menepuk-nepuk perutnya .
Ia melihat dompet alex tergeletak diatas nakas, ia meraihnya dan mengambil uang satu lembar berwarna merah.
Lapar begini, enaknya beli ketoprak,
Tanpa Leonor sadari ia telah membuat masalah pada dirinya sendiri, ia keluar tanpa pamit, keluar dari kamar hotel, walau niatnya hanya ingin membeli makanan dan menenangkan pikiran nya, tapi ia melanggar aturan yang dibuat oleh alex.
Sebelum membeli ketoprak ia berjalan-jalan mengelilingi pantai ancol, menikmati angin pantai yang sejuk.
Ia berjalan-jalan sambil memungut kerang laut dan mengumpulkan nya, itu adalah kebiasaan Leonor kalau ke pantai.
Ia berjalan menaiki batu karang dipinggir laut itu, duduk cukup lama diatas sana, laut selalu menjadi teman untuknya bercerita,
"Aku capek, aku juga sakit tapi sakitku tidak berdarah...aku butuh seorang yang mau mengerti denganku, sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi, budi yang dulu sempat kuanggap rumah, sekarang menjadi rumah untuk orang lain pulang...kenapa seakan dunia tidak adil padaku," ujar Leonor seorang diri, ia menangis sejadi-jadinya di pinggir laut itu.
Setelah dirasa cukup lega ia turun, membilas wajahnya agar tidak ada yang tahu ia menangis.
Alex tidak menyadari bahwa Leonor keluar dari kamar hotel, saat ia masuk dari balkon hotel mewah itu, ia tidak melihat wanita pembuat masalah itu dikamarnya.
Alex berfikir kalau ia melarikan diri lagi untuk yang ketiga kalinya.
Ia menelfon anak buahnya dan menyuruh datang.
"Cari wanita itu dan seret dia kehadapan ku, dasar wanita pembuat masalah, apa dia pikir dia punya dua nyawa,....harusnya kejadian tadi membuatnya takut, dasar gadis bodoh!"
"Baik bos" Anak buah alex mencari Leonor di sekitaran hotel.
Leonor baru saja membayar dia bungkus ketoprak, setelah pikiran nya cukup tenang, ia sengaja membeli dua bungkus karena satunya untuk alex, setelah membayarnya ia kembali kedalam hotel, ia naik dan membuka pintu kamar itu, bahkan jaket kulit yang ia kenakan jaket milik alex yang didalam kantongnya ada pistol.
Ia membuka pintu kamar itu pelan, mata lelaki itu menatap nya dengan kemarahan dan sangat tajam, alex berfikir bahwa anak buahnya telah mendapatkan Leonor dan mengantarkan kembali kekamar hotel.
Paaaakkkk...!
Satu tamparan keras melayang ke pipi Leonor, ia kaget mata itu melotot kebingungan, ia berfikir alex marah karena ia mengambil uangnya tanpa izin.
"Lepaskan jaketku...itu tidak pantas untuk tubuhmu yang murahan itu, tubuhmu sangat hina dan kotor untuk memakai barang-barang ku" Kata-kata itu sangat menusuk sampai keulut hatinya, alex tidak pantas berbicara seperti itu, karena yang membuat nya menjadi hina dan kotor adalah alex sendiri.
"Aku minta maaf" cicit Leonor, matanya berkaca-kaca mengingat ucapan alex yang menyakitkan.
"Maaf....maaf! Apa kamu pikir aku terus menyelamatkan mu karena aku menyukai mu? Apa kamu pikir aku sudah memaafkan mu atas apa yang sudah kamu lakukan pada kedua orang tuaku, aku masih membencimu, apa kamu paham, jadi berhentilah membuat masalah atau aku akan melenyapkan mu sekarang juga!"
"Aku minta maaf....aku hanya mengambil seratus ribu dari dompetmu,aku ingin membeli ketoprak, aku hanya sedikit lapar tadi" Ujar Leonor, bahkan wajah itu ketakutan dan tangannya bergetar, meletakkan uang kembalinya didekat dompet alex.
Alex terdiam, tatapan penuh amarah seketika berangsur redup, matanya menatap uang yang diletakkan Leonor, ia seperti habis di gempar bolak-balik.
Wajah yang tadi mengeras seketika memudar, ia melihat keresek hitam yang dipegang oleh Leonor, ia menyadari, bahwa ia melakukan kesalahan yang fatal lagi, ia sudah salah menuduh Leonor melarikan diri, ternyata wanita malang itu hanya membeli makanan, makanya turun kebawah.
'Apa ini juga kesalahanku, kenapa dia keluar tidak izin padaku?’
Tanya alex dalam hati, ia semakin kesal dan urung-uringan, menyadari ia melakukan kesalahan lagi, padahal dari kemarin Leonor kabur, ia sudah menahan diri untuk tidak menyakiti wanita itu lagi, tapi untuk kali ini ia merasa menjadi lelaki paling sadis, menyadari Leonor hanya merasa lapar dan membeli makanan, tapi ia menampar dan memaki nya habis-habisan.
Kringg....!
Anak buahnya menelfon, ia keluar menuju balkon hotel, membanting pintu menuju balkon, alex masih terlihat sangat marah.
"Iya, kembali saja ke hotel dia sudah ada disini" Pintanya pada anak buahnya.
Leonor masih berdiri di tempat nya yang semula, ia menyesal telah membuat lelaki itu marah lagi.
Coba ia minta izin pada alex mungkin kejadian tidak akan seperti ini, ia tidak akan mendapat tamparan dari alex.
Leonor hanya bisa menyesal dan memegang pipinya bekas ditampar alex, dalam satu hari dia sudah mendapatkan dua tamparan ditempat yang sama yaitu pipi kirinya
Alex masuk merebahkan tubuhnya diatas ranjang, lenganya diletakan diatas kepalanya, terlihat ia sangat stress.
Bergantian sekarang Leonor yang duduk di balkon, ia menoleh melihat keresek hitam yang membawa bencana, mendadak rasa laparnya hilang, rasa lapar yang tadi sudah berganti menjadi rasa perih di ulu hati nya, Kata-kata itu sangat menyakitkan baginya.
Alex lah yang merengut kesuciannya, tapi ia yang mengatai nya sendiri wanita murahan.
'Bagaimana nanti....Tuhan siapa yang akan menerima wanita yang sudah dirusak seperti ku' Tiba-tiba pertanyaan itu muncul.
Ia membiarkan dua bungkus ketoprak itu tergeletak diatas meja balkon, Leonor duduk memandang lampu disepanjang jalan dihotel.
'Bagimana hidupku setelah ini, aku tidak punya orang tua, tanpa uang, tanpa masa depan yang jelas, aku tidak mau kembali kerumah di tengah hutan itu bersama alex, memikirkan rumah dihutan itu membuatku sesak.
Jika aku terus bersamanya, perlakuan kasar, penyiksaan, dan kata-kata menyakitkan, akn terus aku dengar dari mulut kotor itu.
Aku yakin suatu saat nanti Tuhan akan mengirimkan laki-laki yang mau menerima ku apa adanya.
Menjagaku dengan baik, mencintaiku dengan sepenuh hati,aku yakin kalau aku tinggal dijakarta dan merawat diri dengan baik, aku yakin Tuhan akan mengirimkan aku laki-laki yang baik, yang mau menemaniku sampai maut memisahkan kami' kata Leonor penuh harap akan masa depan nya.
Ia melihat luka-luka kecil ditangannya.
Alex belum bisa tidur, ia masih marah bercampur kesal, ia membiarkan Leonor duduk diluar dengan tengah malam, sedangkan ia membaca buku berharap bisa tidur tanpa Leonor disisinya.
Pukul 24:50
Alex masih membaca buku ditanganya, tapi tidak ada tanda-tanda ia akan tertidur, masih saja terang bagai bola lampu yang menyala.
"Apa yang dia lakukan lagi? Kenapa gak masuk-masuk"
Alex membuka pintu itu dengan kasar, ia berdiri di depan Leonor, berfikir wanita cantik itu masih bangun.
Ternyata semua diluar dugaan nya, Leonor sudah tertidur diatas sofa, melihat bungkus itu belum tersentuh, ia mengepalkan tangannya.
Ia merasakan ada bagian-bagian didalam hatinya yang ikut sakit.
'Seandainya aku tidak menampar tadi, mungkin makanan itu sudah habis dimakan'
Alex mengendong tubuh itu membawanya masuk kedalam kamar.
"Wanita ini semakin hari semakin ringan saja berat tubuh nya" Ujar Alex.
Menidurkan Leonor, ia meringkuk dan memunggungi Alex.
"Heiii....jangan memunggungi ku"Alex menarik paksa tubuh Leonor, melihat mata itu menangis lagi.
"Kenapa kamu menangis? Apa aku salah?
Apa, kamu mau bilang aku tidak punya perasaan? Jangan menangis, cepat usap air matamu, aku tidak suka melihat nya," Ujar Alex dengan nada tinggi, ia menyingkirkan air mata itu dengan kasar dari wajah Leonor.
"Aku hanya membeli makanan, apa aku pantas menerima perlakuan kasar itu?"
Tiba-tiba Alex duduk dengan ekspresi kesal," Aku memang brengsek, orang kejam, apa kamu pikir hanya membeli makanan aku melarangmu, kamu keluar tanpa izin, apa kamu paham?"
Mereka berdua terlihat seperti sepasang suami istri yang bertengkar diatas ranjang.
"Tidurlah kepalaku sakit" Ujar Alex merebahkan tubuhnya lagi, tanganya menarik tubuh Leonor mendekap nya didada, wanita cantik itu hanya diam tidak membantah.
"Tidak bisakah kamu melepaskan ku dan menghentikan hukuman mu kepadaku, kamu boleh memilih nya, melenyapkan ku atau kamu yang melepaskan ku, lakukan lah salah satu itu dan bebaskan aku"
"Tidak ada ujung nya kalau kamu membenci ku," Kata Leonor memohon untuk dibebaskan, alex memeluk tubuh itu meletakkan kepala Leonor didadanya,
Ia hanya diam mendengar permintaan Leonor, saat ia membuka mata itu, bekas tamparan tanganya masih membekas dipipi Leonor.
***bersambung***
Bantu vote, like dan kasih hadiah iya kakak kakak, thankyou ✨💐
entar kuntilanak dateng pingsan🤣🤣🤣🤣
makasih thorr cerita mu sgt bagus