Seorang gadis yang memiliki kelainan jantung sejak lahir, harus bertahan hidup sendiri membesarkan kedua adiknya.
Kerja keras dan banting tulang sanggup dia lakukan demi masa depan adik adiknya. Bahkan masa depannya sendiri tak pernah dia pikirkan.
Hingga suatu ketika keadaan memaksanya untuk menggadaikan harga diri serta hidupnya.
Dan dengan terpaksa harus menikah dengan orang yang tak pernah mencintainya.
Nah, untuk mengetahui kisah selanjutnya? Simak saja di karyaku yang terbaru berjudul
" Harga Diri Yang Tergadaikan ".
Selamat membaca, jangan lupa subscribe, like, vote, dan semua dukungan. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part: 30
Nabila semakin merasa hancur setelah kejadian yang dialaminya kemarin.
" Ternyata semua memang dilihat dari uang dan kekuasaan, aku terus saja di hina karena aku tidak seperti mereka yang punya segalanya" Batinnya sambil duduk sendiri di sudut kamar.
Nabila menatap Felisa yang terbaring lemah karena masih harus menjalani serangkaian operasi dan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Tok tok
Ceklek
" Dokter"
" Nabila, bagaimana keadaan Felisa? "
" Sudah lebih baik dok"
" Baguslah kalau keadaannya terus membaik dua hari lagi bisa dilakukan operasi lanjutan. Tolong persiapkan biayanya ya Nabila, karena ini adalah operasi yang penting dan juga paling menentukan jadi memang butuh biaya besar karena kita harus mendatangkan beberapa dokter dari Singapura dan Amerika yang sudah profesional " Ucap Dokter yang saat ini menangani Felisa yang juga temannya waktu di sekolah dulu.
Nabila sangat terpukul dan tidak tahu lagi harus mencari uang di mana. Dengan berusaha tegar dia hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan.
Setelah dokter itu pergi, Felisa yang dari tadi tertidur pun membuka matanya perlahan dan melihat ke arah Nabila yang nampak letih.
" Kak, Felisa tidak perlu operasi lagi. Felisa baik baik saja kok"
Suara Felisa mengejutkan Nabila yang melamun memikirkan ke mana harus mencari biaya untuk operasi.
" Fel, sudah bangun? Apa sih yang kamu bicarakan Fel, masalah biaya itu urusan kakak. Yang penting kamu sehat dan pulih seperti dulu. Kamu harus sukses Fel, kamu harus berhasil mengejar cita citamu menjadi pengacara hebat" Ucap Nabila sambil mengusap lembut pucuk kepala adiknya itu.
" Tapi kak, uang sebesar itu ( sekitar 800 juta sampai 2 milliar) Dari mana kita mendapatkannya? ".
Nabila berusaha tersenyum dan menutupi kegundahannya " Fel, uang kakak masih ada kok, uang dari kak Erland masih utuh, ehm mungkin pakai itu saja buat pengobatan kamu" Ucap Nabila berbohong.
" Kak Erland sangat baik ya kak, dia sangat menyayangi kakak. Felisa bisa melihat dari tatapan matanya ketika dia menatap kakak" .
Nabila menunduk dan nafasnya terasa berat
" Fel, sudah bicaranya. Sekarang kamu makan dulu ya? Kakak suapin karena dua hari lagi kamu harus fit agar operasinya berjalan lancar".
Felisa pun tersenyum dan mengangguk.
Nabila beranjak dan mengambil semangkuk sup iga kesukaan Felisa yang berada di kotak makan di atas meja. Dengan telaten Nabila menyuapi adiknya.
Sementara itu Kania yang baru saja pulang dari sekolah bergegas menemui kakaknya yang berada di rumah sakit.
Dengan terlihat lusuh dan pucat, Kaina menyodorkan selembar amplop kepada Nabila.
Nabila menatap Kania kemudian mengambil selebaran tersebut dan membacanya perlahan.
" Fel, kamu istirahat dulu ya? Kakak mau bicara sebentar dengan Kania di luar " Ucap Nabila yang dijawab anggukan ringan oleh Felisa.
Dengan kasar Nabila menarik tangan Kania yang tertunduk penuh ketakutan.
" Ayo ikut kakak"
Setelah sampai di lobi rumah sakit, Nabila melemparkan tubuh adiknya hingga terjatuh ke lantai " Sekarang jelaskan pada kakak Kania! ".
" Hiks hiks hiks ampun kak, maafkan Kania. Sebenarnya Kania sudah meminta ijin kepada kakak waktu itu untuk memakai uangnya dulu untuk kepentingan Kania"
Plaks ( Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Kania).
" Kamu tahu Kania, untuk biaya pengobatan Felisa saja belum ada. Uang yang seharusnya untuk bayar sekolah kamu malah kamu habiskan untuk main main" Gertak Nabila.
" Kak, maafkan Kania kak, hikss hikss " Kania bersimpuh penuh penyesalan, karena uang yang yang seharusnya untuk biaya kelulusan dan pendaftaran masuk perguruan tinggi telah habis untuk kebutuhannya sehari hari.
Nabila sangat bersedih dengan keadaannya saat ini. Tapi untuk meminta bantuan Erland sangatlah tidak mungkin karena nyonya Rima tidak akan mengampuninya kalau sampai dia tahu.
" Apa aku minta bantuan Erick, ah tidak Erick masih dalam proses mengembangkan perusahaannya aku tidak mungkin mengganggunya" Gumamnya sendiri.
Tanpa terasa satu hari telah terlewati, meskipun bekerja banting tulang tidak mungkin bisa mendapatkan uang sebesar itu dalam waktu semalam.
Nabila berjalan menyusuri trotoar jalan dan tanpa sengaja berpapasan dengan dua orang wanita cantik dan seksi.
" Ah, kamu bisa saja minta harga tinggi padanya kalau kamu masih perawan. Seorang laki laki itu berani mengeluarkan uang berapapun untuk membeli keperawanan kita" Ucap salah satu dari mereka.
" Iya juga ya, tapi sudahlah aku memang sedang butuh duit untuk biaya sekolah adik adikku, apalagi masuk perguruan tinggi itu tidaklah murah" Jawab salah satu dari mereka yang tidak sengaja didengar oleh Nabila yang sedang berpapasan.
Nabila terdiam memikirkan apa yang mereka berdua bicarakan.
" Ah tidak Nabila, ingat dosa " Gumamnya sendiri kemudian melanjutkan berjalan menuju rumah sakit.
Namun langkahnya kembali terhenti begitu melihat sebuah bar yang sedang ramai pengunjung. Nabila menatap tempat itu kemudian melangkahkan kakinya dengan perlahan.
Baru pertama kalinya Nabila melangkah masuk ke dalam tempat hiburan malam.
Mendengar suara jedag jedug membuat jantungnya sedikit nyeri namun Nabila masih bisa menahannya.
Nabila terus melangkah dan masuk semakin dalam. Matanya terbelalak melihat pemandangan yang asing dan menjijikkan
(Banyak pasangan yang mengumbar ciuman bahkan saling meraba satu sama lain di depan umum. Dan yang paling membuatnya bergidik ngeri adalah sepasang muda mudi yang berada di sudut ruangan sedang melakukan penyatuan " Hahh gila, tempat macam apa ini, lebih baik aku pergi".
Nabila memutar tubuhnya hendak melangkah pergi tapi seseorang menghentikan langkahnya dan memberikan minuman secara paksa " Minumlah, ayo cantik " .
" Emc, glek glek glek" Nabila pun berhasil dijejali dengan segelas minuman beralkohol.
" Ach kepalaku pusing " Nabila menepuk nepuk kepalanya namun rasa pusing itu semakin terasa dan keadaan sangat berubah.
Nabila berjalan sempoyongan di tengah keramaian orang orang yang sedang dugem menikmati malam dengan alunan musik DJ.
" Ach, kepala ku pusing, ach kenapa malam ini panas sekali, ach " Nabila mulai meracau tidak jelas.
Tiba tiba sebuah tangan menariknya ke sudut ruangan " Nabila, apa yang kamu lakukan di sini! ".
Namun Nabila sudah tidak bisa menjawabnya dengan benar, dia pun menjatuhkan tubuhnya di dalam pelukan laki-laki itu dan semakin meracau tidak karuan.