NovelToon NovelToon
PERMAISURI PENGGANTI

PERMAISURI PENGGANTI

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Ibu Pengganti / Pengganti / Percintaan Konglomerat
Popularitas:587.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: HANA ADACHI

Rani baru saja kehilangan kakaknya, Ratih, yang meninggal karena kecelakaan tepat di depan matanya sendiri. Karena trauma, Rani sampai mengalami amnesia atas kejadian itu. Beberapa bulan pasca tragedi tersebut, Juna, mantan kakak iparnya melamar Rani dengan alasan untuk menjaga Ruby, putri dari Juna dan Ratih. Tapi, pernikahan itu rupanya menjadi awal penderitaan bagi Rani. Karena di malam pertama pernikahan mereka, Juna menodongkan pistol ke dahi Rani dan menatapnya dengan benci sambil berkata "Aku akan memastikan kamu masuk penjara, Pembunuh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. (REVISI) Papa Nggak Ganteng!

Rupanya, keakraban Ruby dengan Bian tidak hanya di awal saja.

Bahkan sampai jam makan siang tiba, guru dan murid itu tidak kunjung keluar dari kamar Ruby. Mereka asyik belajar dan bermain di sana sampai Rani sendiri merasa heran. Pasalnya, jam segini biasanya Ruby akan merengek minta gendong karena merasa mengantuk, dan Rani akan menimang-nimang putrinya itu sampai tertidur lelap.

"Kenapa tidak ada suara sama sekali?" Rani yang berada di lantai bawah bertanya-tanya. "Apa aku cek saja ya?"

Rani lantas berjalan ke lantai dua sembari membawa nampan berisi minuman dan kue-kue kering. Sekalian dia mau mengajak Bian makan siang bersama. Ia juga merasa berterimakasih karena laki-laki itu membantunya mengurus Ruby hari ini.

"Astaga.." Rani terperangah saat membuka pintu dan mendapati Ruby sudah tertidur lelap di pangkuan Bian. Melihat kedatangan Rani, Bian langsung menunjukkan senyum manisnya.

"Maaf," ujarnya pada Rani. "Bisa tolong pindahkan Ruby? Kakiku kram,"

"Ya ampun," Rani meletakkan nampan dari tangannya ke sembarang tempat dan langsung meraih Ruby. "Sudah berapa lama dia tidur? Kenapa tidak panggil saya?"

"Saya takut membangunkan Ruby," ujar Bian sembari susah payah bangkit dari duduknya. Sepertinya kakinya kesemutan.

Rani dengan lembut memindahkan Ruby ke atas kasur. Menepuk-nepuk punggung gadis kecil itu sebentar untuk menenangkannya.

"Anda hebat sekali," puji Rani. "Biasanya Ruby tak pernah tidur dengan orang lain selain saya. Dia juga cenderung rewel saat ngantuk, tapi Anda bisa menidurkannya semudah ini,"

"Ruby anak yang manis," Bian memandang Ruby sambil tersenyum. "Saya tidak kesusahan sama sekali saat bersamanya,"

Rani tersenyum. Laki-laki itu sangat baik dan rendah hati. Wajar saja jika anak kecil menyukainya.

"Anu, kalau boleh tahu.." Bian tampak ragu-ragu meneruskan ucapannya. Rani menolehkan wajahnya menghadap Bian, menunggu lanjutan dari perkataan lelaki itu.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Rani terhenyak. Jujur, dalam beberapa saat ia lupa bagaimana hubungannya dengan Bian. Ia kira Bian tidak akan mengingatnya karena kondisinya waktu itu.

Bian sendiri merasa familiar dengan Rani. Sejak masuk ke rumah megah ini dan bertemu Rani, ia sibuk berpikir kapan pernah bertemu dengan perempuan itu? Meskipun saat itu kondisi Rani sangat berantakan sampai ia kira bukan manusia, Bian tak bisa melupakan sosok wanita yang ia tolong malam itu.

Rani menelan ludahnya gugup. Ia bingung, haruskah ia mengaku atau tidak? Tapi Bian adalah pahlawan yang menolongnya di saat-saat genting, jadi sudah seharusnya Rani berterimakasih.

"Iya," Rani menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Bian. "Terimakasih atas bantuan Anda waktu itu,"

Mendengar jawaban Rani, Bian sontak membelalakkan matanya.

"Astaga.. Aku tidak salah ingat, wanita yang waktu itu adalah Anda! Ya ampun, bagaimana kondisi Anda setelah malam itu? Apa Anda baik-baik saja?"

Rani menganggukkan kepalanya lagi. "Seperti yang Anda lihat, saya sehat-sehat saja,"

"Syukurlah," Bian menghela napas lega. "Malam itu saya khawatir sekali. Saya tanya pada polisi tentang identitas Anda, tapi katanya mereka tidak bisa memberikannya. Saya tak menyangka kalau Anda adalah menantu keluarga Wijaya,"

Rani tersenyum tipis. Siapapun yang melihat kondisi Rani malam itu pasti tidak menyangka jika dirinya adalah menantu keluarga Wijaya.

"Anu.." Bian kembali berkata dengan penuh keraguan. Sebenarnya, Bian ingin bertanya, apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Kenapa Rani bisa ada di sana? Apa ia tersesat? Tapi Bian mengurungkan niatnya. Ia baru mengenal Rani hari ini, rasanya tak sopan menanyakan hal-hal seperti itu sekarang.

"Loh, kalian ada di sini toh?" kemunculan Lily memecah kecanggungan di antara mereka. "Loh, Ruby sudah tidur? Kalau begitu, ayo turun dulu! Kita makan siang bersama!"

"Ba-baik Tante!" jawab Bian tergagap. Ia melirik Rani sebentar, kemudian berjalan keluar mengikuti Lily.

Sementara itu, Rani segera mengambil kembali nampan dari atas lantai dan bergegas turun. Sebagai satu-satunya menantu keluarga ini, ia harus menyiapkan makan siang untuk mertua dan tamu yang datang.

...----------------...

"Setelah mengajar Ruby hari ini, bagaimana pendapat kamu tentang bakat Ruby, Bian?" tanya Lily di tengah-tengah makan siang mereka.

"Seperti yang Tante bilang, Ruby anak yang berbakat," dengan sopan, Bian meletakkan sendoknya ke atas piring. "Sepertinya itu bakat yang diturunkan dari keluarga Tante, ya?"

"Bukan!" Lily mengibaskan tangannya. "Keluarga Tante mana ada yang punya bakat seni. Keluarganya Om Bani juga tidak. Sampai sekarang Juna itu tidak pernah bisa kalau disuruh menggambar atau main musik. Makanya Tante merasa bakat Ruby itu unik,"

"Oh, kalau begitu mungkin dari keluarga ibunya?" Bian beralih menatap Rani.

"Tidak," Rani menggeleng perlahan. "Keluarga kami juga tidak ada yang menurunkan bakat seni. Ibunya Ruby juga tidak bisa menggambar, apalagi melukis,"

"Berarti bakat Ruby ini langka sekali, ya?" Lily bertepuk tangan senang. "Pasti kakek-kakek buyut zaman dulu yang menurunkan bakatnya ke Ruby,"

"Mungkin saja Tante," Bian menganggukkan kepalanya.

Selesai makan, Bian langsung berpamitan pulang. Jadwalnya untuk mengajar Ruby hanya dua kali seminggu, jadi Bian akan datang lagi setelah tiga hari. Sayangnya, Ruby tak mengerti hitung-hitungan itu. Saat bangun tidur, Ruby menangis kencang karena tidak menemukan Bian di sebelahnya.

"Uby au cama Om Ganten!" amuk Ruby dalam gendongan Rani, kakinya dihentak-hentakkan ke udara sebagai bentuk protes.

(Ruby mau sama Om Ganteng!)

"Om Bian sudah pulang sayang, besok lagi ya?" bujuk Rani kewalahan.

"Ndak au!" Ruby tetap bersikeras. "Aunya cekalang!"

(Nggak mau! Maunya sekarang!)

"Ruby, sama Papa saja ya? Kita jalan-jalan naik mobil, yuk?" Juna akhirnya ikut turun tangan, mengulurkan tangannya untuk menggendong Ruby. Tapi, putri semata wayangnya itu malah menepis tangannya dengan galak.

"Ndak au! Papa ndak ganten!"

(Nggak mau! Papa nggak ganteng!)

1
lovina
buruk menurutku, ngapain sm pria bego...critanya ngasal..sgt buruk
lovina
sgt tdk rasional, sejak kapan anak dari pernikahan sirih bisa dpt warisan, dmn2 yg sah yg bs dapat, dlm persidangan ttp yg menang yg anak sah...lucu sekali novel ini....
Dede Bleher
tak aneh.
kalau sudah jatuh baru mengharapkan bini yg sudah di sakiti!
kalau aku ma ya milih pergi!
akukaya
gila.... kau tak ada hak bodoh..... undang-undang mcm apa itu?
akukaya
ada CCTV.....
Ibelmizzel
mampir Thor 💪🏼💪🏼💪🏼
Meity Mei
mungkin Rani amnesia
Noerlina Akbar
Lumayan
Angelica James
keren bangettt ✨️
Anugrah Senjakala
Luar biasa
putupu
juna anj 🤬
Sri Ariyanti
Luar biasa
Ita rahmawati
bagus kyknya
Ita rahmawati
emang orang kaya gk punya pembantu ya 🤭
ttep suka 🤗
Ita rahmawati
aih udah tamat aja,,padahal lg manis² nya 😅
Ita rahmawati
waaàhhhh
Ita rahmawati
akhirnya
Luh Somenasih
kalo aku jadi rani sih mending kabur aja
Ita rahmawati
weh si rani udh mulai berani ya
Ita rahmawati
demi balas dendam justru kamu jd lebih kejam dari bu lily,,bu lily gk sengaja nabrak istrimu tp kamu sengaja membunuh mantu sm suaminya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!