Alana Dhira Lesham telah berpacaran selama 2 tahun dengan Devano Arlots, calon ceo muda di perusahaan papanya.
hingga mereka memutuskan ke jenjang pernikahan.
namun sehari sebelum pernikahan. Devan membatalkan pernikahan dengan alasan Dia telah menghamili wanita lain, yang tak lain adalah Karina. rivalnya saat sma serta kuliah.
saat itu pula alana mengetahui jika dirinya tengah mengandung anak dari devan.
dengan perasaan kecewa Alana pergi keluar negeri tanpa memberitahu kebenarannya pada devan. Dan membesarkan anaknya sendiri.
bagaimana kelanjutannya?
novel by IZANANTEROS
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingatan devan
Alana semakin waspada. Akibat ancaman Karina kemarin Alana menjadi sangat protektif pada Sean.
Dia tak membiarkan Sean keluar sendiri meski hanya di teras halaman. Alana juga melarang Sean untuk pergi jalan jalan tanpa dirinya.
Hal itu berakibat pada Sean. Dia menjadi sering Ngambek pada mommynya.
Seperti saat ini Sean Ngambek pada Alana karena Alana tak mengizinkannya bermain ke Playground lagi. Alana tak dapat menemani Sean karena hari ini adalah meeting ke empatnya, yang berarti satu kali meeting lagi.
Untuk mengurangi kemarahan sean, Alana membujuknya dengan memperbolehkan Sean menjemputnya. Karena rencananya Alana akan membawa Sean ke pasar malam yang ada di Jakarta.
Empat jam di ruang meeting membuat tubuh alana terasa kaku. Kakinya sampai kesemutan akibat kelamaan duduk.
Ketika keluar dari ruangan meeting Alana berjalan dengan sangat lambat. Hal itu menarik perhatian devan.
Devan menawarkan Alana pertolongan namun, Alana menolaknya.
Devan tak menyerah. Dia mengikuti Alana di belakangnya guna mengawasi. Meski jalan Alana lambat karena kakinya yang kesemutan.
Tak tahan melihat alana kesusahan jalan, devan memaksa untuk membantu. Namun Alana juga bersikeras menolak.
Hal itu mengakibatkan terjadinya cekcok di antara mereka.
Karena tak mau menjadi pusat perhatian. Akhirnya alana mengalah. Dia membiarkan devan membantunya.
Namun sedetik kemudian dia di buat terkejut kala devan mengangkatnya dengan gaya bridel style. Alana meminta di turunkan namun devan tak mendengarkannya. Dia terus berjalan tanpa memperdulikan tatapan tanya orang orang.
Devan menurunkan Alana di depan gedung.
" Makasih Dev. Tapi aku rasa cara kamu nolong aku terlalu berlebihan." Sahut Alana.
" Nggak berlebihan Al. Itu salah satu cara yang aku pilih". Devan tersenyum.
" Hmm terserah. Kamu bisa pergi sekarang makasih atas bantuannya". Ujar Alana sambil mengurut kakinya.
" Kamu ngusir aku? Gak bisa Al. Aku akan tunggu kamu disini sampai ada yang datang menjemput".
Baru saja Alana ingin menjawab sebuah teriakan membuatnya urung.
" Mommy!".
Alana dan devan menoleh. Mereka mendapati Sean dengan pakaian serba hitam. Senyum Alana mengembang.
Devan menatap lekat seorang anak lelaki yang memanggil Alana dengan sebutan mommy.
Tiba tiba hatinya menjadi panas karena kehadiran Sean.
" Sepertinya aku sudah ada yang jemput. Aku duluan. Terima kasih sudah membantu."
" Boleh aku bertemu anakmu?" Tanya devan ragu.
Langkah Alana terhenti. Dia menoleh pada Devan. Seketika, ingatan nya kembali pada ancaman Karina kemarin.
" Kami buru buru Dev. Maaf, mungkin lain kali".
Tanpa mendengar jawaban devan Alana berlalu dan masuk kedalam mobil bersama putranya.
Hal itu devan tangkap sebagai penolakan. Lagi, Alana seperti kembali menjaga jarak dengannya.
Itu semua akibat ulah karina. Devan harus memberi Karina pelajaran.
...
Pulang kerumah devan langsung mencari karina. Dia berniat untuk memberi Karina penegasan.
Devan menemukan Karina di dapur tengah membuat minuman. Devan langsung menghampirinya.
" Karina" panggil devan.
Karina menoleh dan tersenyum manis. Seolah tahu jika devan akan datang.
" Kenapa Dev?"
" Aku tidak ingin basa basi. Jadi stop mengganggu Alana. Dia tidak tahu apa apa dan tidak ada hubungannya dengan kita. Jadi aku mohon berhenti mengganggunya."
Tangan Karina mengepal kala devan membela Alana. Dendamnya pada Alana semakin kuat.
Karina tersenyum. Mencoba menampilkan raut biasa padahal hatinya sudah ingin menusuk Alana.
" Apa yang kau katakan dev? Bukankah aku sudah meminta maaf. Aku tidak melakukan apa apa setelah itu" dustanya.
" Aku tidak percaya!" Bantah devan.
" Kenapa tidak percaya Dev. Aku memang tidak melakukan apapun. Lebih baik kau minum dulu. Supaya pikiranmu jernih". Karina menyodorkan gelas berisi minuman buatannya.
Devan hanya diam. Menatap curiga pada Karina yang tiba tiba memberikannya minuman.
" Kenapa, kau tidak mau? Apa kau curiga aku memasukan sesuatu?"
Melihat devan tak bergeming Karina malah acuh.
" Hm yaudah jika kau tak mau. Biar aku sendiri yang minum". Karina meminum satu gelas yang dia buat. Sesekali melirik devan yang membuang muka.
Merasa haus akhirnya devan meminum jus buatan Karina. Dalam dua tegukan minuman itu tandas setengah.
Detik berikutnya devan menyesali perbuatannya. Tubuhnya tiba tiba terasa panas. Dia mulai kehilangan setengah kesadarannya.
Karina menyeringai. Dia akan memanfaatkan kondisi devan saat ini.
Devan menatap Karina tajam. Sudah dia duga ada yang tidak beres dengan minuman itu. Apalagi dengan wajah Karina yang tak seperti biasanya.
Devan membuka dasinya. Mencoba menghalau rasa panas nya.
Karina mendekat dan mulai mengalungkan tangannya di leher devan.
" Kau butuh sesuatu?" Tanya Karina manja.
" Apa yang masukan ke dalam minuman itu?" Desis devan.
Karina terkekeh. " Hanya sedikit ramuan agar kau tetap milikku".
" Jangan bermimpi!". Desisnya lagi.
" Terserah apa katamu Dev".
Karina mulai menyatukan bibir mereka. Devan yang sudah berkabut gairah pun tak dapat menolak. Dia kembali melakukan hal itu pada Karina.
Namun dia tengah tengah permainan. Tiba tiba ingatan devan tentang malam itu menari nari di pikirannya.
Ingatan dimana dia pertama kali melakukannya. Semakin menari nari dan membayangi kegiatannya saat itu. Membuatnya terganggu dan menghentikanya ketika dia sudah keluar.
Dia masuk ke kamar mandi dan menenggelamkan tubuhnya dalam air dingin.
Mencoba mengerti bayangan yang menari nari di pikirannya.
Apa yang terjadi sebenarnya?