Ikutin ig qolbie_90 ya guys... untuk mengetahui judul semua novel karya Qolbie 🙏🥰🥰🥰
Karakter dari yang super dingin cuek dan sinis, serta cool riang dan suka menghibur, ada pula yang playboy dan tampanya nggak ketulungan, namun ke empat sahabat itu semua tampanya memang di atas rata rata, jadi seperti apakah jika ke empatnya jadi idola para gadis gadis? simak terus gaes ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran jagoan Aditya
Setengah jam sudah Arga pergi, dan terlihat Aditya makin gelisah, karena operasi sang istri belum juga usai, ia mondar mandir sembari sesekali mengacak acak rambutbya, terlihat sangat gelisah.
Hingga Arga kembali dengan membawa air mineral, kopi, serta makanan untuk di makan sang kakak.
"Sayang...ini untukmu..." Ucap Arga saat ia baru tiba dan langsung menghampiri sang istri.
"Ga...lihat kakak...apa dia akan baik baik saja?" Tanya Nindi sambil matanya menunjuk ke arah kakak iparnya.
"Kita doakan saja sayang...semoga operasi kakak ipar berjalan lancar, dan kamu...sudah aku panggilkan supir...pulang dulu ke rumah mama, nanti aku jemput." Ucap Arga pada sang istri, ia pun ikut khawatir, saat ia tidak berada di rumah dan Nindi sendirian, jadi Arga memutuskan secara sepihak untuk istri dan calon anaknya yang berada di kandungan, agar ke rumah mama mertuanya, bagi Arga disana paling aman saat ia tidak berada di sisi sang istri.
"Aku ikut disini aja ga...aku nggak mau ninggalin kamu, toh kita nggak tahu apa yang akan terjadi nanti kan?" Ucap Nindi yang terlihat ngotot ingin menemani sang suami menunggui kakak iparnya.
"Nggak! aku mau kamu pulang sekarang! sudah nggak ada bantahan lagi, demi kamu dan anak kita sayang tolong mengertilah...!" Ucap Arga lagi yang langsung menolak apa yang Nindi inginkan.
"Tapi ga...aku...!" Ucap Nindi yang belum genap, namun Arga tidak menggubrisnya sama sekali, karena pak supir yang di pesan Arga sudah datang dan berjalan mendekat ke arah ketiganya.
"Ga...aku nggak mau pulang...aku bisa tidur disini...aku bisa jalan jalan!" Ucap Nindi lagi dengan egoisnya.
"Kalau aku bilang enggak ya enggak!" Ucap Arga dengan suara meningginya, membuat Nindi bengong dan sedikit syock seketika.
"Kalian semua pergi! jangan buat ribut disini!" Ucap Aditya yang sudah tidak tahan dengan adik dan adik iparnya.
"Pak...bawa istriku, antarkan dia ke tempat tujuan yang tadi aku beri tahu, pastikan keselamatanya dan calon anaku, mengerti?" Ucap Arga yang langsung di angguki oleh pak supir, lalu pak supir itu pun mengawal Nindi dengan hati hati menuju ke mobil yang sudah terparkir di tempatnya.
Dan Nindi dengan langkah cepatnya serta perasaan kesalnya, hanya bisa mengikuti apa yang supirnya itu lakukan, dan kemauan sang suami yang sangat mengganggu perasaanya, menurutnya adalah kali pertama selama hubunganya yang ia jalin denganya.
Sampai beberapa saat. Tiba tiba, langkah kaki Aditya terhenti seketika, mulanya mondar mandir seperti orang gila, kini benar benar berhenti dan terlihat mematung.
Indera pendengaranya pun semakin ia peka kan, saat sayup sayup terdengar suara tangisan bayi yang mulanya perlahan bahkan akan menghilang itu kini berubah menjadi tangisan yang melengking dan kuat, seorang bayi tengah menangis sekuat tenaganya.
Aditya segera menatap ke arah Arga, keduanya saling menatap satu sama lain, dan segera berhambur berlari menuju pintu ruang operasi.
Hingga Dokter yang menangani operasi sang istri itu pun keluar dari sana.
"Dokter...bagaimana keadaan istri saya? lalu bagaimana pula anak saya?" Tanya Aditya yang bertubi tubi seketika pada Dokter yang baru mengoperasi sang istri.
"Syukurlah pak...istri dan putera bapak baik baik saja, silahkan masuk pak...!" Ucap Dokter dengan senyum ramahnya, dan betapa bahagianya Aditya saat itu juga, ia segera bergegas masuk kedalam dan menatap sang istri yang masih terbaring lemah di atas ranjangnya.
Sedangkan sang buah hati, berada di sampingnya dan menunggu untuk Aditya Adzani.
"Bby...silahkan..." Ucap Ifa sambil matanya menunjuk ke arah sang buah hati di sana, dan segera Aditya menundukan kepalanya dan ia arahkan ke telinga puteranya yang sebelah kanan.
Aditya mengadzani puteranya seketika, dan berganti di telinga puteranya sebelah kiri untuk mengiqomahi disana,
barulah Aditya mengecup kening putih bersih buah hatinya yang sudah terbungkus kain lembut di bagian badanya, tak lupa dengan bahagianya pula, Aditya pun mengecup kening sang istri yang masih terdapat sisa sisa peluhnya.
"Terima kasih sayang untuk semuanya...terimakasih ya..." Ucap Aditya setelah kecupanya, dan Ifa pun membalasnya hanya dengan senyuman dan anggukanya perlahan.
"Oh ya ga...kamu cepat pulang, susul Nindi, kamu tadi sudah kelewatan!" Ucap Aditya yang menyadarkan Arga dengan kesalahanya, tadi ia ikut frustasi saat ia lihat Aditya mondar mandir tak karuan, hingga tanpa sadar berucap keras dan kasar pada sang istri.
"Iya kak...aku pamit dulu, selamat ya untuk kelahiran jagoanya..." Ucap Arga lalu bergegas pergi meninggalkan kakak dan kakak iparnya.
"Bodoh kamu Arga bodoh! istri sedang hamil kamu bentak bentak!" Gerutu Arga di sepanjang jalanya.
Sedangkan di kediaman Rendi Wijaya, nampak mobil yang di kendarai Nindi baru sampai, segera saja ia turun dari dalam mobilnya dan segera menuju ke arah pintu utamanya, Nindi berjalan cepat menuju kamarnya dan melewati mamanya yang berada di ruang dapur begitu saja.
"Loh sayang...kamu datang...mana Arga?" Tanya mama yang tidak di gubris Nindi, ia terlihat hanya fokus berjalan menaiki anak tangga dan menuju kamarnya di lantai dua.
Dengan keherananya, Anin pun hanya bisa membiarkanya saja.
Setelah tiba di depan pintu kamarnya, Nindi pun lalu perlahan membuka knop pintu tersebut, kemudian ia pun masuk kedalam setelah pintu itu terbuka.
Terlihat matanya menatap ke sekeliling, tiba tiba hatinya perih, tidak tahu kenapa, ia lalu mengunci pintunya dan tiba tiba air matanya jatuh dengan sendirinya, berlinang deras membasahi pipi mulusnya.
Ia berjalan perlahan dengan memegangi perutnya, entah mengapa saat itu rasa kram itu muncul disana, sebisanya Nindi hanya mengelus elusnya, mencoba menenangkan buah hatinya.
"Sayang...jangan begini...mama kesakitan, mama tak tahan..." Ucap Nindi dengan meringis menahan sakit, hingga gemeretak giginya seakan menggigil terdengar.
Lalu tanpa sadar ia pun naik ke atas pembaringan dan meringkuk disana, menahanya sekuat tenaga, hingga tanpa terasa tenaganya sudah terkuras habis, ia pun tertidur pulas setelah lemas bergelut dengan keram perut nya tadi.
Tidak berselang waktu lama, terlihat mobil yang di kendarai Arga masuk pelataran rumah Rendi Wijaya, siang yang redup itu pun tidak bisa meredam keringat Arga, keringat yang tercipta karena panik dan bercampur khawatir.
Segera setelah ia memarkirkan mobilnya, Arga pun turun dari dalam mobil, berlarian kecil menuju kedalam rumah, terlihat Anin yang tengah menyambut menantunya itu.
"Ga...kok nggak sama sama Nindi tadi?" Tanya Anin saat sang menantu baru tiba.
"Iya ma...Nindinya mana mah?" Tanya Arga seketika pada mama mertuanya.
"Dia aneh ga...dari baru tiba tadi, tidak bilang apa apa, langsung ke kamar saja, coba kamu lihat, eh...tapi kalian nggak lagi berantem kan?" Tanya Anin dengan seriusnya, dan tanpa tudung aling aling.
"Sebenarnya Arga yang salah mah...nanti aja ceritanya mah...Arga ke kamar dulu ya..." Ucap Arga yang berlalu pergi meninggalkan mama mertuanya itu, setelah mertuanya itu memberi isyarat anggukan tanda ia mengiyakanya, Arga benar benar khawatir.
lanjut season berikut....👍👍