My Little Prince

Hari aku dan Haku berangkat ke kampus dengan menaiki subway.

"Kau sudah putuskan untuk memilih fakultas apa?" tanya Haku saat di dalam subway.

"Hhm, Aku akan tetap memilih sastra." jawabku mantap. "Bagaimana denganmu?" tanyaku menatap Haku. Dia terlihat sedikit bimbang. "Ada masalah, Haku?"

"Sebenarnya aku lebih suka seni. Tapi ayah menyarankanku untuk memilih fakultas hukum. Dan aku masih bingung mau memilih yang mana."

"Ehm, Bagaimana kalau nanti kau bicarakan lagi dengan ayahmu? Merundingkannya bersama terlebih dahulu?" usulku.

"Hhm.." Haku mengangguk sambil melihat ke arah luar jendela subway.

"Kau masih ingat? Dulu kau pernah berpesan padaku untuk selalu menjadi anak yang baik. Tidak bandel. Dan menurut kepada orang tua?"

"Hhm.." Haku mengangguk pelan. "Aku juga akan melakukan hal yang sama. Apapun keputusan ayah nanti, aku akan memenuhi keinginannya."

Aku tersenyum menatapnya lalu menggenggam tangannya.

"Dan aku akan selalu mendukung apapun keputusanmu." kataku.

"Terima kasih, Yuko." dia mengelus tanganku dan tersenyum samar. "Aku beruntung sekali memilikimu."

"Tidak! Aku yang lebih beruntung karena kau telah memilihku."

Kita berdua tertawa bersama.

Sinar mentari menembus kaca jendela subway. Sangat hangat sekali musim panas kali ini.

"Haku. Aku ingin ke pantai." kataku tiba-tiba.

"Baiklah. Akhir pekan kita akan ke pantai."

"Serius?"

Dia mengangguk dan tersenyum sangat manis.

...***...

Hari ini masih ospek. Dan hari ini kita masih berkumpul dengan kelompok masing-masing seperti kemarin. Tetapi ada yang membuat Haku dipindah ke dalam kelompokku. Ada apa ya? Kenapa dia dipindah di kelompokku?

Dia duduk diseberangku. Dan dia sempat tersenyum lebar sambil menatapku dari kejauhan.

Kelompokku hari ini akan mengadakan beberapa game.

Dan game pertama adalah game putar barang.

Kita duduk melingkar, membuat sebuah lingkaran.

Alat yang akan kita jadikan sebuah bahan perputaran kali ini adalah bolpoin.

Lalu kita menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu lucu dan dinyanyikan bersama-sama.

Pada saat mulai bernyanyi, bolpoin akan di berikan kepada salah satu dari kita dan terus menerus berputar sampai lagu selesai.

Jika lagu selesai dan bolpoin di pegang tepat oleh seseorang, maka peserta lainnya boleh bertanya apapun dan penerima bolpoin berhak menjawab.

Game ini tidak ada yang menang dan kalah,dan merupakan jenis game seru-seruan saja.

Lagu pertama mulai dinyanyikan. Dan bolpoin itu berhenti pada salah satu temanku yang bernama Sora. Dia tepat duduk di sebelahku.

Lalu salah satu dari mereka mengangkat tangannya hendak memberikan Sora sebuah pertanyaan.

"Menurutmu, kau lebih suka cowok yang ganteng tapi playboy. Atau cowok dengan muka pas-pasan tetapi baik?" tanyanya kepada Sora.

Ah pertanyaan macam apa ini? Ada-ada saja mereka ini. Kira-kira Sora akan memilih yang mana ya? Aku juga jadi penasaran deh.

"Bagiku paras itu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah hati. Jadi aku akan memilih yang pas-pasan tapi baik." jawab Sora.

Wah, pilihan yang bagus. Ternyata Sora begitu baik dan keren. Padahal dia sangat cantik dan manis. Aku tersenyum mengaguminya.

Lagu kedua mulai dinyanyikan kembali. Dan kali ini bolpoin itu berhenti pada seorang cowok. Lalu seorang cowok yang kelihatan sangat dekat dengannya memberikan sebuah pertanyaan.

"Kapan ciuman pertamamu terjadi?"

Aku menutup mulutku tak percaya. Bagaimana bisa mereka menayakan hal pribadi seperti ini? Aku sungguh tak percaya dengan ini.

"Saat aku SMP" jawab si cowok tadi santai.

Lagu ketiga kembali kita nyanyikan. Dan kali ini lagu berhenti saat kak Zen memegang bolpoin itu.

Seorang cewek kemudian mengangkat tangannya dan memberikan kak Zen pertanyaan.

"Siapa cinta pertama kakak dan kapan itu?"

Lagi-lagi aku dibuat kaget dengan pertanyaan mereka. Mengapa mereka bertanya tentang hal-hal seperti ini?

"Itu terjadi sudah lama sekali. Saat itu, orang tuaku mengajakku berlibur di rumah saudara kita yang jauh. Aku tak sengaja bertemu dia disana. " jawab Kak Zen ramah.

Wah, gadis itu sangat beruntung sekali. Kak Zen terlihat begitu ramah dan baik.

Lagu keempat mulai dinyanyikan. Dan kali ini bolpoin itu berhenti pada kak Misha.

"Menurut kakak, siapa cowok paling tampan angkatan 2022 ini?" tanya seorang cowok.

Kak Misha menatap kita semua bergantian lalu berkata. "Haku." dia menatap Haku sambil tersenyum manis.

Haku yang dikatain begitu langsung menunduk malu.

Wah Haku-ku dibilang tampan sama senior. Hihi.. Ternyata bukan hanya aku yang mengakui ketampanannya. Harus bahagiakah karena dia milikku? Atau harus siagakah karena pasti akan banyak cewek yang menyukainya.

Lagu kelima mulai dinyanyikan. Dan kali lagu berhenti saat aku memegang bolpoin itu.

Oh My! Semoga saja pertanyaannya tidak aneh-aneh.

Seorang cowok mengangkat tangannya. Dan memberiku sebuah pertanyaan.

"Apakah ada cowok yang kau sukai disini? Setidaknya yang mendekati kriteria cowok idaman kamu?" tanyanya.

Apa? Aku harus jawab apa coba? Apa aku harus menjawabnya dengan jujur? Aku melirik ke arah Haku. Dia tersenyum padaku dan mengangguk pelan.

"Ah, I.. Iya.. Ada." jawabku sedikit malu.

"Wah.. Benarkah? Siapa dia?" tanya cowok yang memberiku pertanyaan tadi. Sepertinya dia belum puas dengan jawabanku. Kali ini aku harus menjawab apa coba?!

Semua orang menatap penasaran ke arahku. Bagaimana ini?

"Ah.. It.. Itu.." kataku sedikit gugup.

"Bukanya hanya boleh 1 pertanyaan saja?" kata kak Zen tiba-tiba. "Yuko, kau tak harus menjawabnya kali ini.." sahut kak Zen sambil tersenyum.

Ah, Syukurlah. Aku sangat gugup sekali tadi. Aku menatap ke arah Haku, dan dia sedang menatap Kak Zen dengan muka datar.

Lagu selanjutnya kembali dinyanyikan. Dan kali ini lagu itu berhenti saat Haku memegang bolpoin itu.

Cewek-cewek berebut mau menanyakan sesuatu kepada Haku. Akhirnya kak Misha memilih siapa yang tercepat diantara mereka tadi.

"Seperti apa tipe cewek idelamu?" tanyanya kepada Haku.

"Seseorang yang polos dan manis. Dan pandai memasak donburi dan ramen khas Sapporo." kata Haku sambil tersenyum menatapku dari kejauhan.

Aku segera menunduk, agar wajahku yang mulai memerah tidak dilihat orang-orang.

"Wah.. Kenapa harus ramen khas Sapporo sih, Haku?" protes seorang cewek. "Padahal aku bisa membuat ramen yang lebih enak lho."

"Karena aku maunya ramen khas Sapporo."

"Wah, aku termasuk tipe idealmu dong, Haku. Aku pandai memasak donburi lho." kata gadis lainnya lagi.

"Kalian ini kenapa hanya memperebutkan Haku saja sih?" protes seorang cowok. "Yang nggak kalah tampan dan keren kan masih banyak."

"Siapa yang kau bilang nggak kalah tampan dan keren coba?!" tanya seorang cewek.

"Aku!" sahut cowok tadi narsis.

"Huu...!!" mereka menyoraki cowok itu.

Kita semua tertawa melihatnya.