Dibalik wanita yang lugu, ada laki-laki yang tegas dan selalu melindunginya, namun apakah Arkan akan terus bersembunyi dibalik kata persahabatan?
Ikuti kisah mereka di dalam novel yang bertajuk, Kania Si Gadis Lugu.
Happy Reading 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semuanya kamu
Semua menatap Gusti dengan raut wajah yang cemas, karena Jiko sebenarnya mengalami *gynophobia, namun entah mengapa saat bersama Manisa, Jiko bisa dekat bahkan sangat nyaman tanpa ada gejala yang merujuk pada gynophobia.
*Gynophobia adalah ketakutan yang tidak wajar, berlebihan, dan irasional terhadap wanita. Kondisi ini termasuk dalam jenis fobia spesifik yang menyebabkan kecemasan ekstrem dan dapat berdampak buruk pada kehidupan sosial dan kualitas hidup seseorang, seperti menghindari interaksi dengan wanita.
"Kalian masih ingat kan kalau Jiko itu gynophobia,"ucap Arkan.
"Iya si, tapi kan ah apa mungkin Jiko suka sama Manisa?"ucap Bimo.
"Jangan ngadi ingat beliau punya fobia itu,"ucap Gilang.
"Iya, berarti selama ini Jiko lagi melawan rasa takutnya sama perempuan?"ucap Yanu.
"Tepat sekali lima ratus ribu di potong pajak,"ucap Bimo.
"Issss apaan si lagi serius geh, ada aja lawakannya,"ucap Pertiwi.
"Tiw, cukup perasaan aku aja yang serius, meski belum bernona tapi tetap tujuannya nanti kamu juga tahu sendiri,"ucap Bimo, tiba-tiba memberikan sinyal five G kepada Pertiwi.
"Bubar oy udah ada yang ngirim sinyal bawah tanah, dah bubar-bubar, pak Dalio udah mau masuk kelas tuh, langkah kakinya mulai kedengaran kaya telapak kaki kuda si jelas banget kedengeran kalau itu pak Dalio,"ucap Yanu mulai berjalan menuju tempat duduk nya.
"Iya weh, berat banget kodenya ga tahan kuping ku mendengar ini,"ucap Gilang.
Sementara Pertiwi?
Ia tersenyum, meski belum jelas apa yang dimaksud oleh Bimo.
Kania tidak berkomentar apapun karena ia tengah asik menyusun puzzle yang ia bawa dari rumah, Arkan senang dan tenang jika Kania bisa diam dan tidak terlalu banyak gerak seperti ini.
Arkan mengeluarkan susu cair kesukaan Kania dari tasnya, dan ia memberikannya kepada Kania, karena sebentar lagi pelajaran matematika, Kania butuh asupan sebelum berperang dengan angka.
Namun dibalik jendela kelas ada sepasang mata yang menatap tajam kearah Kania dan Arkan.
"Kania, kamu minum susu dulu nih, sebentar lagi pelajaran matematika,"ucap Arkan.
"Terima kasih Arkan, angkanya mulai menari di pikiran aku, kenapa makin kesini makin kesana aja nih pelajaran matematikanya, aku takut gagal di mata pelajaran pak Dalio semester ini Arkan,"ucap Kania.
Gleg...gleg...
"Seger banget kan susu Uht ya? Jangan terlalu di pikir Kania, kan setiap ulangan nilai kamu juga ga pernah E selalu A, seratus, terus yang buat kamu takut apa?"ucap Arkan.
"Iya suka yang gak ada rasa gini si lebih bergetar sensasinya, emm takut ga bisa mempertahankan nilai itu Arkan,"ucap Kania.
"Bisa, nanti aku kasih kamu bank soal matematika terus kita belajar bersama ya, pulang sekolah aku anter beli Momoyo pas sampai di rumah kamu kita belajar bareng ya Kania,"ucap Arkan.
"Aaaa, oke Arkan, Kania semangat kalau di suap pakai Momoyo, terima kasih Arkan,"ucap Kania.
"Iya sama-sama, sini kotak susunya aku buang, sekalian buang sampah kelas, Kania di kelas aja ya, aku sebentar aja, jangan lari-larian didalam kelas ya, pak Dalio ngajar jam pertama lagi di kelas sebelah tuh suaranya, pasti lagi bagiin kerja ulangan kelas sebelah,"ucap Arkan.
"Em jangan lama ya Arkan, ini sabun cair kalau habis buang sampah langsung cuci tangan biar ga kotor tangannya Arkan,"ucap Kania.
"Iya Kania terima kasih ya, sebentar ya cantik Arkan tinggal buang sampah kelas dulu,"ucap Arkan yang segera meninggalkan kelasnya untuk membuang sampah, karena ia juga sedang piket.
...****************...
Siapa gerangan sepasang mata yang menatap tajam kearah Arkan dan Kania?