"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Ujian kelulusan Ken sudah selesai, dan hanya tinggal 4 hari acara kelulusan Ken yang akan di adakan di gedung. Berbeda dengan sekolah Rimba yang mengadakan seminggu lagi.
Selama Ken ujian, ia selalu menyempatkan diri untuk bertemu Retha setidaknya 2 jam untuk bermanja-manja.
Seperti hari ini di rumah orang tua Ken, Retha kembali ke rumah itu dengan membawa kue brownies yang langsung ludes di makan.
"Walau brownies itu bukan bikinan tangan sendiri tapi kalau yang bawa Retha pasti ludes" ujar Leyla sembari mengelus pucuk kepala Retha.
Retha nampak senyum malu-malu. Ia benar-benar di sayang oleh keluarga Ken, bahkan melebihi rasa sayang orang tua Ken terlihat lebih jelas ke diri nya daripada Ken yang notabene nya anak sendiri.
"Biasanya ya Tha, kue bikinan Mama tu jarang banget cepet habis kayak gini, nunggu seharian dulu baru habis" keluh Leyla melirik ke arah Ken yang masih sibuk mengorek bekas brownies itu.
Ken yang tak sadar di sindir hanya manggut-manggut. Ia terlihat seperti anak kecil yang tak ingin sedikitpun makanan nya tersisa.
"Mungkin ya Tante si dia itu lagi males makan sampai nggak tau kalau Tante udah cape-cape bikin kue" Retha ikut menyindir Ken yang masih tak peduli.
"Iya loh, kalau tau gitu Mama nggak bikin kue lagi" sahut Leyla masih melirik sang putra.
"Jahat emang yang biarin kue buatan Mama di anggurin" cetus Retha di angguki Leyla, kedua nya masih melirik Ken.
"Pukul atau usir aja dia dari rumah nya Ma" usul Ken membuat Leyla dan Retha saling pandang.
"Bisa?" tanya Leyla di angguki Ken.
"Kan biar Mama senang, kue buatan Mama itu enak. Tapi masih ada aja yang nggak peduli" jawab Ken dengan tenang.
Bugh
"Aduh!"
"Keluar sana!"
Ken cengo sembari menatap Leyla yang berdiri di depan nya dengan tangan berkacak pinggang garang.
"Oh jadi yang dari tadi di sindir itu, Ken ya Ma?" Ken akhirnya paham dengan wajah polos nya ia cengengesan.
Leyla geleng-geleng kepala pelan melihat tingkah putra nya yang tak ada cool-cool nya di depan Retha.
"Tata.. Tolongin Aa Ken" Ken memulai drama nya dan menyentuh kaki Retha dan bersandar di paha Retha.
"Eh eh" seru Leyla melihat tingkah Ken yang manja pada Retha.
Sebenarnya hubungan putra nya dan Retha apa sih? Leyla sendiri hanya bisa menebak-nebak yang ia tak bisa utarakan.
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
Retha nampak sibuk meminta di antar kesana kemari oleh Rimba yang sebenarnya begitu malas untuk keluar apartemen.
Tapi jika Rimba menolak dan menyuruh Ken yang menemani, maka Retha akan mengadu pada Rick.
"Lo beli pernak-pernik ini semua buat siapa?" tanya Rimba dengan nada malas. Ia bahkan hanya duduk di mobil menunggu Retha tanpa berniat menemani kesana kemari.
"Kepo" ketus Retha sembari menaruh paperbag yang ia bawa di belakang.
"Lo shopping?" tebak Rimba di angguki Retha dengan santai.
"Sesekali lah, Daddy ada ngirimin uang jajan, katanya buat shopping" sahut Retha menjelaskan yang membuat Rimba melongo.
"Jadi ini semua barang yang lo beli? Tau gitu gue ikut anjir" keluh Rimba, seharusnya ada minimal satu barang yang ia beli juga.
Retha memeletkan lidah nya mengejek. "Habis ini ke toko bunga ya" cetus Retha seperti menganggap Rimba ialah sopir pribadi nya.
Rimba mengangguk malas. Ia tak ingin bertanya lagi, karna sudah pasti akan di ejek oleh Retha.