NovelToon NovelToon
Takdir Ke Dua

Takdir Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Duar duar duar

Huhhhhhhhhh

suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.

malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.

"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu

"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun

jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.

akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?

simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap Nyonya Ardiansyah

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk dari luar hingga membuat fokus Arneta terpecah.

"masuk!!" Ucapnya tanpa berpaling dari layar ponselnya sama sekali

pikirannya tengah fokus pada berita yang ia lihat, hingga ia tidak menyadari jika Mira sudah berdiri di hadapannya dengan membawa sebuah map besar untuk di berikan padanya.

"Nona ini........."

Suttttttttttt

Potong Arneta, hingga membuat Mira terdiam

"Sebentar. biarkan aku menyaksikan ini sampai selesai! kau duduk saja dulu!" Ucapnya agar Mira tak mengangguk fokusnya

Mira nampak manggut-manggut, sebab ia tau jelas apa yang tengah di saksikan Arneta saat ini. apalagi jika bukan berita yang sedang heboh mengenai Skandal yang di buat Bulan untuk meminta pertanggungjawaban Vincent.

Arneta nampak tersenyum sinis ketika menatap layar ponselnya. sejak tadi dirinya menyimak dengan seksama apa yang di lontarkan Bulan menyangkut hubungannya dengan Vincent.

Arneta seolah mati rasa sejak pertama kali melihat perselingkuhan keduanya. sehingga tak ada raut kekecewaan sedikit pun di matanya saat melihat bagaimana Bulan menuntut keadilan dari hasil perselingkuhan mereka.

"Bagaimana bisa dia begitu bangga menyebar aibnya sendiri seperti ini? apa dia tidak takut jika kariernya hancur."

Meskipun heran, Arneta nampak menyayangkan keputusan Bulan. bukan karena kasihan pada wanita itu, justru Arneta memikirkan perkembangan janin yang Bulan kandung kedepannya.

Sangsi sosial itu nyata. bagaimana jika kelak anak itu tumbuh hingga melihat jejak digital dari kedua orang tuanya yang kurang baik.

"Itu karena jaman sekarang, orang justru akan semakin terkenal jika memiliki skandal. begitu pun yang di lakukan Bulan saat ini, anda lihat saja Nona! wajahnya yang tidak tau malu itu kini justru lebih sering muncul di layar televisi." Ujar Mira dengan sinis

Arneta nampak menggelengkan kepalanya di iringi helaan nafas panjang. Setelah itu, barulah ia memilih menyudahi apa yang baru saja ia lihat demi menjaga kewarasannya sendiri.

Lalu, ia beralih menatap Mira yang saat ini tengah duduk di hadapannya.

"Oh iya, Bagaimana hasil putusannya?" tanyanya dengan serius

Meskipun tegang, Arneta mencoba untuk menguatkan diri menerima apapun keputusan dari pengadilan menyangkut gugatannya.

"Clear Nona."

Deg

Arneta terbelalak tak percaya, hingga beranjak mendekati Mira, begitu pun dengan Mira yang kini bangkit dari duduknya. sesampainya di depan Mira, Arneta langsung meraih pundak Mira sembari bertanya. "kau serius?"

Mira mengangguk, Lalu mengambil map dan menyerahkan nya kepada Arneta. "Selamat Nona, misi kita berhasil. mulai sekarang tuan Vincent tidak akan pernah berani menggabungkan anda lagi."

"kau serius?" Meskipun awalnya ragu, Namun Arneta akhirnya percaya setelah membaca sendiri hasil keputusannya. "Terimakasih ya Tuhanku, akhirnya kau kabulkan doa-doa ku selama ini! " Ucapnya penuh syukur hingga memeluk Mira dengan Haru

******

Di lain kisah, Nyonya Ardiansyah akhirnya menemukan ruangan tempat di mana Bulan di rawat. tanpa sepengetahuan sang suami, Nyonya Ardiansyah berupaya menemui Bulan dengan bantuan anak orang suruhannya.

"Di sini?"

"Betul Nyonya, di sini ruangannya."

"Apa dia di dalam?" tanyanya lebih lanjut

"Benar."

"Bagus. buka pintunya!"

Setelah mendapatkan perintah, akhirnya pintu bergegas untuk di buka. dengan kekuasaan-Nya, Nyonya Ardiansyah dapat dengan mudah melakukan apa saja yang ia mau.

BRAK

Pintu di buka dengan sangat kasar hingga membuat Dua manusia yang ada di dalamnya nampak terkejut. Di tambah kemunculan sosok wanita paruh baya ke dalam ruangan itu, semakin membuat keduanya kelabakan.

Deg Deg

"Si.... siapa kau?" Tanya Susan sembari berdiri dari duduknya

Sedangkan Bulan nampak mengernyit heran sembari menerka-nerka siapa wanita paruh baya yang kini berjalan menghampirinya? kenapa setelah menatapnya, ia merasa seperti pernah bertemu dengannya?

Bulan memukul kepalanya sendiri sembari meruntuki kebodohannya. "Bodoh, untuk apa kau mengingatnya? dasar tidak penting." Ejek Bulan pada dirinya sendiri

"Lebih baik aku tidur saja, ketimbang harus meladeni orang asing ini. paling juga ia bagian dari Fans beratku." Gunanya dalam hati

Lalu ia memilih untuk kembali merebahkan dirinya dengan posisi membelakangi Ibu dan tamu yang tak di undang itu.

Melihat itu, Nyonya Ardiansyah nampak tercengang dengan tidak sopannya sikap Bulan dalam menyambutnya.

"Jadi begini sikapmu dalam menyambut ku?" Tegurnya dengan sinis.

Mendengar itu, Susan nampak tersinggung hingga berbalik menegur.

"Memangnya siapa kau hingga berani masuk ke ruangan ini tanpa ijin? apa kau tidak tau siapa kami?"

Sembari bertepuk tangan, Nyonya Ardiansyah berupaya untuk menahan tawanya "Ho, ho, ho, Bagus sekali. memang nya siapa kalian? kenapa aku harus tau tentang kalian?"

"Apa kau bilang?" Susan sudah di buat hilang kesabaran, hingga berupaya untuk mendorong tubuh wanita asing itu keluar dari ruangan itu.

Namun, belum juga ia berhasil langkahnya lebih dulu di cegah oleh sesosok pria yang dagang bersama wanita asing itu.

"Jangan coba-coba, atau saya tidak akan segan-segan mematahkan tulang anda!" Ancam salah pria itu dengan nada tegas

"Minggir! jangan halangi aku!" Susan tetap tak peduli dengan ancaman tadi, hingga berupaya untuk menyingkirkan apapun yang menghalangi langkahnya.

Namun sayangnya, usahanya itu tidak berhasil. dan pria itu justru lebih dulu mendorong tubuhnya hingga terjerembab ke atas lantai dengan sangat kasar.

Bug

Susan memeluk kesakitan sembari memegangi bokongnya yang terasa sakit. sementara, Nyonya Ardiansyah memaafkan waktu itu untuk menggapai tubuh Bulan.

"Bangun kau!" Ucapannya sembari menarik selimut yang menutup tubuh wanita itu

Bulan tentu saja terkejut hingga terpaksa bangkit.

"Hei, apa yang kau lakukan? jaga sikapmu atau aku akan memanggil pihak keamanan untuk mengusir mu!

" Coba saja jika kau bisa! kau pikir akan semudah itu mengusir ku?.... " Jawab Nyonya Ardiansyah dengan angkuh, Lalu ia dapat menelisik tubuh Bulan dari ujung kaki hingga ujung kepala, sebab selimut yang menutupi tubuh wanita itu sudah jatuh

"Jadi, wanita seperti ini yang sudah berani menghancurkan kebahagiaan keluarga putraku."

Deg

Mendengar itu, Bulan seketika menyipitkan matanya. "Memangnya siapa kau?"Tanyanya dengan gugup

"kau bertanya siapa aku?" Tanya Nyonya Ardiansyah sembari menunjuk dirinya sendiri

Bulan seketika mengangguk. dan Susan tiba-tiba sudah berdiri di belakang tubuh putrinya dengan wajah takut karena dua pria berbadan kekar tadi kini tengah menatapnya dengan tajam seolah mengintimidasi.

Susan mendekatkan wajahnya ke samping telinga Bulan untuk bertanya.

"Siapa dia Bulan? ada urusan apa kau dengan wanita gila ini?" Tanya Susan dengan berbisik, sembari tatapannya terus tertuju kepada dua pria sangar tadi

"Aku juga tidak tau Bu. aku bahkan tidak mengenal siapa dia." Jawab Bulan dengan jujur

Meskipun sejak tadi ia berusaha untuk mengingatnya, Bulan tetap saja tidak bisa mengingat siapa wanita aneh itu.

Nyonya Ardiansyah bukan tidak mendengar apa yang keduanya obrolkan. namun, ia berusaha untuk membuat Bulan mengingat siapa dirinya terlebih dahulu sebelum berkata jujur.

"sudah ingat siapa aku?"

"Belum. dan itu tidak penting untukku! siapapun kau, lebih baik kau keluar karena aku tidak memiliki banyak waktu untuk menanggapi mu!."

"Aku ibu dari Vincent."

Deg

Mendengar itu Bulan dan Susan terperangah tak percaya dengan apa yang baru saja keduanya dengar.

Hayolo, kira-kira bakalan di apain ya dua orang gundik gk tau diri ini sama nyonya Ardiansyah???

1
Diyah Pamungkas Sari
bru mau positif thking sm mak e bajigur, wealah tibane malah mkin bajing an!!! kabeh kabeh bajing an!!
Innara Maulida
rasakan kau cabutan uban,,,emng enak berani main api harus mau' terbakar...
Innara Maulida
kmu salah lawan,,kamu salah lawan,,wahay bulan setengah 🤣
Erchapram
Lanjut Thor, ceritanya bagus. 1 kopi untuk kamu
Erchapram
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!