Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan
Abidzar yang telah selesai melaksanakan sholat Magrib sekaligus Isya berjamaah di Masjid di sekitar rumah Bunda pun sudah bersiap kembali ke rumah Bunda.
Abidzar mengetuk pintu rumah Bunda, sembari mengucapkan salam, terdengar suara Ayunda yang menjawab salam sembari membuka pintu sesuai perintah dari Bunda.
"masuk Kak, udah di tunggu untuk makan malam" ujar Ayunda saat pintu telah terbuka.
"Bismillah" lirih Abidzar saat masuk ke rumah Bunda, jantung nya sudah tak karuan, datang karna ketahuan dengan datang karna niat memberi tahu itu sungguh rasa yang berbeda.
Abidzar dan Ruqayyah memang sudah berniat jujur mengenai status mereka ke Bunda, tapi bukan dalam situasi yang seperti ini.
Mereka seakan seperti baru kena grebek warga.
"Duduk Kak, kita makan malam dulu.." ujar Aqila
Canggung dan grogi sudah jelas, tapi Abidzar berusaha mengendalikan rasa canggung dan grogi nya, sebelum nya Abidzar juga sudah menghubungi ke dua orang tuanya, menceritakan apa yang terjadi.
"Iya nak Abi, kita makan malam dulu" ujar Bunda, Abidzar hanya bisa menurut dengan tersenyum getir.
Suasana makan malam hanya banyak diam, semua fokus pada apa yang ada di piring mereka, Ayunda yang biasa nya bawel pun tak berani bersuara.
Saat semua sudah selesai dengan makan malam, Aqila dan Ayunda membereskan meja makan dan lanjut dengan mencuci piring.
Bunda mengajak Ruqayyah dan Abidzar ke kamar sholat, karna tidak mungkin hal penting seperti ini harus di bahas di depan Aqila dan Ayunda.
Mereka bertiga pun duduk di kamar sholat, Ruqayyah bingung memulai pembicaraan itu dari mana.
"Kenapa kok pada diem, sudah bisa di jelaskan mengenai kejadian tadi???" tanya Bunda
"Kenapa Nak Abi mengaku sebagai suami Ayya??"
"dan kamu Ayy, kenapa tidak menolak saat tangan kamu di genggaman oleh Nak Abi...??" pertanyaan demi pertanyaan Bunda tanyakan
"Ayya bisa jelasin Bun.." ujar Ruqayyah sambil memegang tangan Bunda
"Sebenarnya Abi mau minta maaf ke Bunda, karna penjelasan yang akan Abi sampaikan pastinya akan cukup membuat Bunda kaget, bahkan marah, Abi terima, tapi itu semua murni kesalahan Abi" Abidzar memulai penjelasan
Bunda mengerutkan kening nya, bingung kenapa Abidzar seakan yakin penjelasan akan membuat Bunda marah.
"Bun, sebenarnya kami memang sudah menikah" aku Abidzar
Mata Bunda membuat sempurna, dilepaskannya genggam tangan Ruqayyah.
"Ayy....." lirih Bunda
"Ini kesalahan Abi Bun.."
"bukan Bun, ini bukan kesalahan Pak Abidzar, ini permintaan Ayya"
"ada apa ini??mana yang benar?? kenapa bisa terjadi?? apa yang sudah kalian lakukan??dan kapan ini semua terjadi?? jangan bilang kalian_" Bunda tidak sanggup melanjutkan ucapannya
"Bun, ini gak sejauh yang Bunda Pikirkan" ujar Ruqayyah berusaha menenangkan sang Bunda
"Ini terjadi sehari sebelum operasi Bunda, Ayya yang memintanya.." aku Ruqayyah
"maksudnya...??"
"Ini terjadi karna pemerintah Abi Bun..." ujar Abidzar
"karna permintaan Ayya Bun..." ujar Ruqayyah
"mana yang benar, jangan buat Bunda bingung.." kali ini Bunda sedikit menambah volume nya, dada Bunda terasa sesak
"Biar Ayya yang jelaskan.." ujar Ruqayyah
"Saat dokter menyatakan keadaan Bunda memburuk, dan harus segera di lakukan Tranplantasi Ginjal, Ruqayyah sudah berusaha menghubungi kerabat kita, tapi semua tidak ada yang bisa membantu" ujar Ruqayyah memulai cerita nya
Air mata Bunda menetes.
"Ayya Bingung, tabungan Ayya jauh dari kata cukup, Ayya tidak tahu kenapa mobil Ayya tiba-tiba terhenti di kantor pak Abi"
"entah keberanian dari mana, Ayya menemui pak Abi, dan_"
"dan apa..??" tanya Bunda
"Ayya meminta bantuan Kepada pak Abi..." jawab Ruqayyah sembari menatap sendu ke arah Bunda
"lalu....?? bagaimana bisa kamu menikah dengan nak Abi..??" tanya Bunda lagi, walau berat, dan mulai merasa Diri nya lah penyebab semua nya.
"Ayya meminta pak Abi menikah Ayya..." aku Ruqayyah
"permintaan itu bukan sepenuhnya kesalahan Ayya Bun.." potong Abidzar
"pernikahan itu Ayya yang minta Bun, bukan pak Abi yang meminta nya, Ayya hanya ingin pak Abi tidak perlu takut jika Ayya akan kabur.." potong Ruqayyah, Ruqayyah mengakui pernikahan itu memang permintaan nya.
Abidzar menggeleng, bagaimana bisa Ruqayyah menutupi semua nya, sekalipun Abidzar tahu jika Ruqayyah memang ingin menutup aib nya, tapi dia menjelekkan nama baik nya sendiri.
"Bun..." lirih Ruqayyah
Air mata Bunda sudah tidak bisa di hentikan.
"jadi ini semua karna Bunda..?? kamu melakukan pernikahan diam-diam karna Bunda...??" tanya Bunda sembari menyalahkan dirinya sendiri
"Ini gak benar Ayy, ini gak benar.. pernikahan bukan ajang permainan,.atau sebagian syarat jaminan hutang Ayy..."
"Tanggung jawab Suami itu besar Selepas Ijab Qabul terucap"
" Maka suami akan menanggung dosa-dosanya si perempuan yang ia jadikan istri dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan.Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat"
"Semua yang berhubungan dengan si perempuan yang ia jadikan istri, suami juga menanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung"
Ruqayyah dan Abidzar tertunduk.
"Akad nikah ini bukan saja perjanjian suami dengan si istri dan dan kedua orang tua si istri, tetapi ini adalah perjanjian langsung kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala , Jika dia GAGAL , Maka dia adalah suami yang fasik, ingkar dan harus rela masuk neraka"
"Karena saat Ijab Kabul terucap,Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat olehnya di depan ALLAH,dengan disaksikan para malaikat dan manusia"
"ini bukan hal seperti Ayy, dan kamu nak Abi, beban berat itu sudah ada di pundak kamu saat ini.. beban yang tidak main-main"
Penjelasan Bunda mengenai Ijab Kabul membuatnya merinding.
"Abi salah Bun..." lirih Abidzar
"tapi Abi gak pernah mau mengakhiri pernikahan ini Bun... Abi dan Ayya sudah berniat jujur ke Bunda, karna Abi ingin mengarungi bahtera rumah tangga bersama Ruqayyah"
"Abi bukan lah laki-laki yang paham akan agama,. sholat Abi juga masih bolong bolong, tapi bersama Ayya , Abi banyak belajar.." Aku Abidzar, dia tak menutupi bagaimana dia tentang Agama.
"Abi sadar belum bisa jadi imam yang baik untuk istri Abi, tapi izinkan Abi belajar bersama Ayya untuk lebih dekat dengan Allah.. Abi siap menerima hukuman dari Bunda, tapi Abi mohon jangan pisahkan Abi dan Ayya Bun.." Abidzar benar-benar memohon dengan sepenuh hati di hadapan Bunda
Bunda menarik napas panjang lalu membuang nya perlahan.
"Ayya pernah ingin mengakhiri pernikahan ini Bun, karna Ayya takut Bunda akan menyalakan diri Bunda, atau membenci Ayya, tapi pak Abi tidak pernah mau mengakhiri pernikahan ini, dia berkali kali meminta dan meyakinkan Ayya.." kali ini Ruqayyah yang bicara
"Abi mohon, mohon restu dari Bunda.." ujar Abidzar
Bunda terisak, begitu berat jalan yang harus Putri nya jalani, haruskah dia marah? tapi ini semua dia lakukan untuk nya.
Ruqayyah memang tidak mengatakan semua nya, karna bagi Ruqayyah ada hal yang memang harus dia simpan, selain itu aib sang suami, dia juga tidak ingin Bunda semakin menyalahkan diri Bunda sendiri.
Di tatapnya wajah sang putri yang sudah ikut berlinang air mata, putri kecil nya yang tangguh.
Di tatapnya mata Abidzar, Bunda bisa melihat ada ketulusan di mata Abidzar, dan Bunda juga tahu bagaimana Abidzar ikut terlibat dalam mengurus Bunda.
Kecewa sudah pasti, hal sebesar ini dia tidak ketahui, bahkan sang putri menikah tanpa ada Dirinya yang mendampingi.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran