Carmen melakukan hal paling nekat dalam hidupnya, yakni melamar Zaky. Tak disangka Zaky menerima lamarannya. Selain karena tak tega membuat Carmen malu, Zaky juga punya tujuan lain yakni mendekati Dewi kakak ipar Carmen.
Pernikahan terpaksa pun dijalankan oleh Zaky namun Carmen merubah sikap manjanya dan membuktikan kalau ia layak dicintai. Bagaimana Carmen berjuang mempertahankan cintanya sementara ada lelaki baik yang menunggu jandanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baku Hantam
Carmen
Aku tahu situasi sudah memanas, kedatangan Mas Zaky malah membuat semuanya makin panas saja. Mas Zaky turun dari mobil dan langsung menghampiriku. Jarak kami sudah dekat namun dua bodyguardku datang dan mencegah Mas Zaky menyentuhku seujung rambut pun.
"Bi! Nih orangnya!" Abang Wira sambil bertolak pinggang menatap Mas Zaky dengan tatapan penuh emosi. "Heh laki enggak ada otak, lo apain adik gue?! Enggak nyangka gue, lo udah berniat ngerusak rumah tangga gue sama Dewi juga lagi! Terbuat dari apa hati lo?! Tanah sengketa?"
Abang sudah maju namun Abi menahan dengan tangannya. "Biar Abi saja!"
Tanpa banyak komentar, Abi melayangkan tinjunya pada Mas Zaky.
Bugh ... Bugh ...
"Ya Allah Zaky!" teriak Mama Tara. Papa Damar dan Mama Tara berlari, berusaha membela Mas Zaky.
"Gas, apa-apaan sih lo! Main pukul aja anak gue!" Papa Damar maju dan membela Mas Zaky yang tersungkur di tanah. Mama Tara membantu Mas Zaky bangun seraya membersihkan tangannya yang kotor terkena debu.
"Heh, minggir lo! Kalau saja lo bisa didik anak lo biar bener, anak lo akan jadi menantu yang gue sayang! Liat tuh hasil didikan lo! Mirip kayak lo masih muda, maling!" Abi yang sangat emosi sudah tak memikirkan apapun. Abi bahkan menantang Papa Damar.
"Siapa yang lo bilang maling? Gue enggak maling! Memang Tara saja yang mau pergi dari lo! Jangan lo hina ya anak gue!" Papa Damar yang tak terima dihina Abi pun membalas.
Abi menarik kerah Papa Damar dan sebuah pukulan dilayangkannya.
Brug!
Papa Damar tak mau kalah. Papa membalas pukulan Abi. Sebuah pukulan mengenai wajah Abi.
Mommy Tari dan Mama Tara berteriak histeris melihat suami mereka bertengkar hebat. "Bastian! Pisahin dong! Jangan diem aja!" omel Mama Tara.
Om Bastian seakan tersadar dari keterkejutannya. Ia maju dan berusaha memisahkan Abi dan Papa Damar yang masih baku hantam.
Rupanya aku juga terlalu panik melihat Abi dan Papa Damar bertengkar sampai tak menyadari kalau Abang kini menantang Mas Zaky berkelahi.
"Heh, pebinor! Apa-apaan lo godain bini gue terus?! Lo pikir lo lebih ganteng apa dari gue? Mana mau bini gue sama cowok culun kayak lo! Enggak tau diri lo! Masih untung adek gue cinta sama lo, pake lo sakitin lagi!"
Mas Zaky mengacuhkan ucapan Abang. Ia malah berjalan mendekatiku. "Baby! Aku mau bicara!"
Abang mencegah Mas Zaky mendekatiku. "Mau ngapain lo! Jangan lo harap Baby bisa lo deketin!"
Abang pasang badan di depanku. Ia melindungiku di saat Abi masih baku hantam dengan Papa Damar.
"Baby, aku mohon! Aku akan berubah. Aku janji! Kita bicarakan semuanya baik-baik ya!" bujuk Mas Zaky.
Aku hanya bisa menahan air mataku. Beberapa tetes air mata berhasil lolos, membuat Abang yang melihatnya kembali emosi.
"Emang brengseek lo ya!" Abang lalu mengangkat tinjunya dan menonjok wajah Mas Zaky.
Kembali Mas Zaky tersungkur di atas tanah. Darah segar keluar dari sudut bibirnya yang robek.
"Zaky! Ya Allah! Wira berhenti, Tante mohon!" Mama Tara kembali melindungi anaknya.
Pertengkaran kembali memanas. Abi masih adu jotos dengan Papa Damar, sementara Abang tak mau kalah. Emosi Abang memuncak. Istrinya dibujuk untuk selingkuh dan adik kesayangannya disakiti.
Abang mencengkram kerah baju Mas Zaky. Kembali bogem mentah Abang berikan pada Mas Zaky, membuat Mas Zaky kembali tersungkur ke tanah. Aku bingung harus berbuat apa. Aku tak tega melihat Mas Zaky terluka.
Aku hendak membantu Mas Zaky tapi Abang menarik tanganku. "Jangan kamu tolong dia, Dek! Enggak pantas laki-laki kayak gitu mendapat kebaikan hati kamu!"
"Tapi, Bang-"
"Masuk ke dalam! Ini urusan kaum lelaki!" perintah Abang tanpa bisa aku lawan.
"Baby!" panggil Mas Zaky sebelum aku masuk ke dalam rumah. Aku masih melihat apa yang terjadi dari balik pagar. Tak lama Pak RT datang dan membubarkan perkelahian antar tetangga tersebut.
****
Bastian
Kedua sahabatku adu jotos. Anak-anak mereka juga adu jotos. Mereka adalah orang-orang kuat. Mana mungkin aku bisa memisahkan mereka?
Kalau aku memisahkan Agas dan Damar, Tara berteriak meminta aku memisahkan Wira dan Zaky. Saat aku memisahkan Wira dan Zaky, Tari meneriakkan namaku untuk memisahkan suaminya yang sangat emosi.
Aku harus bagaimana?
Akhirnya bala bantuan datang. Pak RT yang mendengar ada keributan datang membawa security dan memisahkan yang bertengkar. Aku bisa bernafas lega sekarang.
Kami lalu dikumpulkan di kantor RW yang letaknya masih di komplek perumahan kami juga. Mereka semua lebam-lebam. Hanya Wira yang tidak. Rupanya Zaky tak membalas Wira sama sekali. Merasa bersalah atas perbuatannya.
"Saya mendengar kalau warga saya ada yang bertengkar. Saya tak menyangka kalau yang bertengkar adalah Bapak Agas dan Bapak Damar yang tak lain adalah besan. Apa tidak bisa masalah internal kalian dibicarakan baik-baik?" tegur Pak RT.
"Dia duluan tuh Pak! Seenaknya saja mukul anak saya dan ngatain saya maling!" adu Damar.
"Heh, mulut lo ye tukang ngadu! Gue robek nanti mulut lo! Anak lo tuh bibit maling! Sama kayak bapaknya!" balas Agas tak mau kalah.
"Tuh denger sendiri, Pak! Mulutnya dia dari dulu pedes ngalahin cabe! Seenaknya aja kalo ngomong! Anak saya bukan maling, Pak. Buktinya, anaknya aja cinta banget sama anak saya!" balas Damar.
"Ya karena anak gue cinta makanya gue kasih restu! Kalau bukan karena anak gue, enggak bakalan gue ijinin lo jadi besan gue!" balas Agas lagi.
"Yeh lo pikir lo keren? Menang big gun aja sombong! Ada juga lo beruntung punya besan kayak gue, tajir melintir. Bangga 'kan lo punya besan pemilik perusahaan besar?!" balas Damar.
Aku geleng-geleng kepala dengan kelakuan dua sahabatku. Makin tua bukannya makin bijak malah makin kayak anak kecil ck ... ck ... ck....
"Sudah! Sudah! Bapak Agas dan Bapak Damar sudah dewasa. Masalah rumah tangga anak-anak kalian, bisa dibicarakan baik-baik. Kenapa harus adu jotos sih? Kalian tuh tidak mencontohkan yang baik untuk anak-anak kalian! Itulah mengapa Wira dan Zaky juga mengikuti apa yang kalian lakukan!" perkataan Pak RT membuat Agas dan Damar terdiam.
"Sekarang saya minta kalian berdamai. Jabat tangan dan saling minta maaf lalu bicarakan masalah kalian. Panggil putri Pak Agas. Tanyakan apa yang sudah terjadi. Selesaikan dengan kepala dingin. Jangan main emosi saja. Ayo cepat baikkan!" perintah Pak RT lagi.
Tak ada yang mau mengalah. Baik Agas atau Damar. Keduanya gengsi.
"Kalau tak ada yang minta maaf, terpaksa kalian saya hukum menyiram bunga di taman pakai sendok sayur!" ancam Pak RT.
****
duda kesepian gagal move on smoga bisa rujuk yaa😃😃
terima kasih ya kak, Saya suka ❤️❤️❤️❤️
udah duluan baca kisahnya Djiwa 😍😍😍😍
50 ribuan satu orang 😂🤣