Tiara nama panggilan yang cantik, secantik orang yang menyandangnya
Namun siapa sangkah ada terselip kisah kelam dibalik nama cantiknya.Kehilangan orang tua, suami dan adik nya membuatnya menjadi wanita tangguh demi sang anak dan keluarga barunya
Bram ayodya seorang pembisnis kenamaan yang menyamar jadi seorang pengajar disebuah sanggar seni.
Karna hoby nya melukis Dia bisa menghabiskan waktunya berlama-lama didepan kanvas
Dion mantan suami Tiara.
pemuda baik yang hanya menjadi korban kelicikan orang-orang terdekatnya. Kehilangan cinta sejatinya hanya karna sebuah kebohongan.
Willi dokter tampan nan rupawan. Dokter ternama yang tidak pernah sepi pasien.
Elisya seorang publick figure yang sedang naik daun.
Bertemu tanpa sengaja dan menjalin persahabatan dengan Tiara, namun siapa sangkah ada kisah dibalik ketenaran Elisya
Penasaran dengan kisah mereka?
Ikuti kisah mereka dalam kisah Tiara yang Serra buat, selamat menikmati dan semoga terhibur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SELINGAN
Sebuah bungalow sederhana di tepi kota menjadi tujuan akhir dari mobil-mobil mewah yang sedang melaju sedang. Senyum dan canda tawa menghiasi perjalanan yang mereka lakukan. Walau begitu tidak ada yang tau bagaimana perasaan didalam sana yang sebenarnya.
Andrew terus memperhatikan mobil Bram yang berada di depannya, dia tersenyum hanya dengan sekilas melihat senyum dari Tiara. Dalam hatinya selalu berpikir bagaimana jika Tiara mengetahui kebenaran tentang Lilia andai benar dia darah dagingnya.
Andrew memilih menelan tentang dugaannya, dia belum siap menerima kenyataan andai semua benar adanya. Mark melirik dan tersenyum jahil ketika mengetahui Nara berada dalam mobil yang sedang melaju didepannya. Mark sendiri merasa aneh dengan dirinya, semenjak dia tanpa sengaja menabrak Nara saat dia mengikuti Amel waktu itu. Rasanya sangat senang jika bisa mengoda gadis yang terlihat setengah bule tersebut.
Hari menjelang siang ketika rombongan tersebut tiba, Suta dan Willi yang telah sampai lebih dulu menyambut Bram dan yang lain.
" Wah, lihatlah siapa kemarin yang bilang keberatan dan mengatakan kalau aku ini sebagai pengganggu. Lihatlah bahkan dia sudah datang lebih dulu dariku" Cibir Bram
Willi yang merasa tersindir hanya nyengir tanpa menghiraukan ocehan Bram.
" Hallo sayang, peri kecil kesanyangan Om"
Willi menghampiri Nara yang sedang menggendong Tiara, diciumnya boneka imut itu karena gemas. Cameli yang jarang sekali bertemu dengan Willi sedikit memberengut beserta tangan mungilnya yang berusaha mencakar wajah Willi karena berani mencuri ciuman di pipinya.
" Eit, anak manis tidak boleh nakal. Om tampan baik lo, beda sama yang bilang katanya ganteng tapi anti cewek"
Bram menjitak Willi, bisa-bisanya dia mengatakan aibnya di masa remaja dulu didepan semua orang.
" Apaan Sih" Protes Wil
" Jaga bicara kamu didepan anak ku, awas saja sampai nanti kalau sampai dia tiru ya" Bram kembali menjitak Willi
" Dasar pelit" Willi berjalan sebelum kembali berhenti dan menoleh ke arah Bram
" Kalau sama mamanya boleh ?" Ucapnya seraya mempercepat langkah ke arah Tiara dan menyapanya.
Bram yang mendengar nya menggeleng dan mengambil alih Camelia, membawanya masuk ke dalam. Suta yang sudah terbiasa melihat tingkah kekanak-kanakan ke dua orang berpengaruh dalam hidupnya itu hanya tersenyum.
Terkadang ada masanya, Suta merindukan perdebatan nyeleneh dari bos dan sahabatnya tersebut disaat Bram mengalami masalah. Seperti disaat Bram kehilangan sang mama, pada saat itu hanya Suta lah yang berada disisi Bram. Sementara Willi sedang melakukan perjalanan ke luar negri demi studinya.
...🌹🌹🌹🌹🌹...
Setelah beristirahat sejenak, Bram meminta Suta untuk memanggil Willi ke teras samping. Disana terdapat tempat bersantai.
" Maaf Wil, aku mengganggu istirahatmu"
" It's ok, tadi aku sudah beristirahat sebelum kalian datang. Ada apa?" Willi mengambil duduk dihadapan Bram.
" Suta pasti sudah sedikit menjelaskan alasanku membawa semua orang berkumpul disini"
" Aku hanya tau dan dapatenyimpulkan sedikit, kamu bisa menjelaskan lebih detailnya jika kamu mau" Jujur saja Willi dibuat agak bingung dengan penjelasan yang di berikan Suta pagi tadi.
" Apakah kamu ingat, aku menemukan sebuah liontin pada saat menyelamatkan seorang gadis beberapa tahun lalu Wil?"
" Liontin berbentuk ikan itu? aku masih mengingatnya. Lalu ada masalah apa dengan liontin itu?"
Jelas Willi mengingat prihal liontin tersebut, dimana pada malam itu dia juga berada ditempat Bram menemukan Nara yang sedang meringkuk dan pingsan.
" Liontin itu akan memberi jawaban atas semua hal yang akan terjadi nanti malam Wil, aku sendiri tidak tau bagaimana memberitahumu. Paling tidak kamu sudah tau gambaran sebenarnya, jadi tidak perlu lagi terkejut nantinya"
" Ayolah Bram, aku tau otakku ini genius. Tapi bukan berarti aku bisa menjadi paranormal yang bisa menebak pikiranmu juga." Willi mendengus kesal
" Ada kemungkinan Nara adalah adik Tiara, Wil" Bram menjedah ucapannya " Tapi ini juga akan menunggu hasil dari kamu nantinya" Lanjutnya menatap Willi
" Tunggu sebentar, biarkan aku mencerna semua dulu Bram"
Willi memijit keningnya.
" Maksudmu Nara adalah adik Tiara berdasarkan liontin yang waktu itu kamu temukan?" Bram mengangguk
" Karena baik Tiara maupun Om Andrew masing-masing memiliki liontin tersebut, dan kemungkinan terbesarnya Tante Melan memberikan liontin bagiannya pada bayinya sebelum beliau pergi waktu itu"
" Ok, sampai disini aku mulai mengerti. Tapi apa maksudnya dengan hasil dari yang aku dapatkan?"
" Aku memburuhkan bantuanmu untuk mengecek apakah Nara benar-benar anak dari Om Andrew dan tante Melan, melalui tes DNA nanti Will. Dan itu hanya kamu yang bisa melakukannya"
" Astaga, aku dokter beda jantung Bram."
" Ayolah Wil, hanya kamu yang bisa ku percaya dalam hal ini"
Huuft Willi menghembuskan nafas kasar, seharusnya Bram melakukan tes terlebih dahulu sebelum mengumpulkan semua orang. Tapi sekarang apa sebenarnya yang sedang Bram rencanakan. Willi terkadang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Bram, seperti pada saat dia menemukan Dion suami Tiara. Bukannya menyerahkan Tiara akan tetapi malah menjadikan dia istrinya. Namun belakangan Willi mengerti semua yang Bram lakukan demi kebaikan Tiara juga.
...🌹🌹🌹🌹...
Sementara di dalam dapur, Nara yang sedang menyiapkan makanan untuk makan malam nanti dikejutkan oleh kedatangan Mark. Lelaki yang beberapa hari ini telah membuatnya kesal.
" Hai, kita ketemu lagi. Boleh aku bantu?"
Mark mencoba berbasa-basi. Dia tau tidak akan muda membuat Nara yang mempunyai sifat cuek itu muda akrab dengannya. Tapi justru semua itu memacu semangat Mark untuk menggoda Nara.
" Tidak, sebaiknya kamu pergi sebelum saya berteriak agar tuan mengusir kamu"
Nara melanjutkan pekerjaannya tanpa menoleh ke arah Mark berdiri. Melihat wajah tengil Mark membuat darah Nara mendidih naik ke ubun-ubun.
" Ckck, saya kan cuma ingin membantu. Kenapa harus segalak itu sih?" Mark bergeming
" Aku bantu mengupas ya" Mark meraih pisau dan mulai mengupas wortel
Nara masih terdiam, dia melirik dengan ujung matanya pada tangan Mark yang sedang memainkan pisau mengupas wortel
" Apa dia biasa masak? kenapa tangannya terlihat terampil memegang pisau?" Nara bergumam dalam hati
" Sudah selesai, lalu apa yang aku harus lakukan dengan wortel ini?" Suara Mark kembali terdengar
" Tinggalkan saja disitu, biar aku sendiri yang akan mengerjakannya nanti" Ketus Nara
" Huuft gadis ini masih marah" gumam Mark
" Tidak apa katakan saja aku harus bagaimana memotongnya, biar aku bantu. Bukannya jika dilakukan berdua semua akan lebih cepat selesai?"
" Semakin kau ingin aku segera pergi, semakin aku ingin tetap tinggal" Senyum devil Mark perlihatkan
Nara mendengus kecil, namun apa yang dikatakan Mark ada benarnya. Dia belum istirahat sejak dari berangkat tadi, setidaknya dia bisa memiliki waktu istirahat jika semua lebih cepat diselesaikan.
" Potong saja sesuai selera yang menurutmu pas buat dimasak sop campuran jamur nanti, ukuran pas tidak besar dan tidak pula terlalu kecil"
Untuk pertama kalinya Nara menurunkan nada bicaranya satu oktaf lebih rendah dari biasanya. Dan juga untuk pertama kali pula dia berbicara panjang kepada Mark.
Senyum tipis tersungging di bibir seksi Mark
" Akhirnya, sebentar lagi es itu akan mencair juga" Batin Mark
Dengan cekatan dia memotong wortel tersebut
" Selain sop jamur, apa yang ingin kamu buat nanti?"
Mark bertanya sambil melihat aktifitas Nara yang sedang bergelut dengan daging ayam ditalenan panjangnya
" Bistik" Nara menjawab singkat
Mark kembali merapatkan mulutnya, dia tidak mau usahanya yang masih baru dimulai menjadi sia-sia saat Nara kembali bersikap galak terhadapnya.
...***Semua butuh proses...
TO BE CONTINUE***
Ehh semua bahagia pokoknya 😚😁
Mark siap2 puasa nih kata Abang, tak apa ya Mark puasa juga demi istri tercinta dan si twins buah hati kalian 😁😚
Nah, papah Bram jangan bicara sembarangan didepan Qee dia pasti keppo apa yang papahnya ucapkan😁
Semangat berkarya dan sukses selalu Thor 💪😚