Bukan novel Plagiat! Kalau ditemukan isi(Alur, nama tokoh, seting tempat, waktu, sudut pandang) cerita sama dengan yang lain, silahkan report karya ini, namun kalau tuduhan itu tidak terbukti, saya yang akan balik mereport anda, seperti itu😊
Berdasarkan kisah seorang teman ditambah dengan bumbu-bumbu halu. Nama dan profesi disamarkan. Sebut saja namanya Lia, dia datang ke kota untuk mencari kerja, sampailah dia bertemu dengan Sera, yang menawarkannya untuk bekerja menjadi pengasuh anaknya, dan inilah kisahnya.
Awalnya kupikir rumah tangga yang aku jalani dengan Mas Haris selama tiga tahun ini baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah, saat itu aku tidak sengaja membuka pesan mesra yang dikirimkan suamiku untuk wanita lain, aku bertanya-tanya, siapa wanita itu? Mungkinkah Mas Haris cuma bercanda dengan rekan kerjanya?
Tapi ternyata orang ketiga itu adalah orang terdekatku, orang yang tinggal satu atap denganku, orang yang aku perlakukan dengan baik, ternyata dia orang ketiga di dalam rumah tanggaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Tinggal Kenangan
Haris berdiam diri di dalam kamar, menatap nanar ayunan bayi yang masih bergoyang, bayi itu masih tidur pulas di sana. Haris menyadari kesalahannya untuk yang kedua kali, memisahkan seorang anak dari salah satu orang tuanya. Air mata penyesalan lolos mengaliri pipinya.
"Inikah hukuman untukku, Sera..." lirih Haris penuh sesal yang tiada arti. Walaupun selama ini ia tidak menginginkan Lia menjadi istrinya seutuhnya, tapi Haris tidak berpikir akan menjatuhkan talak untuk Lia. Haris masih memikirkan nasip anak mereka, meskipun masih ada keraguan tentang hasil DNA bayinya.
"Aku berharap bisa perbaiki hubungan ini, meskipun cintaku tidak pernah mati untuk Sera. Tapi apa yang sudah kau lakukan Lia? Aku terjebak karena sudah mengikuti nafsu sesaat."
Haris membuka kunci pada ponselnya, membuka galery ponsel di mana masih tersimpan foto-foto kenangan bersama Sera dan Bima. Sungguh sebuah keluarga yang bahagia.
Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday my husband
"Sera..." tangannya bergetar saat memutar vidio itu, wajah Sera nampak cantik tanpa makeup, memberikan kejutan untuknya di tengah malam.
Air mata penyesalan kembali tumpah saat melihat Sera berjuang melahirkan anaknya sebelum masuk ke ruangan persalinan, Sera bersikeras melahirkan bayinya secara normal, menahan sakit, tapi masih mencoba untuk tersenyum, melewati tahap pembukaan rahim, sampai bayi itu lahir di dunia.
"Bima..." lirihnya.
Bayi itu diberi nama Bima Andika Perkasa. Bima yang artinya pemberani. Berharap bayi itu tumbuh menjadi anak yang pemberani dalam memberikan keadilan. Tapi tanpa disadari sedari Bima kecil ia sudah tidak mendapatkan keadilan, dimana seharusnya ia tumbuh dengan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang utuh.
"Aku tidak bisa menjadi ayah yang baik untukmu..." lirihnya, "maafkan aku, anakku. Percayalah aku mencintai kalian."
Tangisan haris semakin pecah, diciuminya foto Sera dan anaknya, seakan ada wujud mereka di sana, Haris tersadar saat mendengar tangisan dari dalam ayunan.
"Tenanglah, masih ada ayahmu di sini. Maafkan aku sudah mengusir ibumu. Tapi tenang saja, aku pasti menyayangimu. Meskipun jika nanti terbukti kau bukan anakku, aku tetap akan menyayangimu," Bayi merah itu sudah berada di dalam buayan Haris.
Sementara di luar kamar, Mama Haris menangis dalam diam, ia juga bersedih saat mendengar dan melihat apa yang dilakukan Haris dari cela pintu.
"Besok mama akan temui Sera, mungkin masih ada kesempatan kedua untuk kamu..." lirihnya.
*****
Sudah waktu subuh, Haris belum juga bisa tidur, hampir satu malaman ia memikirkan semua kenangan bersama Sera.
"Masih adakah kesempatan kedua untukku? Untuk memperbaiki kesalahanku denganmu? Kesempatan kita kembali membina rumah tangga?" Haris bergumam, diambilnya ponsel dan segera menghubungi Sera.
Beberapa menit kemudian panggilan itu berakhir, Sera mengacuhkan dirinya, tapi Haris masih merasa bahagia, karena setidaknya ia masih bisa mendengar suara Sera.
"Aku akan berusaha untuk mendapatkanmu lagi, Sera," ucapnya meyakinkan diri.
******
"Kita penjarakan saja, Lia," ucap Mama Haris dengan sungguh-sungguh.
"Itu perkara yang mudah, Tante. Bukan cuma menantu, Tante. Kita juga bisa menuntut pemberi pinjaman, jika yang bersangkutan masih mempersulit dengan ingin menguasai tanah tante, sertifikat tanah tidak bisa serta-merta digunakan sebagai jaminan pinjaman, harus dilakukan pembuatan akta pemberian hak tanggungan atau APHT, dalam kasus ini mereka tidak memiliki APHT, nah Tante bisa mengajukan perkara ini ke pengadilan setempat, sebagai pemilik sah dari sertifikat itu."
Hakim menjelaskan lebih rinci lagi masalah hukum yang bisa membelit Lia. Sera dan Mama Haris hanya menyimak dan sesekali mengangguk kepala, meskipun mereka tidak paham dengan masalah hukum seperti ini.
"Tapi kalau saya tidak salah ingat, bukannya menantu Tante baru saja melahirkan dan punya seorang bayi?" tanya Hakim lagi.
"Kalau melahirkan memang benar, anaknya masih bayi. Tapi..." Mama Haris menjeda kalimatnya, tiba-tiba merasa ragu dan malu saat ingin mengatakan kalau Haris sudah menjatuhkan talak kepada Lia.
"Kenapa, Ma?" tanya Sera. Mama Haris semakin sedih saat melihat cincin yang diyakini milik Hakim melingkar di jari Sera.
"Tidak perlu ada yang ditutupi, Tante. Lebih baik terbuka supaya saya lebih mudah menangani kasus ini, dengan kondisi Lia yang memiliki seorang bayi kita bisa cari cara lain, apa lagi jika dia masih memberikan Asi kepada anaknya."
"Ma ... kita ambil saja secara baik-baik sertifikat itu. Lagipula saat ini Lia bukan orang lain, dia istri Mas Haris, menantu Mama, kasihan bayinya jika Lia harus dipenjara, Ma."
Sebagai seorang wanita yang memiliki anak balita, Sera bisa merasakan betapa sakitnya jika harus dipisahkan dari buah hatinya.
"Tapi, Haris sudah menjatuhkan talak tiga untuk Lia. Mereka bukan suami istri lagi," jawab Mama Haris.
"Talak? Semudah itu Mas Haris mejatuhkan talak untuk Lia?"
"Iya, Haris akan mengurus perceraiannya di pengadilan."
Bukan cuma Sera yang terkejut, raut wajah Hakim juga tampak gusar, ia tersenyum simpul saat melihat dua wanita didepannya ini, pantas saja mantan mertua Sera mengingunkan anaknya rujuk dengan calon istrinya.
"Kamu, gak apa-apa, Ra?" tanya Hakim, Sera tertegun karenanya.
"Memangnya aku kenapa, Mas?"
"Aku pikir kamu teringat sesuatu."
"Apapun itu, semua hanya tinggal kenangan, Mas. Kamu sendiri yang sudah meyakinkan aku. Jadi kamu gak perlu khawatir."
"Aku gak khawatir, Ra. Tapi aku takut kehilangan kamu untuk yang kedua kali."
"Apa aku sudah pernah bilang tentang perasaanku sama kamu, Mas?"
"Cuma aku yang terbuka tentang perasaanku, Sera."
"Kamu benar, tapi hari ini aku kasih tau kamu, ya. Aku Sera Anjana sudah mencintai Dika Hakim yang lebih dulu mencintai aku. Jadi kamu gak perlu takut kalau aku akan rujuk sama mantan suamiku."
"Kata cintamu buat aku lebih semangat," Hakim tergelak dia merasa seperti mimpi bisa bertemu dan akan menikah dengan Sera, "Aku harap, kita bisa menikah secepatnya Sera. Setelah aku selesaikan kasus ini. Kita ke rumah orang tua kamu, ya." ucapnya penuh harap, semoga tidak ada rintangan yang menghadang hubungan mereka.
"Maafkan, Mama Sera. Karena mama kalian harus menunda pertemuan ini," Mama Haris ikut bicara, ia bisa melihat kalau Hakim benar-benar tulus mencintai Sera.
Sera dan Hakim hampir lupa kalau masih ada Mama Haris diantara mereka.
"Gak masalah, Ma ...masih ada hari esok. Mama gak perlu risau lagi, biar Mas Hakim yang urus sertifikat itu."
"Iya, Hakim, Tante minta tolong kamu temui Haris, karena dia yang tau alamat orang yang pegang sertifikat rumah Tante, atau biar Haris saja yang datang, kamu gak keberatan'kan?" tanya Mama Haris.
Hakim dan Sera saling melempar pandangan, Hakim tidak pernah mengira akan terlibat pertemuan lagi dengan Haris mantan suami Sera.
...*****...
Terima kasih sudah mendukung. Ternyata lebih banyak Tim Sera dan Hakim😄
sukses
semangat
mksh