Istri Kontrak Tuan Arjuna

Arjuna menyandar pada kursinya, dengan jari nya yang terus mengetuk-ngetuk meja, ia terus melamun, berfikir bagaimana caranya untuk bisa kembali mendekati Kinara.

Tok... Tok... Tok....

Arjuna tersentak ia mulai tersadar pada lamunannya itu.

"Tuan, anda memanggil saya?" Ucap Rian asisten pribadinya yang sudah berdiri di depan pintu.

"Iya, jadwal hari ini ke mana?" Tanya Arjuna

"Ada meeting dengan Tuan Zaky Arnold Tuan, pemimpin perusahaan Arnoldi" Ucapnya.

"Jam berapa?" Tanya Arjuna

"Pukul tiga sore nanti"

"Dua jam lagi ya? Emmm Sebelum itu ada lagi?" Tanyanya.

"Tidak Tuan" Jawab Rian.

"Kalau begitu aku akan pergi sebentar" Ucapnya yang lantas beranjak dari tempat duduknya.

"Ehhh?" Rian kalang kabut, bagaimana jika tiba-tiba ada client datang dan bosnya itu tidak ada, namun mau bagaimana juga Arjuna bukan tipe bos yang suka di tahan jika sudah menyangkut tentang keinginannya, ia pun menghela nafas pasrah.

"Semoga saja, sebelum jam tiga dia sudah disini" Gumamnya lirih, ia pun bergegas keluar ruangan Arjuna.

Di depan Kinara Restaurant...

Ia masih bimbang apakah Kinara akan menolak bertemu dengannya lagi kali ini?? Belum sempat ia melangkahkan kakinya untuk masuk Kinara sudah berdiri dihadapannya hendak keluar.

Mata mereka saling bertemu beberapa detik, namun Kinara segera memalingkan wajahnya, tanpa berkata sepatah katapun ia langsung melenggang pergi meninggalkan Arjuna.

"Kinar? Aku ingin bicara, kumohon jangan abaikan aku, dan dengarkan penjelasanku" Seru Arjuna membuat langkahnya terhenti seketika.

"Kinara, ku mohon, berikan waktu untuk aku menjelaskan semuanya" Ucap Arjuna. Kinara pun membalik badanya menatap Arjuna dalam-dalam.

"Arjuna, memangnya aku harus mendengarkan apa?? Aku hanya ingin kau tidak mendekati ku lagi status mu sudah berubah Juna" Tutur Kinara, Arjuna pun mendekat.

"Aku tidak benar-benar menikah dengannya" Ucap Arjuna, membuat Kinar terdiam.

"Aku berani bersumpah, aku bahkan belum menyentuhnya sama sekali Kinar, dia?" Arjuna berat ingin mengatakannya membuat Kinara mendesah.

"Kau ini lucu Juna, untuk apa kau mengatakan itu semua, aku sudah bilang pada mu? Kau tidak perlu menjelaskan apapun pada ku karena kita memang tidak memiliki hubungan apa-apa, jadi wajar saja jika kau sudah menikah kan?" Ucap kinara yang lantas melenggang pergi.

Disaat yang bersamaan Naya baru saja turun dari mobilnya ke sebuah toko buku yang kebetulan berada di dekat resto baru tersebut. Pandangan Naya tertuju pada seorang pria yang ia yakini adalah Arjuna, ia melihat Arjuna sedikit berlari mengejar seorang wanita yang tidak asing baginya.

Sebenarnya Ia tidak ingin ikut campur urusan Arjuna namun entah mengapa batinnya itu seolah mengajak kakinya untuk mengikuti Arjuna.

"Kinara tunggu.. Aku hanya nikah kontrak dengannya" Ucap Arjuna sembari menahan Kinara di sebuah parkiran mobil, lalu meraih tangan Kinara memepetnya ke sebuah mobil milik Kinar dan mengungkungnya dengan kedua tangan bertopang pada atap mobil itu, wajah Arjuna begitu dekat hingga membuat Kinara berdebar dan gugup.

"Aku tidak akan pernah mencintai wanita lain selain kau Kinar, kau harus percaya itu, semua ku lakukan karena terpaksa, gara-gara perjanjian mendiang orang tua ku dengan orang tua Lifia" Ucap Arjuna.

"Lifia?" Ia ingat Lifia adalah sahabatnya dulu saat di sekolah.

"Iya, mereka berjanji akan menjodohkan kami berdua jika aku masih belum menikah di usia 35 tahun, semua ku lakukan karena untuk menghindari pernikahan itu, aku sengaja mengarang pernikahan palsu ini, demi tetap bisa melajang sampai aku bertemu dengan mu" Ucap Arjuna.

Naya yang masih berada disana bersembunyi di sebuah mobil yang tidak jauh dari tempat keduanya berdiri.

"Jadi? dia Kinara? Wanita yang menolongku tempo hari itu adalah wanita yang di cintai Arjuna?" Gumam Naya yang menyentuh dadanya entah mengapa ia merasa sedih mendengar itu semua.

Arjuna masih terus meyakinkan Kinara agar mau mempercayai perkataannya.

"Tapi Juna? Pernikahan kalian sudah menginjak empat bulan, mungkinkah kau tidak memiliki rasa padanya?"

"Kinara, aku harus berucap apa lagi? Agar kau percaya bahwa hati ku hanya untuk mu tidak untuk wanita itu" Ucap Arjuna.

"Percaya pada ku Kinar, aku mencintaimu" Ucap Arjuna sembari menatap nya dalam-dalam, ia pun mulai mendekati bibir Kinar dan mendaratkan bibirnya di sana.

Tidak ada penolakan untuk Arjuna dari Kinar yang turut menikmati bibirnya yang tengah tersentuh Arjuna dengan lembut.

Disaat yang bersamaan Naya memalingkan wajahnya, ia kembali menyentuh dadanya yang tiba-tiba sesak itu.

"Apa yang ku lihat tadi, Tuan Arjuna berciuman dengan wanita itu? Apa ini rasanya di selingkuhi oleh seorang suami?" Naya menitikkan air matanya.

"Ahh kenapa aku menangis? Itu hak Tuan Arjuna kan? Dia bukan suami sungguhan mu Naya, sadar lah dan kembali kepada kenyataan" Tuturnya, ia pun menyeka air matanya dan pergi dari tempat itu tanpa sepengetahuan keduanya.

Disisi lain Kinar mendorong dada Arjuna pelan membuat Arjuna melepaskan ciumannya, matanya mulai terbuka dan menatap dalam-dalam mata indah di hadapannya

"Aku tidak bisa seperti ini Juna" Ucap Kinar menunduk.

"Kenapa Dear? Apa kau sudah tidak mencintai ku?" tanya Arjuna "atau jangan-jangan kau sudah memiliki kekasih yang baru?" Tatapan Arjuna berubah tajam.

"Tidak Juna, aku? Aku pun belum bisa move on dari mu hingga detik ini" Ucap Kinar membuat Arjuna tersenyum.

"Maka dari itu ayo kita sambung hubungan kita sayang" Ucap Arjuna yang berniat mencium Kinar lagi namun di tahan ya cepat.

"Mau pernikahan kontrak ataupun sungguhan, status mu tetap sama Juna kau suami orang lain, aku tidak ingin di cap sebagai wanita perebut suami orang" Ucap Kinar yang lantas membuka pintu mobilnya.

"Kinar? Kau kekasih ku yang sesungguhnya, jika perlu aku akan menceraikannya sekarang juga" Ucap Arjuna, Kinar menoleh cepat dan menggeleng pelan kearahnya dengan air mata yang menetes.

"Kau jahat sekali Arjuna, aku tidak mau melukainya"

"Melukai siapa? Wanita itu juga tidak mencintai ku Kinar, jadi mudah saja untuk nya menerima perceraian ini, aku akan mengurusnya secepatnya Kinar demi kau"

"Stoppp! Hentikan semua pembicaraan ini Juna, aku tidak mau melakukannya, ku mohon Juna" Seru Kinar yang mulai terisak.

"Kinara?"

"Ku mohon pergi dari sini Juna, kembali lah pada istri mu dan jangan libatkan aku di antara kalian" Ucap Kinara sembari mendorong tubuh Arjuna dan masuk kedalam mobilnya cepat.

Disana Arjuna hanya mematung dan menatap kearah mobil yang mulai melenggang pergi itu.

Tak lama ponselnya berdering ia pun segera menerima panggilan dari Rian yang meminta Arjuna untuk segera kembali ke kantornya. Ia pun menutup panggilan itu dan bergegas kembali ke kantornya dengan perasaan sedikit kesal.