NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: roseraphine

Pada hari pernikahannya, Naiya dengan kesadaran penuh membantu calon suaminya untuk kabur agar pria itu bisa bertemu dengan kekasihnya. Selain karena suatu alasan, wanita dua puluh lima tahun itu juga sadar bahwa pria yang dicintainya itu tidak ditakdirkan untuknya.

Naiya mengira bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya. Namun siapa sangka bahwa keputusannya untuk membantu calon suaminya kabur malam itu malah membuatnya harus menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Tanpa Naiya ketahui, calon kakak iparnya ternyata memiliki alasan kuat sehingga bersedia menggantikan adiknya sebagai mempelai pria. Dan dari sinilah kisah cinta dan kehidupan pernikahan yang tak pernah Naiya bayangkan sebelumnya akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roseraphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternyata

"Lepas, Azka!" teriak Vira ketika Azka menarik pergelangan tangannya dengan begitu kencang. Pria itu sepertinya sedang diselimuti amarah.

Sedangkan Azka tak memedulikan rengekan Vira yang terus meminta dirinya untuk melepaskan cengkraman itu. Pria tersebut ingin membawa Vira menuju ke ruangannya.

"Kamu kenapa, sih?!" tanya Vira dengan nada kesal setelah Azka melepaskan cengkraman di tangannya. Mereka berdua telah berada di ruangan kerja pria itu.

"Kamu yang kenapa?!" sahut Azka tak kalah kesal. Berhari-hari ini ia diabaikan oleh kekasihnya ini, dan ketika wanita itu datang ke perusahaan, bukannya menemui dirinya, Vira dengan santai malah datang menemui Shaka.

Wanita yang dilihat Naiya sedang memeluk Shaka di depan lift tadi adalah Vira.

"Aku coba hubungi kamu beberapa hari ini, tapi gak pernah kamu jawab. Sekalinya datang ke sini, kamu malah ketemu sama Shaka dan meluk dia?!" lanjutnya tak habis pikir.

"Kamu kenapa jadi berlebihan gini, sih?!" sungut Vira. Menurutnya hal tersebut tak perlu dipermasalahkan.

"Berlebihan kamu bilang? Kamu gak menghubungi aku aku berhari-hari, tapi sekalinya datang ke sini, kamu malah ketemu sama kakak aku. Gimana aku gak marah?!" balas Azka geram. Entah mengapa hari ini ia tak bisa mengendalikan emosinya. Mungkin efek dari pikirannya yang kacau karena sedang banyak masalah.

"Ini yang aku gak suka dari kamu! Terlalu posesif!" jawab Vira lagi tak mau kalah. Seperti sengaja menyulut emosi pria di hadapannya ini.

"Posesif?" Azka tak habis pikir dengan pemikiran wanita dihadapannya ini. Siapa juga yang tidak marah melihat kekasihnya berpelukan dengan pria lain. Apalagi posisinya sebagai kekasih yang sudah berhari-hari tak dihiraukan oleh Vira.

"Terserah kalau kamu anggap aku terlalu posesif! Terserah!" Azka mendudukkan dirinya di sofa ruangan tersebut. Tenaganya sudah terkuras habis karena bekerja dari pagi hingga malam.

Vira menyunggingkan senyum tipis mendengar ucapan Azka. Sepertinya ini kesempatan yang bagus untuk terlepas dari Azka sementara waktu.

"Aku mau kita break," ucap Vira tiba-tiba. Tak terbesit kepedulian sedikitpun melihat wajah Azka yang semakin pucat.

"Apa kamu bilang? Setelah semua pengorbanan aku buat kamu, setelah papa akhirnya merestui hubungan kita, kamu mau break?" tanya Azka tak percaya. Kepalanya semakin berdenyut nyeri mendengar ucapan Vira. Sungguh, ia tak percaya bahwa kekasih yang sangat ia cintai itu mengucapkan kata demikian.

"Aku capek, Azka. Kurang sabar apa aku selama ini nungguin kamu? Bukan cuma kamu yang berjuang di hubungan ini. Aku juga!" sahut Vira tak terima.

"Oke! Kalau itu mau kamu, aku turuti!" Azka terpaksa menuruti keinginan Vira. Untuk sekarang, ia tak bisa berpikir jernih. Mungkin memang sekarang mereka membutuhkan waktu sendiri terlebih dahulu sebelum menuju ke jenjang yang lebih serius. Lagipula hanya sementara bukan?

Sebenarnya terbesit perasaan bersalah dalam diri Azka karena membuat Vira menunggu terlalu lama hanya untuk mendapatkan restu dari papanya.

"Oke, dan aku minta jangan ganggu aku dulu untuk beberapa waktu ke depan."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Vira pergi begitu saja meninggalkan Azka yang menatap punggung kekasihnya itu dengan tatapan menyedihkan. Jika boleh jujur, ia sangat membutuhkan Vira saat ini.

Ia membutuhkan kehadiran wanita itu untuk bercerita banyak hal dan juga menjadi penyemangat dirinya di saat semua sedang tidak baik-baik saja saat ini. Namun ternyata ia harus menelan mentah-mentah segala keinginannya itu untuk sekarang.

-oOo-

Suara ketikan keyboard terdengar menggema memenuhi ruangan kerja Naiya. Meskipun jari-jemari lentiknya itu terlihat sangat lincah mengetik kata demi kata, pikiran Naiya tetap tertuju oleh fakta-fakta yang ia baru ketahui dari Regan.

Selama ini ternyata Shaka, Azka, dan juga Vira terlibat cinta segi tiga yang begitu rumit. Hingga pada akhirnya, Shaka yang mengalah kepada adiknya agar bisa bersama Vira. Lalu siapa pacar yang dimaksud oleh Shaka? Apakah Shaka berpacaran dengan wanita lain untuk melupakan perasaannya kepada Vira?

Entah mengapa Naiya jadi kehilangan moodnya secara drastis. Padahal masih ada tiga proposal lagi yang belum ia selesaikan. Jam di kantornya juga sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia harus ada di rumah sebelum Shaka tiba. Dengan cepat, Naiya segera mengemasi barang-barangnya. Ia selesaikan pekerjaannya di rumah saja.

"Tumben malam sekali pulangnya?"

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit menggunakan ojek online, akhirnya Naiya sampai di rumah dan disambut oleh Bi Nur yang telah membukakan pintu untuknya.

"Iya, Bi. Pekerjaan aku banyak banget," jawab Naiya, "Kak Shaka belum sampai kan?"

"Belum. Lagipula kalian kan satu kantor, kenapa tidak pulang bersama saja?" tanya Bi Nur. Ia heran melihat Naiya pulang menggunakan ojek online. Padahal wanita itu bisa pulang bersama suaminya.

"Gak apa-apa, Bi. Aku lebih enak pulang sendiri soalnya," jawab Naiya. Tidak mungkin juga ia menumpang di mobil Shaka. Mana mau pria itu satu mobil dengannya.

"Ya sudah. Ayo masuk!"

Mereka berdua pun memasuki rumah bersama. Naiya yang ingin membersihkan badan terlebih dahulu izin pamit untuk pergi ke kamar. Namun baru menginjak satu anak tangga, handphonenya tiba-tiba berbunyi.

"Halo?"

"Naiya?"

Naiya mengernyitkan keningnya mendengar suara seorang pria di seberang sana. Sepertinya ia mengenali suara tersebut.

"Kak Regan?"

"Iya, ini gue. Sorry ganggu lo malam-malam. Cuma mau tanya besok Shaka ada undangan seminar, kan?"

Naiya tetap mengangguk walaupun tak terlihat oleh pria itu, "Iya, Kak."

"Jangan lupa ingatkan Shaka, ya? Terus materinya juga."

"Iya, Kak Regan tenang aja."

"Oke. Kalau gitu gue tutup dulu teleponnya."

"Iya, Kak. Makasih, ya."

Setelah itu Naiya bergegas menuju kamar untuk bersih-bersih. Ia teringat materi untuk Shaka besok masih harus ia cek dan rapikan walaupun sudah selesai. Jangan lupakan proposal yang harus selesai sebelum tengah malam nanti. Ternyata bekerja di salah satu perusahaan besar di Indonesia itu bukanlah hal yang mudah.

Setelah mandi dan lebih fresh dengan piyama yang melekat di tubuhnya, Naiya mendudukkan dirinya di sofa yang juga tempatnya untuk tidur sehari-hari. Wanita itu memangku laptop dan terlihat fokus mengerjakan pekerjaannya. Sesekali matanya melirik ke arah jarum jam. Matanya terasa berat sekali. Ingin rasanya ia merebahkan tubuhnya dan tidur dengan nyenyak. Namun selain karena pekerjaannya yang belum selesai, Shaka juga belum pulang hingga sekarang.

Sekeras apapun wanita itu berusaha menahan kantuk, Naiya yang sudah lelah itu akhirnya tertidur dengan posisi laptop yang masih menyala. Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu yang terbuka. Menampakkan sosok tinggi tegap yang tak lain adalah Shaka. Pria itu baru pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Tatapan Shaka terpaku pada sosok yang tengah tertidur di atas sofa dengan posisi yang sungguh tidak nyaman jika dilihat. Namun anehnya wanita itu terlihat begitu nyenyak hingga mendengkur halus.

Shaka mengambil alih laptop yang berada di pangkuan Naiya dan duduk di samping istrinya yang sedang tertidur pulas tersebut. Jari-jemari Shaka iseng menggerakan layar laptop tersebut untuk meneliti dan melihat-lihat sampai mana Naiya mengerjakan tugasnya. Netranya membulat sempurna ketika melihat bahwa pekerjaan istrinya itu hampir selesai. Hanya tinggal satu proposal lagi yang baru dikerjakan setengah dan itu pun pasti karena Naiya ketiduran.

Shaka juga melihat materi untuknya besok yang kemarin dibuat oleh Regan telah disusun lebih rapi dan menarik. Perlahan kepalanya menoleh ke arah Naiya yang tak terusik sedikitpun dengan kehadirannya. Pasti wanita itu sangat kelelahan karena telah bekerja keras hari ini. Bahkan Regan yang pernah ia beri tugas sama persis dengan Naiya saja membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.

Pria itu kemudian mematikan laptop Naiya dan membenarkan posisi tidur wanita itu agar lebih nyaman. Tak lupa menyelimuti tubuh mungil yang tertampung sempurna di sofa yang ukurannya tak seberapa itu. Sesuatu yang juga pernah ia lakukan dulu, di malam pertama mereka menjadi suami istri.

-o0o-

Wkkwkw Shaka udah mulai peduli nih^⁠^

.

.

.

To be continued

1
cocondazo
Thor, aku udah nggak sabar nunggu next chapter.
call me sera: ditunggu yaw🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!