NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:83.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Fakta Yang Membuat Tak Bisa Berkata

Benar dugaannya jika di meeting kali ini Yudha ikut serta. Dia baru tahu jikalau perusahaan milik ayah Yudha bekerjasama dengan anak perusahaan Zenth Corporation dibawah kepemimpinan Erzan Akhtar Ranendra.

Rafandra bersikap profesional di mana dia tak menunjukkan sikap aneh kepada Yudha. Walaupun Yudha sudah memandang tak suka ke arahnya. Apalagi ketika Rafandra menyampaikan idenya.

Penuh percaya diri serta menyampaikan gagasannya dengan mudah dipahami. Tak ayal gagasannya selalu dipakai dan membuat klien terpikat. Namun, tidak untuk kali ini. Yudha yang tak lain adalah wakil direktur utama menolak ide yang Rafandra berikan. Semua orang yang ada di ruangan meeting pun terhenyak.

"Terlalu biasa," jelasnya dengan masa sombong.

Rafandra membalasnya dengan seulas senyum. Dia tak sakit hati sama sekali karena dia sangat tahu maksud Yudha. Dan lelaki itu memilih ide dari yang lain. Setelah meeting selesai, Yudha tersenyum tipis dengan penuh ledekan. Namun, itu tak ayal memancing emosi si penyabar.

Lima menit sebelum jam istirahat Rafandra sudah kembali ke ruangannya. Wajahnya tak seperti sebelum ketika selesai meeting.

"Apa meeting berjalan dengan lancar?" Sebuah pesan Talia kirimkan. Tak menunggu lama pesan itu terbalas.

"Setelah semuanya pergi, kamu ke ruangan saya."

Ketukan pintu yang teramat pelan terdengar. Selang beberapa detik Talia sudah masuk ke ruangan Rafandra. Segera dia duduk tepat di samping sang atasan.

"Apa meetingnya kacau?" Rafandra menggeleng.

"Lalu?"

"Katanya terlalu biasa," jawabnya santai.

Decakan kesal terdengar. Rafandra menoleh ke arah Talia yang sudah bersungut kecil.

"Dalam dunia kerja hal seperti ini sudah biasa. Dalam permainan pun ada yang kalah dan ada yang menang."

Atensi mulai beralih pada Rafandra yang begitu santai seperti sudah sangat mengikhlaskan.

"Pasti ada rasa kecewa kan? Walaupun hanya sedikit," balas Talia sambil menatap dalam wajah Rafandra.

"Hal manusiawi. Tapi, kalau terus stuck di rasa kecewa apa bisa merubah semuanya? Semuanya harus terus berjalan. Dan saya selalu mengingat apa yang dipesankan oleh Kedua orang tua saya bahwasannya jangan membenci kegagalan. Justru berterima kasihlah kepadanya Karena kegagalan saya bisa terus memperbaiki diri sampai bisa memiliki sebuah value tinggi."

Speechless mendengarnya. Kedua orang tua Rafandra selalu menanamkan hal positif sehingga dia tumbuh menjadi lelaki yang hijau sehijau-hijaunya.

Suara ketukan pintu membuat Rafandra beranjak. Salah satu security membawakan makanan yang sudah dia pesan.

"Satunya buat Bapak," ujar Rafandra dengan begitu sopan.

Nilai plus kembali dari seorang Rafandra Ardana Wiguna. Jabatan serta tahta yang dia miliki tak membuat dia bercongkak diri. Rafandra memberikan goody bag berisi makanan kepada Talia.

"Saya siapkan dulu ya, Pak."

Melihat Talia yang mulai sibuk menyiapkan makan siang yang dia belikan membuat sebuah khayalan muncul di kepala. Di mana dia tengah membayangkan jika Talia menjadi istrinya. Sudah pasti dia akan diurus dengan telaten. Namun, khayalan itu buyar ketika Talia sudah memanggilnya untuk makan.

Memulai kedekatan di hari ini di tempat yang menjadi saksi Rafandra mengecup kening Talia dengan begitu dalam. Juga sekarang mereka tengah makan siang dengan diselingi canda tawa. Hal sederhana tapi mampu pernah mengembalikan senyum mereka berdua yang hilang.

"Saya keluar ya, Pak. Takutnya mereka udah pada datang." Lima belas menit lagi jam makan siang usai.

Anggukan menjadi jawaban. Namun, langkah Talia kembali tercekal dan menoleh ke arah lelaki yang sudah menatapnya.

"Pulang kantor kita cari kebutuhan rumah. Tidak ada penolakan."

Bukannya mengangguk Talia malah tersenyum. Di mana senyum itu begitu indah dan teduh.

Sesuai dengan janjinya, pulang kantor dia membawa Talia ke sebuah supermarket. Mereka berdua bagai pasutri baru yang mencari bahan makanan. Dengan sangat sabar Rafandra mendorong troli juga menunggu Talia memilih apa saja yang akan dibeli.

"Ada yang murah," ucap Talia dengan begitu senang.

"Cuma beda dua ribu," gumamnya.

Walaupun lama dan harus membandingkan harga, Rafandra tetap sabar menemani Talia.

Talia masih berpikir apalagi yang harus dia beli. Hingga Atensinya tertuju pada Rafandra ketika menjawab panggilan telepon.

"Iya, Uncle."

Talia terus memandang wajah Rafandra yang begitu serius berbicara dengan seseorang di balik sambungan telepon.

"Dua jam lagi Abang ke sana. Soalnya Abang lagi di luar."

Sedikit terkejut mendengar jawaban Rafandra. Padahal lelaki itu bisa saja pergi sekarang juga tanpa harus bilang seperti itu. Tak apa dia ditinggalkan sendirian.

"Iya, Uncle. Abang pasti ke sana."

Sambungan telepon Berakhir dan sebuah pertanyaan terlontar. "Apa ada yang genting?"

Mata Rafandra mulai tertuju pada Talia. Dia menggeleng dengan cepat.

"Kalau Bapak mau pergi sekarang, pergi aja. Saya eng--"

"Saya akan temani kamu sampai kamu selesai berbelanja. Dan mengantarkan kamu ke rumah."

Rafandra sangat bertanggung jawab. Apa yang dia katakan dia lakukan. Setelah tiba di rumah yang dihuni Talia, tak lantas meninggalkan Talia begitu saja. Membantu Talia merapihkan semuanya.

.

Mobil lelaki itu kini sudah berada di rumah besar. Dahinya mengkerut karena terparkir mobil yang asing baginya.

"Malam Un--" sapanya terhenti ketika melihat siapa yang ada di ruangan khusus tamu tersebut.

Decihan kesal keluar dari bibir orang itu. Menatapnya nyalang di mana kedua orang yang berwajah dingin pun menatapnya dengan tegas.

"Sangat tak profesional," sindirnya.

Apa Rafandra menimpali? Tentu tidak. Dia adalah manusia dengan kesabaran setebal dompet keluarga Wiguna.

"Ada apa ya, Uncle?"

"Coba jelasin lagi gagasan kamu yang tadi di meeting." Suara Erzan sudah terdengar.

"Terlalu biasa, Pak Erzan," timpal Yudha.

"Shut up!!"

Bukan Erzan yang berkata. Melainkan Restu Ranendra yang menatapnya dengan geram. Kembali Rafandra menjelaskan gagasannya pada petinggi Zenth Corporation di luar jam kerja.

"Gagasan biasa gimana?" tanya Erzan dengan tatapan tajam kepada Yudha.

"Ini begitu cemerlang. Di mana letak otak Anda, Pak Yudha?"

Singa muda itu jika sudah marah hampir sama seperti sang ayah. Tak akan ada tata krama. Dengan emosi yang masih meluap dia membanting beberapa berkas di atas meja tepat di hadapan Yudha.

"Yang mau ikut bekerja sama hanya ada dua perusahaan. Itupun masih di bawah naungan Zenth Corporation. Sedangkan perusahaan besar sama sekali tidak ada. Dari sini aja udah gagal."

Rafandra hanya diam saja karena ini bukan ranahnya. Pihaknya sudah legowo atas pilihan wakil direktur utama.

"Kalau Anda punya masalah pribadi jangan dibawa ke ranah pekerjaan. Jangan seperti orang BLO'ON" Kata mutiara diujung kalimat terucap dan membuat Yudha menutup mulutnya dengan rapat.

"Jangan mentang-mentang jabatan Anda lebih tinggi, Anda merendahkan gagasan brilliant dari orang yang di bawah Anda."

Hanya Erzan yang berkata, tapi menusuknya begitu dalam. Belum lagi jika singa garang sudah membuka suara. Sudah pasti akan membuatnya mati berdiri.

"Saya benar-benar sangat kecewa," ujar Erzan sembari menggelengkan kepala.

"Proyek yang harusnya berhasil malah gagal sebelum dimulai. Benar-benar payah!"

Erzan memilih pergi dari sana karena sudah pasti akan ada emosi yang tak bisa dia tahan jika tetap berada di sana. Sedangkan Restu Ranendra masih terdiam menatap Yudha.

"Profesional-lah ketika bekerja. Jangan malah menenggelamkan diri sendiri di lumpur hisap yang kamu injak karena saya tak akan segan menarik saham di perusahaan yang kamu pegang."

Matilah Yudha sekarang. Dia hanya bisa menelan ludah mendengar kalimat penuh ancaman yang terucap dari bibir Restu Ranendra.

"Satu hal yang harus kamu tahu. Pemilik gagasan yang kamu tolak adalah direktur utama RAP Corporate. Salah satu perusahaan yang memberi asupan saham tertinggi kedua setelah Zenth Corporation. Apa kamu masih akan membusungkan dada padanya? Pada nyatanya kamu hanya seperti cacing tanah."

Fakta yang Restu Ranendra buka dan membuat Yudha semakin tak bisa berkata.

...*** BERSAMBUNG ***...

Setelah membaca budayakan tinggalkan komentar supaya authornya semakin rajin up.🙏

1
Nurhartiningsih
jahatnya ardito
N I A 🌺🌻🌹
ternyata keluarga maling dan pembunuh si yudha, beneran iblis si ortu yudha
Salim S
tebakan ku benerkan kalau ortu nya thalia punya sesuatu yg sangat berharga...dan itu sebuah perusahaan besar...enak banget nyuri perusahaan hingga puluhan tahun...jangan kasih ampun thalia...tuan christian masih manggilnya Tuan sama s jambul ya....
Ltfh
ternyata para mantu dan calon mantu keluarga wiguna dan adhitama orang berada,meskipun awalnya tidak tahu dan akhirnya kebongkar kelicikannya ditangan keluarga wiguna dan adhitama....lanjutyt
N I A 🌺🌻🌹
tapi kemaren kan mobil yg di pake ranfandra mobil nya mami nya berarti niat awalnya pengen nyelakain mami nya, salah pilih lawan kalian
AZLAN Hidayat
wah bener2 y keluarga si Yuda, kasihan Talia dan adiknx ,,,,,
Rahmawati Abdillah
saya juga curiga kecelakaan itu adalah sabotase ardito
Madi Virgo
ya allah kok tambah seru ya kak... kan aq jadi kepengen kakak up date trus😘😘
Ida Farida
kebongkar kan kamu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kie Riezky
tuh kan ternyata Talia anak orang kaya,jahat dan kejam banget orangtua nya Yudha ..
Rahmawati Abdillah
jangan varsha dan Talia penasaran,kami pembaca gin kepo berat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Riris
akhirnya talia dan varsha tau kebenaran nya
Saadah Rangkuti
benar2 keluarga jahannam itu 😡😡😡
nonaleutik
Mak bapak Yudha bener2 yee syaitonnirojim
Ida Lestari
trnyata jahat bnget ya keluarganya si Yudha tu....emang yg mau jdi anggota kluarga Wiguna tu trnyata GK main2,mereka smua tu mutiara yg trpendam.....
lanjut trus Thor
semangat
sum mia
oalah ..kirain surat kematian palsu dari orang tua Talia , yang dikira masih hidup , ternyata kematian Talia yang dipalsukan . orang masih hidup segar bugar gitu bisa-bisanya di matikan . nih orang pengen tak bejeg-bejeg aja biar mampus .
ayo pak Cristian penjarakan mereka orang-orang yang gak punya otak dan gak punya hati . penjarakan biarkan mereka membusuk dipenjara .
dan ternyata beneran , perusahaan yang diakui orang tua Yudha adalah perusahaan milik ayah Talia .
biarlah maling-maling itu pada merasakan balasan dan hukuman yang setimpal .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Purnama Pasedu
kaaaan,,,,talia orang kaya
Sayem Sayem
ooh gitu to awal mula ny kisah pilu Talia ...dasar keluarga serakah tamak harta nikmati karma kalian menghabiskan sisa hidup d penjara
Rani Kamila
lanjut kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!