Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Terserah kau saja!
Jims berseringai, lalu dengan satu tangannya pria dingin itu mencengkram leher Syakira. Membuat Syakira kesulitan bernafas.
Grap.
Jims semakin mengeratkan tangannya pada leher Syakira.
“Minta ampun pada ku!” tawar Jims.
Syakira menggeleng dengan ke dua tangannya menggapai tangan Jims yang berada di lehernya.
“Ugghhh! Bu- bunuh a- aku, Jims! Ji- jika bisa membuat mu bahagia! Lebih baik kau bunuh aku, dari pada aku hidup dengan siksaan yang kau berikan!” ucap Syakira dengan nafas tersengal sengal.
Jims mendengus kesal, melepaskan tangannya dari leher Syakira dengan cara mendorong Syakira kasar.
Byuuur.
Syakira jatuh kembali ke dalam bak mandi.
“Sayangnya kematian tidak akan semudah itu kau dapatkan, Kira! Meski pun kau menangis darah, kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan dengan mudah!” seru Jims dengan lantang.
Syakira terbatuk batuk, dengan cepat ke luar dari air yang memenuhi bak mandi. Ia berdiri di dekat bak mandi dengan ke dua tangan menyilang, berusaha menutupi aset kembarnya dari pandangan Jims.
“Uhuk uhuk uhuk!”
Jims melangkah menuju area di mana shower menggantung pada langit langit kamar mandi. Tanpa dinding pembatas, dengan jarak yang dekat dari bak mandi besar.
Jims memutar keran, membiarkan air hangat membasahi tubuhnya lewat kucuran shower.
“Apa yang kau dapat dengan menyiksa ku, Jims!” tanya Syakira dengan suara bergetar kedinginan.
Jims menoleh, di lihatnya Syakira yang hanya berdiri mematung di dekat bak mandi. Dengan tatapan kesal yang ia berikan pada Jims.
Jims tersenyum sinis, tanpa menghentikan aktifitas mandinya, “Kepuasan! Aku sangat puas melihat mu menderita. Semakin kau menangis, aku semakin menyukainya!”
“Sampai kapan kau jadikan aku teman ranjang mu?” tanya Syakira.
Satu alis Jims terangkat ke atas, ‘Jangan harap aku memberikan kebebasan pada mu, Kira! Karena seumur hidup mu, kau akan tetap menjadi teman ranjang ku!’ tekad Jims.
Jims menjawab dengan asal, “Sampai aku bosan.”
Syakira mengerutkan keningnya dalam, “Kapan kau bosan pada ku?”
Jims menyugar rambutnya yang basah, “Sampai di mana aku gak mengeluh dengan pelayanan yang kau berikan pada ku! Semakin kau pandai memanjakan ku di atas ranjang. Semakin cepat juga aku bosan dengan mu! Kau mengerti kan, apa maksud ku!”
“Jadi kau ingin aku melayani mu lagi di atas ranjang? Yang semalam itu bukan yang terakhir kalinya?”
Bukannya menjawab pertanyaan Syakira. Jims justru memberinya perintah tanpa ingin mendengar penolakan dari bibir mungil Syalira.
Jims menyambar jubah handuk yang tergantung di dinding, lalu mengenakan nya tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari Syakira.
“Cepat bersihkan tubuh mu! Itu pun jika kau ingin bertemu dengan Bayu, pria tua yang hidupnya kini menyusahkan!” oceh Jims tanpa perasaan.
“Jangan sebut papa ku menyusahkan. Papa ku kebanggaan ku! Papa pria yang bertanggung jawab!” Syakira ngegas, gak terima dengan pernyataan Jims.
“Terserah kau saja.”
“Kau benar, akan membawa ku bertemu dengan papa?” tanya Syakira meyakinkan.
Jims menghembuskan nafasnya dengan kasar, dengan satu tangan yang mengeringkan rambut dengan handuk kepala.
“Aku tidak pernah berbohong. Tapi jika kau lama dan bersiap, aku tidak bisa berjanji untuk tidak melenyapkan papa mu! Menjadikan mu sebatang kara di dunia yang kejam ini!”
“Aku akan mandi. Pakaian ku, bagaimana?” tanya Syakira saat Jims hendak meninggalkan kamar mandi.
“Akan aku minta Danu untuk menyiapkan nya untuk mu!”
Skip.
Mobil yang membawa Jims dan Syakira sudah melaju beberapa jam dari kediaman Jims. Namun mobil belum juga sampai pada tujuan yang di sebutkan Jims sebelumnya.
Syakira menoleh ke arah Jims, menatapnya dengan gak santai.
“Ini bukan jalan menuju rumah sakit, kau bohong pada ku!” tuduh Syakira.
Bersambung…