NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 27 - Honeymoon ??!!

“Cuti mau ngapain Dek?.”

 

“Gak ngapa-ngapain. Paling mau tiduran, ke rumah nenek, baca, nonton film dilaptop.”

 

“Yah jangan gitu dong Dek, mumpung cuti harus digunakan baik-baik. Adek kan jarang-jarang dapat cuti panjang gini kan?”

 

“Hemm… Iya juga sih. Tapi dari tahun-tahun kemaren setiap dapat cuti ya kegiatanku selalu itu-itu aja Mas.”

 

“Ya itu kan tahun-tahun kemaren Dek, sekarang kan Adek udah nikah, udah gak sendiri lagi jadi kegiatannya harus berubah dong.” Rizal mengerlingkan matanya dengan nakal. Sepertinya Tia sudah bisa membaca pikiran Rizal, tapi dia pura-pura tidak tahu.

 

“Misalnya apa?” Tanya Tia malas.

 

“Yaaaa…. Misalnya itu ya, nonton film di bioskop, ke pantai, ke kafe, kemana aja yang penting berdua…” ke kamar tidur juga, pikir Rizal mesum.

 

“Ahhh, gak ahh males. Mending ke rumah nenek aja.”

 

“Hem… ya udah deh, Mas ngikut aja.”

 

“Serius Mas gak kerja juga?” Tanya Tia penasaran.

 

“Iya, gak kerja. Lagian kerjaan Mas juga gak mengikat Dek, jadi suka-suka Mas mau kerja apa gak.” Rizal tertawa santai. Tia menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan pikiran laki-laki itu. Dia sungkan untuk bertanya lebih jauh, pada akhirnya dia tidak melanjutkan pertanyaannya.

 

 

 

***

 

“Lho, kok tumben hari kerja ke rumah Nenek Ndu?.” Nenek terkejut sekaligus bahagia melihat kedatangan cucunya.

 

“Iya Nek, Tia ambil cuti beberapa hari.” Tia memeluk nenek dengan erat dan mencium pipinya.

 

“Lho, ini Nak Rizal juga cuti?”

 

“Iya Nek, ambil cuti sendiri.” Rizal mengedipkan matanya dengan lucu.

 

“Oalah, ayo-ayo masuk-masuk.” Nenek sangat sumringah dan antusias.

 

Setelah menjamu cucu-cucunya dengan hidangan pencuci mulut, mereka bertiga menghabiskan waktu dengan mengobrol di ruang tamu.

 

“Rencananya cuti mau kemana aja Ndu?”

 

“Gak kemana-mana Nek, paling tiduran aja dirumah…”

 

“Eh…Eh…Eh… Gak boleh gitu. Kalian berdua masih pengantin baru. Harus banyak menghabiskan waktu berdua.”

 

“Ah Nenek ada-ada aja.” Muka Tia memerah seperti kepiting rebus.

 

“Lho memang harusnya seperti itu. Benar kan Nak Rizal?.” Nenek mencari dukungan.

 

“Benar banget Nek, Rizal setuju dengan Nenek.” Rizal menjawab dengan mantap, lugas, bersemangat dan berapi-api.

 

“Tuh, suamimu aja setuju Ndu. Pokoknya Nenek gak mau tahu, kalian berdua harus menikmati waktu berdua. Itu lho, yang keluar kota. Menginap di hotel. Apa namanya Ti?” Tanya nenek pada pembantunya yang berumur tiga puluh tahunan itu.

 

“Bulan Madu tah Mbah?” Mbak Siti menjawab sembari tetap menggosok baju setrikaan.

 

“Iya itu, bulan madu. Pokoknya kalian berdua harus pergi bulan madu. Nenek gak mau tau. Untuk biayanya Nenek yang bayar, kalian gak usah pusing-pusing.”

 

“Yess!!” Rizal mengacungkan tangannya untuk mengekpresikan kegembiraannya. Tia melotot padanya.

 

“Eh gak Nek, Kita gak perlu yang begituan Nek…”

 

“Pokoknya harus!! Nenek gak mau tahu. Kamu kan sudah lama gak pernah jalan-jalan Ndu. Mumpung sekarang sudah punya suami, jadi jalan-jalanlah dengan suamimu Ndu. Dua bulan ini kalian sudah menikah, tapi tidak pernah berkunjung ke tempat yang bagus. Nenek prihatin untuk kalian.” Nenek menghela napas panjang.

 

“Tapi Kita benar-benar tidak membutuhkan jalan-jalan ini Nek…”

 

“Ndu, kalian butuh waktu untuk… Apa itu namae Ti? Yang jalan-jalan ditempat bagus biar pikiran gak sumpek itu lho Ti…” kembali nenek bertanya ke mbak Siti.

 

“Refreshing tah Mbah?”

 

“Oh iyo, jare arek enom iku jenenge Ti” (Oh Iya, kata anak muda itu namanya Ti)

 

“Kalian butuh represing Ndu, pokoknya harus berangkat. Semakin cepat semakin baik. Kalau perlu berangkat hari ini juga Ndu. Nanti Nenek telpon pakai panggilan pideo, biar Nenek tau kalian bohongin Nenek apa ndak.” Nenek tetap bersikukuh. Tia menjadi bingung sendiri. Hahhhh… Kalau tahu bakal disuruh kayak gini, mending gak usah ke rumah nenek dulu, pikir Tia.

 

Tia melirik Rizal yang duduk disampingnya. Ekpresi wajah puas, bahagia, bersemangat sangat terlihat jelas di wajahnya. Entah apa yang direncanakan laki-laki itu, atau apa yang akan direncanakan dirinya sendiri??

 

“Kalian pulang lah, siap-siap buat berangkat. Siti, tolong ambilkan uang Mbah dilemari sebelah meja rias.”

 

“Inggih Mbah.”

 

“Duhhhh Nek gak usah. Tia ada uang kok Nek. Kalau Nenek maksa, Kita berangkat kok Nek. Nanti Kita bikin panggilan video ke Nenek ya, biar Nenek percaya kalau Kita gak bohong.”

 

“Beneran ya Ndu?”

 

“Iya beneran Nek. Uangnya gak usah Nek, Tia beneran punya deh. Tia kan kerja juga dapat gaji Nek.”

 

“Pokoke beneran berangkat ya Ndu? Pokoknya Nenek gak mau tahu, nanti malam Nenek harus dengar kabar kalian sudah berangkat ya.” Tia mengangguk-angguk lemah. Dia tidak pernah dapat menolak permintaan neneknya, diminta menikah dengan Rizal aja dia setujui, apalagi hanya permintaan yang menyuruhnya untuk pergi ke luar kota bersama Rizal pasti akan lebih mudah untuk disetujuinya.

 

“Ya sudah, kalian pulang dulu. Buat persiapan apa saja yang mau dibawa. Pokoknya Nenek tunggu kabarnya nanti malam.” Tia hanya bisa mengangguk-angguk lemah.

***

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!