Demi pergi bersama selingkuhannya seorang wanita bernama Camila tega menempatkan saudari kembarnya bernama Camelia disisi suaminya bernama Dion. Camila lebih memilih pria selingkuhannya lantaran Dion selalu saja bersikap kasar dan menyiksanya saat sedang kesal kepadanya.
Malam pertama ketika Camelia berada di kediaman Dion, semua pelayan merasakan sesuatu yang janggal pada sikap Camelia yang mereka anggap adalah Camila. Tentu saja karena Camelia dan Camila memiliki sikap yang sangat bertolak belakang, lagipula tidak ada yang mengetahui bahwa Camelia dan Camila adalah saudari kembar termasuk Dion.
Bagaimana hari-hari yang akan dijalani Camelia sebagai wanita samaran untuk Dion?
Apakah Camelia bisa menempatkan dirinya sebagai Camila tanpa sepengetahuan Dion?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran mengenai Dion
Dion dan Camelia duduk diruang makan bersama. Walaupun di atas meja begitu banyak makanan enak, namun Camelia bahkan tidak melirik pada makanan-makanan tersebut lantaran pikirannya tengah melayang kemana-mana. Terlebih lagi Camelia terus memikirkan nasib ibunya yang hingga kini ia sendiri tidak tau bagaimana kondisi ibunya dirumah sakit.
"Dion, apa aku boleh keluar besok?" tanya Camelia.
"Tidak!" sahut Dion tak memberikan izin lantaran tak ingin Camelia kabur begitu saja setelah menipunya.
"Hanya sebentar saja." pinta Camelia.
"Mau kemana kau?" tanya Dion.
"Aku ingin menjenguk ibuku," sahut Camelia.
"Kau tidak perlu pergi, biar aku yang minta ibumu untuk datang kesini bila kau sangat merindukannya!" kata Dion.
"Apa?" ucap Camelia bingung.
"Apanya yang apa? Kau ingin bertemu ibumu kan? Evelin!" ucap Dion sengaja memancing reaksi Camelia.
Camelia lantas mengingat bahwa dirinya orang yang dianggap ibu oleh Camila hanyalah Evelin.
"Eeemmmm, tapi aku juga memiliki urusan lain diluar ... aku ingin membeli sesuatu," kata Camelia mencari-cari alasan agar mendapatkan izin keluar rumah dari Dion.
"Kalau kau butuh sesuatu kau hanya perlu menyuruh pelayan untuk membelinya! Kau tidak perlu repot-repot keluar rumah!" sahut Dion masih tetap bersikeras tidak ingin memberikan izin Camelia untuk keluar dari rumahnya.
Camelia sangat jengkel lantaran Dion tipe orang yang tidak mudah untuk dibujuk.
"Sialan! Aku harus apa supaya dia mengizinkannya aku keluar rumah?" gerutu Camelia dalam hatinya.
"Aaaah, waktu itu aku terlalu percaya diri ingin menaklukkan monster ini, tapi pada kenyataannya dia memang tidak mudah untuk dihadapi!" gumam Camelia sembari sesekali melirik Dion yang tampak duduk dengan tenang sambil menikmati makan malamnya.
Usai makan malam, Dion pergi ke ruang kerjanya untuk membereskan pekerjaannya yang sempat tertunda sementara Camelia kembali masuk ke dalam kamarnya, namun Dion tidak lagi mengurung Camelia disana. Di dalam kamarnya Camelia terus saja mondar-mandir memikirkan cara agar ia dapat meluluhkan hati Dion untuk memberikannya kebebasan.
"Cih, aku harus bagaimana? Membujuk pria itu tidak semudah yang aku bayangkan!" gumam Camelia seraya mondar-mandir di dalam kamarnya.
Tok...tok...tok...
Camelia lalu melangkah ke pintu dan membukanya. Tampak Fara berdiri disana sambil membawa segelas susu hangat untuk Camelia.
"Nyonya, saya membawakan susu hangat untuk anda ... tadi saat diruang makan saya lihat anda hanya makan sedikit," kata Fara pada Camelia.
"Kebetulan dia datang kesini, sebaiknya aku tanyakan padanya saja mengenai Dion!" cuma Camelia dalam hatinya.
Camelia lalu membiarkan Fara masuk ke dalam kamarnya dan kembali menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Fara meletakkan susu hangat itu di atas meja. Sementara itu Camelia duduk pada sofa sambil menatap Fara.
"Fara, ada hal yang ingin aku tanyakan padanya mengenai Dion!" kata Camelia.
"Nyonya, ingin bertanya apa?" tanya Fara.
"Duduklah!" kata Camelia.
"Maaf nyonya, saya hanya pelayan jadi saya ...."
"Kau itu pelayan Dion dan aku hanya wanita samaran bukan nyonya rumah ini jadi kau tidak perlu khawatir akan statusmu itu!" kata Camelia memaksa Fara untuk duduk di sofa itu bersamanya.
Fara pun duduk bersamanya dan Camelia meraih tangan Fara serta menggenggamnya dengan erat.
"Fara mau kah kau membantuku lagi?" tanya Camelia.
"Ada apa, nyonya?" Fara balik bertanya dengan raut wajah yang tampak penasaran.
"Katakan padaku bagaimana caranya agar aku bisa mengambil hati Dion! Aku hanya ingin bebas keluar untuk menjenguk ibuku dirumah sakit!" tanya Camelia.
Fara menatap mata Camelia yang sangat berharap padanya.
"Nyonya, apa anda yakin ingin mengambil hati tuan Dion?" tanya Fara lagi.
"Iya!" sahut Camelia.
"Kalau anda ingin mendapatkan hati tuan Dion, maka anda juga harus bersedia memberikan hati anda untuknya." kata Fara.
"Maksudnya?" tanya Camelia bingung.
"Nyonya, aku tau saat anda baru saja datang kerumah ini tuan Dion memperlakukan anda dengan sikap yang tidak baik, tapi saya harap anda tidak membencinya karena apa yang dilakukannya itu imbas dari sakit hatinya pada wanita di masa lalunya." kata Fara dengan raut wajah yang terlihat sedih.
Melihat ekspresi wajah Fara tersebut membuat rasa penasaran Camelia mengenai kehidupan Dion kembali mencuat dan ia ingin segera mengetahuinya.
"Wanita masa lalu?" tanya Camelia.
"Iya, nyonya! Wanita masa lalu tuan Dion adalah ibu dari Lisa." sahut Fara.
Camelia mendapatkan fakta baru dari bocah perempuan tersebut, karena saat bertemu dengan Lisa untuk pertama kalinya Camelia berpikir bahwa Lisa adalah anak hasil pernikahan Dion bersama Camila.
"Jadi sebelum menikahi adikku, Dion sudah pernah menikah!" seru Camelia.
"Iya, nyonya! Tuan Dion menikah dengan seorang wanita yang begitu ia cintai, namun pernikahan itu kandas begitu saja saat tuan Dion memergoki langsung istrinya sedang bersama pria lain di kamar hotel." kata Fara yang begitu mengetahui semua yang terjadi di kehidupan majikannya tersebut.
"Jadi dimana ibunya Lisa saat ini? Apa dia tidak pernah menjenguk Lisa?" tanya Camelia.
"Nyonya Lili meninggal karena kecelakaan mobil bersama pria selingkuhannya! Saat itu nyonya Lili ingin lari bersama pria selingkuhannya dan dia juga ingin membawa Lisa yang masih bayi, tapi tuan Dion tidak mengizinkannya nyonya Lili membawanya, lalu saat di perjalanan mobil yang ditumpangi mereka menabrak pembatas jalan dan jatuh ke jurang. Nyonya Lili dan pria selingkuhannya itu meninggal seketika disana." kata Fara menjelaskan mengenai istri pertama Dion.
"Tapi kenapa saat Dion melihat Lisa seolah dia sangat membencinya?" tanya Camelia.
"Haaaahh, penderitaan tuan Dion semakin menjadi-jadi saat dia tau kalau Lisa bukanlah darah dagingnya." ucap Fara menghela nafa panjang seakan ikut merasakan penderitaan Dion selama ini.
"Fara, jangan bilang kalau Lisa anak dari selingkuhan istrinya!" seru Camelia menebak.
"Itu benar, nyonya!" sahut Fara.
"Jadi itu penyebabnya kenapa Dion terlihat sangat membenci Lisa." gumam Camelia dalam hatinya.
"Tapi apa penyebab Lili memilih selingkuh dengan pria lain? Bukankah Dion sangat mencintainya?" tanya Camelia kembali penasaran.
"Tuan Dion terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya sampai-sampai dia tidak memiliki waktu untuk istrinya. Tuan Dion sering berpergian keluar negeri bahkan sampai berbulan-bulan dan karena itulah nyonya Lili merasa kesepian lalu memilih selingkuh dengan pria lain untuk mencari kesenangan yang ia inginkan." kata Fara.
"Apa hal itu juga membuat Camila memilih pergi bersama pria lain?" tanya Camelia.
"Saya rasa tidak!" sahut Fara.
"Saat menikahi nyonya Camila, tuan Dion sudah berusaha untuk tidak terlalu sibuk dan membagi waktunya untuk nyonya Camila, tapi nyonya Camila tetap saja berselingkuh dengan pria lain dan membuat tuan Dion sangat kecewa sehingga sering menyiksanya!" sambung Fara.
"Maaf nyonya, saya menjelek-jelekkan saudari kembar anda." ucap Fara pada Camelia.
"Heh, kau tidak perlu minta maaf! Kalaupun kau membunuh Camila, aku sangat berterima kasih padamu!" sahut Camelia.
"Apa?" ucap Fara kaget.
"Aku begitu membencinya! Gara-gara dia aku terpisah dari ibuku dan juga kehilangan masa depanku!" gerutu Camelia kesal.
"Nyonya, kalau anda mau tuan Dion bertanggung jawab mungkin anda tidak perlu kehilangan masa depan anda." kata Fara sambil tersenyum lebar.
"Kau jangan mencoba menjodohkan aku dengan tuanmu itu! Dia pria yang sangat menyebalkan!" gerutu Camelia lagi dengan raut wajahnya yang begitu sewot.
"Saya rasa anda akan cocok dengan tuan Dion karena kalian sama-sama manusia dingin, hehehe." ucap Fara lagi.
"Fara, hentikan celotehanmu itu! Aku sama sekali tidak berpikir untuk merebut suami adikku!" sahut Camelia.
"Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan hati Dion? Aku hanya ingin dia memberikan aku sedikit kebebasan untuk pergi menjenguk ibuku?" tanya Camelia lagi meminta solusi pada Fara.
"Berikan hati anda untuk tuan Dion! Di dalam hidupnya tuan Dion hanya memerlukan kehangatan dari seorang wanita yang tulus mencintainya." jawab Fara.
"Cih, solusi yang kau berikan sama sekali tidak ingin aku lakukan!" gerutu Camelia sembari berdengus kesal, sementara itu Fara hanya tersenyum lebar.