Legenda Sang Kaisar Naga

Hembusan angin yang dingin membangunkannya. Ini pertama kalinya ia tertidur setelah berlatih. Sebelumnya, meski kelelahan, dirinya tak pernah mengantuk.

"Ternyata tidur sebentar tidak ada salahnya!" Guang Shen meregangkan otot-ototnya. Tanpa pikir panjang, ia langsung mencari ibunya.

"Tidak mungkinkan mereka pergi tanpa mengatakan apa pun padaku?" tanyanya.

Guang Shen memeriksa setiap bangunan di area istana peri, tapi tidak menemukan siapapun. Dari 6 istana, hanya satu yang belum diperiksanya. Istana keenam atau paviliun giok suci dikelilingi oleh tembok dan juga formasi berlapis-lapis.

Formasi mematikan yang selalu menghalangi siapapun masuk ke paviliun tanpa izin tidak bekerja sama sekali. Dengan mudahnya, Guang Shen memasuki tempat itu tanpa halangan apa pun.

"Ternyata ada di sini!" ucapnya.

Langkahnya terhenti saat mendengar nama seseorang yang disebut ibunya. Meski terdengar samar, tapi ia yakin itu adalah nama seorang gadis.

"Mu Yin Xia, kenapa ibu menyebut nama gadis itu?" tanyanya dalam hati.

Karena penasaran, ia mendekat dan menguping pembicaraan ibu dan juga adiknya. Rupanya, mereka membicarakan tentang perjodohannya. Topik obrolan mereka membuatnya kesal.

"Tidak ada perjodohan!" tolaknya.

"Bocah, kamu menghilang dua kali. Kali ini saja, turuti permintaan ibumu ini!" ucap Guang Xiu.

Guang Shen hanya menghela napas panjang. Meski tidak setuju, tetap saja ia tidak bisa menolak permintaan ibunya. Bukan karena takut, melainkan karena hal lain. Menghilang ratusan tahun adalah salah satu alasannya.

"Kak, Mu Yin Xia adalah salah satu gadis tercantik di benua giok. Kami bertemu beberapa kali dan kecantikannya tidak ada duanya," jelas Xuan Yue.

"Cantik atau tidak, Kakak tidak peduli. Percuma cantik kalau dia sombong, angkuh, dan suka menindas orang lain," sanggahnya.

"Sebelum bertemu dengannya, aku harus tahu dulu sifatnya," lanjutnya.

"Kalau mau ke sana, tidak apa-apa. Lagi pula Mu Yin Xia tinggal di kota sayap putih," jelas Xuan Yue.

"Kota yang letaknya tidak jauh dari sini, kan?" tanyanya.

"Tepat sekali," jawab Guang Xiu.

Wuuuussss

Guang Shen melesat meninggalkan istana peri. Dalam waktu yang sangat singkat, ia sudah tiba di kota sayap putih. Kota yang berjarak dua hari perjalanan itu ditempuhnya hanya dalam waktu kurang dari setengah jam.

"Sama seperti istana peri, kota ini malam hari di sini sangat sepi!"

Karena tidak ada penjaga, ia langsung memasuki kota itu. Kota itu seperti kota tak berpenghuni. Sejauh mata memandang, hanya ada bangunan-bangunan yang berdiri kokoh.

"Kenapa kota ini sangat sepi?" tanyanya.

Karena kesal, ia berkeliling di kota itu. Luas kota itu bukanlah masalah baginya. Bagi orang lain, mengelilingi kota sayap putih butuh waktu seminggu, tapi dia tiba di tepi kota. Di sana, ada sebuah danau yang airnya sangat jernih.

"Sangat in …. " Ucapannya terhenti saat melihat gadis itu yang duduk di tepi danau.

"Sangat cantik!" gumamnya.

"Duduk diam seorang diri di malam hari tidak baik." Guang Shen duduk di samping gadis itu.

"Pulang pun tak ada gunanya," jawab gadis itu.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Guang Shen.

"Xue Yun!" jawabnya.

"Namaku Guang Shen!"

Xue Yun terkejut saat mendengar nama Guang. Pikirannya langsung tertuju pada istana peri. Bukan hanya itu, beberapa saat lalu, pemimpin istana peri mengunjungi klan Mu. Pemimpin istana peri juga menyebut nama Guang Shen.

"Oh, kamu yang akan dijodohkan dengan Nona Mu?" tanyanya.

"Tadi sore, pemimpin istana peri datang ke klan Mu. Katanya nona Mu akan dijodohkan dengan anaknya yang bernama Guang Shen. Kalau tebakanku tidak meleset, kamulah orangnya," jelasnya panjang lebar.

"Karena itu juga aku ke sini. Aku ingin tahu bagaimana sifat dan perilaku Mu Yin Xia," ungkap Guang Shen.

Xue Yun mengalihkan pandangannya ke danau. "Dia tidak seperti yang terlihat," jelasnya.

"Nona Mu itu—"

Segumpal darah dimuntahkan Xue Yun. Wajahnya pucat, dan urat-urat biru muncul di wajahnya. Pandangannya mulai gelap, hampir saja ia tercebur ke danau.

"Hei, gawat!" Guang Shen panik. Ia mengeluarkan sebutir pil dari cincin ruangnya. Sekarang, muncul masalah baru. Bagaimana caranya agar pil itu dicerna oleh gadis yang pingsan.

"Urat-urat biru ini menutup meridiannya!" Guang Shen panik. Satu-satunya cara agar gadis itu menyerap energi dari pil adalah membantunya secara langsung.

"Maafkan aku!" Dengan terpaksa, ia mengecup bibir gadis itu dan mengalirkan energi spiritual melalui mulut si gadis.

"Sialan!" umpatnya dalam hati. Sedari tadi, ia berusaha menahan diri. Terlebih lagi, gadis yang diciumnya sangat cantik.

"Untung saja dia baik-baik saja!" ucapnya.

Ukkhuuukk

Gadis itu batuk, ia bangkit dan menatap Guang Shen dengan kening kedua alis yang tampak menyatu.

"Terpaksa kulakukan! Kalau tidak, kau bisa mati," jelasnya.

"Aku hanya anak angkat Patriak Mu. Mati pun tidak apa-apa." Gadis itu menunduk sedih.

"Anak angkat atau tidak, aku tidak peduli. Yang pasti aku tidak akan membiarkan orang baik mati di depanku. Menurutku kamu itu sempurna," ungkap Guang Shen.

Dia pernah menginjak ranah dewa, maka dari itu melihat sifat asli seseorang bukanlah perkara sulit. Dan semua gadis di depannya adalah gadis yang sempurna dan cocok untuk menjadi istrinya.

"Nona Mu jauh lebih cantik. Dia juga anak dari bangsawan. Sementara aku hanyalah anak yatim piatu. Putra pemimpin istana peri tidak pantas memujiku!"

Gadis itu berdiri dan hendak pergi, tapi tangannya ditarik. Gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh tepat diatas Guang Shen. Keduanya saling tatap untuk waktu yang lama.

"Maaf!" Gadis itu menyingkir.

"Seharusnya aku yang minta maaf!" Guang Shen meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya.

"Mungkin orang lain melihatmu sebagai gadis yang buruk rupa, tapi di mataku kamu gadis yang cantik!"

Sebuah kalung giok muncul di tangannya. Ratusan tahun lalu, ia membuat kalung itu untuk gadis yang kelak akan dinikahinya. Kalung itu dibuat sesaat sebelum energi misterius melemparnya dari gerbang dewa.

"Kalung giok?" Xue Yun bingung. Sebelum ia bereaksi, Guang Shen sudah memasang kalung itu di lehernya. Saat itu juga, keajaiban terjadi. Penampilannya yang awalnya biasa saja, berubah drastis. Dalam waktu singkat, ia berubah dari seorang gadis biasa menjadi seorang putri yang cantik.

"Cantik sekali!" pujinya.

Guang Shen menatap Xue Yun tanpa berkedip. Ia tersenyum dan jantungnya berdetak lebih cepat. Gadis yang baru ditemuinya itu membuatnya jatuh cinta.

"Aku hanyalah anak angkat. Ibumu tidak akan setuju kalau kau memilihku."

Xue Yun hendak melepas kalung giok itu, tapi tidak bisa. Hal itu dikarenakan kalung tersebut dibuat tanpa menggunakan kekuatan dewa atau semacamnya. Kalung itu dibuat dan diukir secara manual.

"Kalung itu kubuat dan kuukir dan kubentuk dengan manual, sama seperti manusia biasa yang membuat sesuatu. Jadi, jangan pernah dilepas," ucap Guang Shen.

"Kalau ibuku bisa memilih, aku juga bisa memilih!" lanjutnya.