Supaya tidak bingung, alangkah baiknya membaca The Mafia Bride 1.
Siena gadis berusia 20 tahun harus merelakan suaminya untuk wanita lain dan takdir mempertemukannya dengan Kenzi. Seorang pria dingin dan kejam membawa Siena ke dalam hidupnya. Perjalanan panjang, lika liku kehidupan dan bayang bayang kematian mengiringi perjalanan hidupnya. Hingga takdir memisahkannya dari Kenzi dan kedua putranya.
Dapatkah mereka bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I hate my dad
Aranza dan Angela berdiri di halaman menatap pintu rumah Kenzi cukup lama. Angela mulai kesal terlalu lama menunggu Kenzi keluar, tapi Aranza mencegahnya.
"Dengarkan aku baik baik, kau diam saja biar aku yang bicara." Aranza menoleh ke arah Angela terlihat raut wajahnya menegang.
"Baiklah, terserah kau." Angela menjawab datar. Entah apa yang ia rasakan saat ini yang jelas tidak karu karuan.
Beberapa detik kemudian mereka melihat pintu di buka dari dalam rumah. Nampak Kenzi keluar dari dalam rumah dengan pakaian yang sangat rapi, setelan jas berwarna putih. Kemudian Laila menyusul keluar menggunakan pakaian ketat, hingga lekuk tubuhnya sangat nampak bak gitar spanyol. Namun Angela melihat perut wanita itu terlihat seperti orang hamil.
Aranza meraih tangan Angela dan menggenggamnya dengan sangat erat. Angela menahan napas sesaat, jantungnya berdegup kencang, antara bahagia dan sedih. Untuk pertama kalinya ia melihat wajah sang ayah yang begitu ia rindukan, sang ayah yang selalu di banggakan Jiro dan Ryu. Kini berada tepat di hadapannya dengan seorang wanita yang bukan Ibunya.
Aranza sangat mengerti apa yang di rasakan Angela saat ini, untuk itu ia menggenggam erat tangan gadis itu.
Kenzi menautkan kedua alisnya menatap Aranza sekilas lalu beralih menatap Angela yang menegang.
"Kalian siapa dan mau apa?" tanya Kenzi.
"Maaf, perkenalkan namaku Aranza, dan ini sahabatku Angela." Aranza membungkuk hormat dengan tetap menggenggam erat tangan Angela.
"Ya, ada perlu apa?" tanya Kenzi lagi.
"Kedatangan kami ke sini, mau bertemu dengan om Kenzi dan tante Siena. Apakah betul ini rumah mereka?" tanya Aranza berpura pura tidak tahu.
"Ini rumahku dan suamiku!" sahut Laila nyolot.
"Tenanglah sayang," Kenzi menepuk lengan Laila. "Mereka hanya anak anak."
"Jadi begini om.." Aranza mengeratkan pegangan tangannya.
"Dia sahabatku, sedang mencari Ayah dan Ibunya yang bernama Kenzi dan Siena. Selama ini dia mencari kemana mana tapi tidak pernah bisa menemukannya. Kebetulan kami pernah baca koran lama yang memberitakan tentang nama Kenzi, mobilnya jatuh ke laut. Apa mungkin itu Ayahnya Angela," ungkap Aranza memancing Kenzi supaya mengingat.
Angela semakin tidak karu karuan perasaannya, antara ingin memeluk Kenzi tanpa basa basi namun ia pun ragu.
"Apa yang kau baca di berita itu benar tentang aku di masa lalu, tapi aku tidak memiliki putri sebesar ini. Aku tidak mengenalnya." Kenzi menatap Angela dari atas kepala hingga kaki.
Mendengar pernyataan Kenzi, gigi Angela gemeletuk, rahangnya mengatup menahan amarah. Tega teganya dia mengatakan itu semua di depan putrinya sendiri.
"Om yakin? tidak memiliki putri sebesar ini? bukankah kecelakaan itu hampir 17 tahun yang lalu?" Aranza coba kembali mengingatkan.
Kenzi tercenung, ia memang ingat saat terakhir Siena mengatakan sedang hamil. Tapi belum tentu bayinya seorang perempuan.
"Tidak, aku tidak punya anak perempuan. Lagipula istriku sudah lama tiada." Kenzi menjawab semuanya tanpa beban. Membuat tangan Angela mengepal. Namun Aranza semakin mengeratkan genggamannya supaya Angela menahan emosi.
"Kalian buang buang waktu saja, apa kalian tidak dengar? suamiku tidak punya anak perempuan seperti dia!" tunjuk Laila pada Angela.
"Baiklah tante, mungkin kami salah." Aranza membungkuk hormat lagi.
"Siena, Siena, wanita itu terus mengganggu hidupku," gerutu Laila pelan namun jelas terdengar oleh Angela.
Sesaat ia memejamkan matanya, lalu menepis rangan Aranza dengan kasar, hingga genggamannya terlepas.
"Kau benar Om" Angela berjalan satu langkah mendekati mereka berdua.
"Kau memang bukan Ayahku, biarpun aku belum pernah melihat Ayahku. Tapi aku yakin, Ayahku tidak seperti Anda." tunjuk Angela ke wajah Kenzi.
"Apa maksudmu? heh!" Laila menepis tangan Angela.
"Ya, setahuku. Ayahku seorang pria hebat. Pria yang selalu menjunjung kesetiaan dan cintanya pada Ibuku. Ayagku seorang pejuang tangguh, yang rela mengorbankan apa saja demi Ibu dan anak anaknya. Tidak seperti Anda!" tunjuk Angela lagi.
"Hei, apa apaan kau-?"
"Diam kau!" potong Angela menunjuk Laila.
"Ayahku pria sejati, setia, dan sangat mencintai keluarganya. Tidak seperti Anda!"
"Berani sekali kau!"
"Plakk!" Laila menampar wajah Angela.
"Kau apa apan? dia masih anak anak!" sergah Kenzi.
"Dasar wanita sialan!"
"Plakk!" Angela membalas tamparan keras Laila.
"Beraninya kau!" Laila menatap marah pada Angela.
"Tidak mungkkn juga kau Ibuku, kau tidak pantas di samakan dengan Ibuku, wanita sundal!"
"Kurang ajar!" Laila maju hendak mencekik leher Angela, namun gadis itu mengangkat kaki kanannya dengan di kuasai amarah. Ia menendang perut Laila cukup keras hingga terjungkal ke belakang. Apa yang di lakukan Angela di luar dugaan Aranza dan Kenzi.
Kenzi langsung jongkok dan mengangkat tubuh Laila yang mengerang kesakitan memegang perutnya yang tengah hamil jalan 3 bulan.
"Bayiku, awwww sakiiittt!" ia terus mengerang.
Kenzi tengadahkan wajahnya menatap Angela denga. marah.
"Apa yang kau lakukan pada istriku!"
"Mati saja kalian berdua, aku benci kau!" pekik Angela langsung berlari meninggalkan rumah Kenzi, di susul Aranza.
"Kita ke rumah sakit!" Kenzi memilih mendahulukan Laila karena wanita itu pendarahan. Kenzi khawatir terjadi apa apa pada bayinya.
"Gadis sialan, lihat saja nanti kalau sampai terjadi sesuatu pada bayiku," gumam Kenzi
aq slah dtu reders yg hoby membca novel tentang mafia tpi kli ini aq bru menemuka kisah mafia yg tak pernah membosankan untuk di bca krna alur dan crtanya sngat bgus dan ke'ren.. smgantt dan trus brkarya author ku syank ummaccc😘