Find You Again

Mario dan hana kini tengah selesai dengan acara makan malam mereka, walaupun sempat terganggu lantaran teman mario yang bernama amanda itu tiba-tiba datang dan berbincang sebentar.

Kini keduanya tengah berada di dalam mobil hendak menuju arah pulang.

"Oh iya mar aku boleh tanya nggak?" Tanya hana

"Tanya aja han, kenapa hmm?" Jawab mario lembut, matanya masih fokus pada jalanan di depan

"Itu yang tadi, amanda itu siapanya kamu?" Terdengar nada ragu dalam ucapan hana, mario tersenyum tipis mendapati pertanyaan tersebut dari hana, entah apa yang pria itu fikirkan sekarang

"Amanda itu temen aku dari kecil, cuma pas mau kuliah dia pindah ke amerika ikut orang tuanya." Jelas mario

"Aku kira temen kecil kamu cuma chris?"

"Hmmm, chris salah satunya juga."

"Maksudnya?" Bingung hana mengerutkan dahinya, ia mulai tertarik dengan topik satu ini

"Jadi dulu tuh kita ada berempat temenan deket dari kecil karna rumah kita juga yang bersebelahan jadi sering main bareng dan akhirnya deket deh, selain itu orang tua kita juga berteman satu sama lain, jadi ya gitu lah." Jelas mario menceritakan teman-temannya

"Berempat? Kan kamu, chris, amanda, terus satunya lagi siapa?" Tanya hana penasaran

Mario diam sejenak, raut wajahnya berubah keras sesaat dan kemudian menjawab.

"Arthur." Jawab mario dengan suara datarnya

"Kamu kenapa mar?" Tanya kana, ia merasa suasana dalam mobil mereka berubah setelah mario menyebutkan nama barusan

"Ga papa." Jawab mario kembali tersenyum

"Terus kemana temen kamu yang namanya arthur itu?" Hana rupanya masih penasaran dengan cerita mario

"Begitu lulus dia pergi ke amerika buat nyusul orang tuanya disana." Jelas mario

"Ooouuuhhh...." Jawab hana mengerti dengan membulatkan bibirnya

"Oh ya, besok aku antar kamu kerja ya?" Tanya mario mencoba mengalihkan topik barusan, ia tau jika hana masih penasaran dengan ceritanya

"Mar, sebenernya aku bisa berangkat pake mobil sendiri loh." Ingin sekali hana mengiyakan langsung tawaran mario barusan, namun ia merasa jika ia harus menolak terlebih dulu sekarang

"Ga usah han, biar aku anter jemput kamu aja okay." Paksa mario dengan lembut, ini salah satu sifat mario yang hana suka, ia merasa di lindungi jika dekat dengan mario

"Huufftt...aku takutnya kamu capek loh kalo harus antar jemput aku, soalnya arah tempat kerja kita kan berlawanan."

"Kalo buat kamu aku gak cape han, udah ya kita udah sering ngomongin ini dan keputusannya tetep aku antar jemput kamu." Kukuh mario, hana pun hanya bisa mengangguk sembari tersenyum

Rupanya mario tak ingin basa-basi lagi, ia segera menunjukan ketertarikannya pada hana lewat perhatian-perhatian kecilnya seperti barusan.

Mario yang melihat respon hana barusan pun tersenyum.

Sebenarnya dalam hati mario ia tak ingin terlihat terlalu terburu-buru, namun ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan romi yang sedang kembali ke jepang saat ini, mario masih menganggap romi saingannya rupanya. Ia tak tau saja jika hana sudah menolak perasaan romi, jika tau sudah di pastikan mario akan bersorak penuh kemenangan saat ini.

Bagi mario cukup satu kali ia merasakan kehilangan orang yang sangat ia cintai, kali ini ia akan menjaga dan mempertahankannya apapun yang terjadi.

*

*

*

*

*

Paginya di rumah sakit

"Dokter hana, sebentar lagi jam praktek anda di mulai." Ucap seorang suster pada hana yang baru saja selesai bersiap di ruangannya

"Oh, ok saya udah siap kok." Sahut hana yang di angguki suster tersebut

Tak ada yang aneh menurut hana hari itu, semua berjalan baik-baik saja dan seperti biasanya.

Sampai ia selesai dengan jam prakteknya, hana pun kembali ke ruangannya untuk mengistirahatkan tubuh sebentar.

Saat hana masuk ke dalam ruangannya ia mendapati di atas mejanya ada sebuah kotak berwarna merah dengan pita yang cantik dan sebuah kertas di atasnya bertuliskan "To Hana"

Hana sedang berfikir siapa kira-kira orang yang memberikannya hadiah, padahal hari ini bukanlah hari yang spesial atau pun hari ulang tahunnya.

Tangan lentik hana pun mulai membuka kotak tersebut, namun ketika box merah itu terbuka hana langsung di buat terkejut dengan isi kotak tersebut.

Bagaimana tak terkejut jika di dalam box tersebut berisikan anak ayam yang mati berlumuran darah dan foto dirinya yang di penuhi dengan darah anak ayam tersebut.

Hana langsung melempar box merah tersebut ke sembarang arah dan membuat isinya berhamburan di sana.

Ia melihat ada kertas memo kecil, kemudian hana mengambil memo itu dengan hati-hati untuk menghindari bangkai anak ayam tadi.

"JAUHI MILIKU! JIKA KAU TAK INGIN BERAKHIR MATI SEPERTI SAUDARA KEMBARMU."

Hana semakin di buat terkejut dengan isi dari memo tersebut, bahkan hana sampai melebarkan kedua matanya, kini ia merasa sedikit pusing dan mual setelah kejadian barusan.

"Apa maksud semua ini? Saudara kembarku, maksudnya yang terjadi sama gina bukan kecelakaan biasa?" Monolog hana mencoba memproses apa maksud dari tulisan memo yang baru saja ia baca

Hana segera meraih ponsel miliknya kemudian memfoto isi box merah itu dan juga memo yang terdapat di dalamnya barulah ia mengirimnya pada seseorang.

Setelahnya hana mengambil sarung tangan untuk membersihkan kekacauan yang ada, ia tak ingin seisi rumah sakit tau jika ia sedang di teror oleh seseorang.

Sedang di kantor mario, terlihat mario tengah sibuk dengan kertas-kertas yang entah apa isinya, yang pasti itu yang selalu membuat mario sibuk setiap hari.

Mario menghentikan pekerjaannya sebentar setelah mendengar bunyi notifikasi dari handphonenya.

BRAAAAKKKK! Bunyi gebrakan meja yang di lakukan oleh mario menggema ke seluruh ruangan.

Emosinya naik setelah membuka pesan yang baru saja masuk pada ponselnya, itu dari hana.

Hana baru saja mengirimkan foto teror itu pada mario, hana merasa mario harus tau karna ini menyangkut gina juga bukan hanya dirinya.

"Sialan, apa maksud semua ini." Geram mario penuh emosi

"Kalo ternyata benar kecelakaan gina karna faktor kesengajaan, liat aja gak akan aku lepasin orang itu." Monolog mario, wajahnya masih merah padam karna emosi yang memuncak mendapatkan fakta baru yang masih belum jelas kebenarannya, namun itu sukses memancing emosi mario saat ini.

Tak lama, ponsel mario kembali berbunyi menujukan notifikasi pesan yang baru saja masuk kembali ke handphonenya.

Mario pun langsung meraih benda pipih tersebut lalu melihat siapa yang mengiriminya pesan lagi.

Ia membuka pesan tersebut, pesan dari nomor yang tak di kenal bertuliskan

"AKU KEMBALI MARIO"

Pesan tersebut sukses membuat mario semakin naik pitam, membuang nafasnya kasar kemudian ia segera memilih sebuah nomor untuk di telponnya.

"Hallo." Ucap seseorang di sebrang telpon sana

"Awasi hana, jangan sampai lepas dari pengawasan mu." Titah mario pada orang tersebut

"Baik." Jawab orang tersebut yang setelahnya langsung memutus panggilannya dengan mario

"Kali ini aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa orang yang aku cintai." Tekad mario