NovelToon NovelToon
MENGHAPUS JEJAK

MENGHAPUS JEJAK

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / PSK / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:139.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S 2. Novel "Jejak Luka"

Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca Novel ini. Agar bisa mengikuti lanjutan kisah 'rudapaksa yang dialami oleh seorang gadis bernama Enni bertahun-tahun.

Setelah berhasil meloloskan diri dari kekejaman seorang pria bernama Barry, Enni dibantu oleh beberapa orang baik untuk menyembuhkan luka psikis dan fisiknya di sebuah rumah sakit swasta.

"Mampukah Enni menghapus jejak trauma masa lalu dan berbahagia?"

Ikuti kisahnya di Novel "Menghapus Jejak"

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia selalu. ❤️ U. 🤗


Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. MJ 27.

...~•Happy Reading•~...

Bagas merasa lega mendengar pendapat Kirana. "Dr Kiran sebagai wanita lebih mengetahui perasaan Enni dalam kondisi demikian. Jadi saya serahkan pada dokter."

"Ok, Pak. Nanti selesai praktek, saya akan temui Enni dan bicara dengannya. Sebab kondisi ini sangat berbeda dengan tindakan kekerasan seksual biasa. Jika hanya berhubungan dengan Iparnya, dia akan dapat pembelaan dan dukungan publik." Kirana jadi berpikir serius.

"Bahkan mungkin publik akan menggoreng Iparnya. Walau dia berusaha membela diri dengan berbagai alasan atau menyalahkan Enni." Kirana berkata setelah memikirkan apa yang akan terjadi.

"Tapi jika berhubungan dengan lelaki yang bernama Barry itu, kita tidak bisa prediksi pendapat publik. Mungkin saja angin kencang julid atau antipati akan berbalik menerpa Enni." Kirana jadi ikut berpikir tentang situasi yang mungkin terjadi dan berpengaruh buruk pada Enni.

"Itu yang saya khawatirkan, dok. Kondisi seperti itu bisa saja terjadi saat persidangan berlangsung. Publik akan fokus pada profesinya sebagai wanita penghibur. Padahal yang membuat dia masuk rumah sakit ini, akibat tindakan kekerasan lelaki itu." Bagas berkata dengan rasa geram dan agak emosi.

"Baik, Pak. Saya akan bicara dan berikan gambaran buat Enni, agar dia yang pilih dan putuskan sendiri sebelum bapak melangkah lebih lanjut. Supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari." Kirana setuju dengan pendapat Bagas.

"Saya akan info buat Pak Bagas... Mengenai ijin pulang, besok Enni sudah bisa pulang, Pak. Lebih baik dia persiapkan diri untuk hadapi penuntutan di rumah." Kirana setuju mengijinkan Enni pulang, sebab Bagas sudah menjelaskan tentang penyebab histeris Enni.

^^^Bagas telah menjelaskan secara detail kepada Kirana. Jika tadi ada seseorang yang Enni kenal saat bertemu dengan polisi, mungkin Enni tidak akan histeris seperti itu.^^^

^^^Bagas menyadari itu, jadi dia tidak masuk bersama anggota team ke dalam ruangan Enni. Dia berpikir, Enni akan hadapi polisi atau pria asing yang masuk dengan berani, jika Bagas, Kirana atau suster masuk ke ruangan bersama polisi.^^^

"Baik, dok. Nanti kita berkoordinasi setelah Enni pulang dari sini. Kami akan ajukan penuntutan terhadap pria itu, setelah dokter pastikan keputusan Enni." Bagas setuju dengan keputusan dr Kirana yang bisa mengijinkan Enni pulang untuk persiapan di rumah.

"Ooh iya, Pak. Mengenai rencana Enni mau pulang besok, Pak Bagas bisa antar Enni pulang? Saya tidak bisa antar, sebab ada pasien yang perlu penanganan khusus." Kirana baru teringat dengan schedulenya dan kondisi Enni yang belum bisa beradaptasi dengan orang yang belum dikenal. Jadi Kirana tidak bisa meminta tolong orang lain mengantar Enni ke rumah Ibu Mathias.

"Ooh, ok, dokter. Saya bisa antar sebelum ke kantor polisi. Mau saya antar ke mana?" Bagas bersedia, sebab dia berencana ke kantor polisi untuk bicarakan kasus yang akan mereka ajukan.

"Oh, Pak Mathias belum beritahu, Pak Bagas rupanya. Enni akan tinggal di rumah Ibu Pak Mathias." Kirana baru menyadari, Bagas belum tahu tempat tinggal Enni setelah keluar dari rumah sakit.

"Pak Mathias belum kasih info, sebab beliau sangat sibuk. Beliau hanya hubungi untuk cek perkembangan penangan kasus yang sedang kami tangani." Bagas baru menyadari situasi, sebab boss nya tidak bicarakan itu.

"Mungkin beliau pikir, dr Kiran yang akan antar Enni pulang, jadi tidak bicarakan dengan saya. Paling kalau beliau sudah tiba di sini, baru kami bicarakan lebih rinci." Bagas memaklumi, mengapa boss nya tidak bicarakan itu dengannya.

"Ooh, iya. Pak Bagas tolong alamat Enni yang dicantumkan pada surat penuntutan, bisa pakai alamat tempat tinggal saya saja. Jangan sampai ada yang datang ke rumah Pak Mathias untuk cari Enni untuk minta keterangan." Kirana berkata cepat, saat itu terlintas dibenaknya.

"Saya tidak mau, Ibu Pak Mathias terganggu dengan kehadiran media, sebab beliau sedang sakit." Kirana bicara dengan serius, sebab baru menyadari situasi yang akan dihadapi oleh Enni setelah kasus bergulir. Mungkin saja ada yang akan datang mencari dia di tempat orang tua Mathias.

"Iya, dr Kiran. Saya mengerti maksudnya. Biarkan rumah orang tua Pak Mathias sebagai tempat persembunyian Enni." Bagas sangat setuju dengan pemikiran Kirana buat mengamankan Ibu boss nya yang sedang sakit.

"Pak Bagas butuh alamat rumah Ibu Pak Mathias?" Tanya Kirana sambil mengeluarkan ponselnya untuk mengirim alamat rumah Ibu Mathias kepada Bagas.

"Tidak usah dok. Saya tau alamat rumah Ibu Pak Mathias." Bagas mengangkat tangan, mencegah.

"Kalau begitu, saya pamit, dok. Besok pagi saya kembali untuk menjemput Enni. Trima kasih buat semuanya." Bagas segera berdiri, sebab menyadari kesibukan Kirana dan sangat berterima kasih atas bantuan Kirana yang tidak terpikirkan olehnya.

...~▪︎▪︎▪︎~...

Ke esokan harinya, Bagas sempat ke kantor untuk berkoordinasi dengan teamnya untuk menyelidiki identitas dan semua yang berhubungan dengan orang yang bernama Barry. Sebagaimana gambar profil yang sudah dipastikan oleh Enni.

Bagas ingin ia dan team mengetahui dengan pasti, siapa yang akan mereka tuntut dan hadapi. Agar mereka tahu apa ssja yang perlu dipersiapkan.

Setelah menjelaskan kepada anggota teamnya, tentang semua yang ia bicarakan dengan Kirana dan Enni, Bagas segera ke rumah sakit menemui Enni.

Beberapa waktu kemudian, Bagas tiba di rumah sakit. "Hai... Pagi menjelang siang... Sudah, siap?" Sapa Bagas saat melihat Enni sedang duduk di sofa dalam ruangannya dalam kondisi rapi dan siap untuk pulang.

^^^Enni tidak lagi mengenakan pakaian rumah sakit. Tapi celana panjang dan blouse berkerah yang sangat serasi. Bagas sampai tersenyum, melihat perubahan penampilan Enni yang baru pernah dilihatnya.^^^

^^^Selama ini, ia hanya melihat Enni dengan balutan baju rumah sakit. Sehingga ia jadi takjub melihat penampilan Enni yang ceria dan dewasa dan sangat cantik.^^^

"Selamat pagi jelang siang juga, Pak. Saya sudah siap. Trima kasih, Pak." Jawab Enni dengan wajah tenang dan senang, sebab Bagas sudah menolongnya dengan bicara dan meyakinkan Kirana, sehingga dia diijinkan pulang.

^^^Walau hatinya was-was untuk bertemu dengan Ibu Pak Mathias, dia tetap semangat untuk menjalani suatu suasana yang baru dan juga penuh harapan untuk hidupnya.^^^

"Baik... Mana semua bawaannya, saya bantu. Sekarang kita sudah bisa keluar. Yang lain sudah diurus oleh dr Kiran." Bagas melihat ke arah kursi di samping Enni untuk mencari tas pakaian Enni.

"Hanya ini, Pak. Biar saya yang bawa saja." Enni menunjuk paper bag di samping tempat duduknya. Sebab dia tidak punya banyak barang.

^^^Semua yang dia kenakan baru dibeli oleh dr Kiran. Jadi tidak banyak yang dibawa, hanya beberapa pakaian rumah dan pakaian dalam.^^^

^^^Bagas juga merasa lega, Enni sudah bisa memakai alas kaki, walau hanya berupa sendal terbuka dan tanpa hak. Tapi sangat cocok dengan kondisinya yang baru pulih.^^^

"Baik. Kalau begitu, mari kita pergi sebelum terlalu siang." Bagas mengambil paper bag dari tangan Enni untuk dibawa.

"Kau bawa sesuatu untuk menyamarkan wajahmu, saat kita berada di lobby?" Bagas baru teringat tentang situasi di lobby rumah sakit. Bisa saja Barry masih memerintahkan orang untuk mengawasi rumah sakit untuk mencari Enni.

...~▪︎▪︎▪︎~...

...~●○¤○●~...

1
Sheety Saqdiyah
terimakasih banyak² buat author, yg telah menyajikan cerita yg bukan hanya sekedar menghibur saja, tp jg memberikan pesan² kehidupan yg luar biasa.. /Good//Good//Good//Good//Good/
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Waaaah . 🤭👍🏻❤️ Makasih dukungannya Kak. smg sehat & bahagia sllu. 🙏😍🤗
total 1 replies
Betty
bagus jg menguras air mata & emosi.
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: wuaaaah 🤭👍🏻❤️
Makasih dukungannya Kak ..🙏😍🤗
total 1 replies
sukensri hardiati
/Pray//Ok//Good//Heart//Rose//Gift/
sukensri hardiati
alhamdulillah.....makasiiih...../Heart/
sukensri hardiati
/Sob//Sob//Heart/
sukensri hardiati
baru nemu ini setelah selesai baca kualitas mantan...
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Oh iya Kak. makasih dujungannya.🙏❤️😍🤗

itu novel lanjut dari "Jejak Luka" 🙏
total 1 replies
Agus Tina
Baguus sekali ceritanya ....serasa benar2 ikut dlm persidangan Enni
Gendhis
saking lama nya di sekap oleh berry, untuk di jadikan budak pemuas nafsu,
Gendhis
yuhhhhh🙈🙈🙈🙈 berfungsi lagi gak tuh joni nyaa 🤣🤣🤣
☠ႦαRAkudA
lanjuuut
☠ႦαRAkudA
berdoa lah, Krn usaha tanpa doa bagai sayur tanpa garam
☠ႦαRAkudA
semoga hari pembalasan buat si durjana segera tiba
☠ႦαRAkudA
cerdas sekali kau dokter..
☠ႦαRAkudA
bener2sadis yg nyiksa ya...sereem
☠ႦαRAkudA
kabur yg jauuuuh en, yang gak mungkin ditemukan oleh orang2 tak berhati itu
Bambut That
woiiiii.... keren thor... makasih banyak banyak ya thor... kisah nya buat ku meleleh
Bambut That
bisa meleleh dibuatnya
Bambut That
Emily jadian sama Bram saja
Bambut That
cinta
Bambut That
mungkin Prita harus tewas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!