Simpanan Bos Berondong

Meski bersedih, Latina tetap memenuhi undangan makan malam keluarga Jason. Sudah lama juga ia tidak berkunjung ke rumah mertuanya itu, dan pastinya ada satu harapan yang dinanti oleh orang tua suaminya.

Seperti biasa. Ketika tiba di kediaman keluarga Verhaag, maka Jason akan bersikap manis layaknya suami yang mencintai istrinya. Jason merangkul pinggangnya. Memuji dirinya cantik sampai Latina ingin muntah mendengarnya.

Dulu mungkin ia terbawa perasaan ketika Jason melakukan hal ini. Tapi tidak sekarang. Latina muak dengan segala yang suaminya katakan.

"Kesayanganku. Kami merindukanmu, Nak." Ibu Jason menyambut menantunya dengan pelukan.

"Untukmu, Mom." Latina memberinya sebuah kado.

"Apa ini?" Mertuanya jelas bingung.

"Hadiah. Buka saja."

Jason tahu kotak hitam itu. Isinya kalung berlian, dan Latina membelinya dengan uang Dean. Padahal di rumah tadi, ia sudah bilang untuk tidak membawanya, tetapi istrinya ini rupanya keras kepala.

Sang ibu membukanya dan kaget. "Tidak! Aku tidak mau. Ini untukmu. Orang tua sepertiku tidak pantas memakainya."

"Kau selalu memberiku hadiah. Kini giliranku."

"Mom tidak perlu ini, Sayang. Mom hanya ingin kau memberi tawa anak kecil di rumah ini."

Latina tersenyum getir mendengarnya. "Kau akan mendapatkannya, Mom."

"Kalian sudah datang." Seorang pria berumur menegur.

"Hai!"

Latina melambaikan tangan pada sepupu Jason. "Kau datang juga."

"Ya ... aku ingin bertemu denganmu." Wanita cantik bernama Milen, memeluk Latina.

Sementara Jason memeluk ayah serta suami dari Milen. Tidak lama, ada lagi yang datang. Kakak dari Jason sendiri bersama suami dan anaknya.

"Sudah waktunya. Kita segera ke ruang makan," ajak Vera, ibunda Jason.

Bertindak sebagai suami yang baik, Jason melayani Latina dengan menarik kursi, lalu mempersilakannya duduk.

"Kau semakin cantik, Latina," ucap Meghan, kakak dari Jason.

"Kau juga menakjubkan, Meghan."

"Menantuku memang cantik. Tidak ada yang bisa mengalahkannya." Sang ayah Charlie memuji.

"Jika aku menantumu, maka aku akan cemburu, Dad. Untung menantumu yang satunya lagi laki-laki." Meghan tertawa, disusul oleh yang lain.

Pujian ini selalu diberikan oleh keluarga suaminya. Namun sayang, hal ini tidak dapat menarik perhatian dari Jason. Cinta. Mau secantik atau sehebat apa pun wanita yang menggoda, jika cinta itu setia pada satu orang perempuan, maka yang lain hanya lewat saja.

"Oh, ya, Latina. Apa kau sudah punya tanda-tanda?" Giliran sepupu Jason yang bertanya.

Latina tersenyum, lalu mengangguk. Semua terdiam, termasuk Jason yang tidak mengerti apa arti dari senyum dan anggukkan itu.

"Maksudku, apa kau hamil?" tanya wanita itu lagi.

"Ya ...."

Sang ibu menutup bibirnya. Ia tidak dapat berkata apa-apa lantaran menantu kesayangan telah hamil.

"Sayang, kau hamil?" tanya Vera.

"Kalian akan mendapatkan cucu. Anak dari Jason." Latina menoleh pada suaminya dengan senyuman teramat manis.

"Ini kejutan. Kalian tidak memberitahu kami sebelumnya." Charlie menyahut.

"Dad, aku juga sama kagetnya denganmu. Tapi, ini takdir. Kuharap kalian bahagia mendengar kabar ini."

"Tentu saja kami bahagia, Sayang." Sang ibu mertua menjawab. Orang tua manapun akan bahagia mendengar kabar mengenai kehamilan menantunya. Sebentar lagi mereka bisa menggendong cucu dan mendengar tawa kecilnya.

"Harusnya kita menyiapkan hadiah. Kami senang kau akhirnya mengandung, Latina." Mata Meghan sampai berkaca-kaca. "Jason, selamat untukmu."

"Latina, apa yang kau bicarakan?" Jason merasa ini buruk.

"Apa yang kau katakan, Jason?" Charlie menegur.

Latina menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Kalian memang akan memiliki cucu dari Jason. Tapi, bukan aku yang mengandung anaknya, melainkan simpanannya, Nelis."

TBC