Hubungan yang terus di tentang keluarga, membuat pria tampan bernama RahardiAwan putra Biantara mau tak mau menyerah dan pasrah melepas cintanya pada seorang wanita yang ternyata seorang pekerja sex komersial.
Patah hati hebat itulah membuat ia mendadak menjadi seorang yang dingin dan tak acuh pada apapun termasuk wanita lain. Hingga akhirnya keluarga besar menjodohkan putra mahkota Biantara itu dengan seorang gadis kecil yang baru saja lulus SMA. Sifatnya yang ceria dan bar-bar di yakini keluarga akan bisa mengembalikan sosok Awan yang hangat seperti dulu.
Mampu kah Awan bertahan dengan pernikahan paksa nya itu?
Atau sang istri akan menyerah karna sering kali menajadi bayang-bayang sang Mantan suami?
Yuk kepoin ceritanya yang mungkin akan sedikit bikin darah tinggi 🤧🤧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan ke Mall
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Masih di rumah utama, Awan memang tak pernah berpura-pura baik pada Mentari saat di depan banyak orang karna ia memang sudah menerima gadis itu dalam hidupnya tapi belum di hatinya.
Semua kini sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan, menikmati makan pagi buatan Ammanya adalah sesuatu yang sangat spesial bagi Awan.
"Kamu gak ke kantor?" tanya Reza pada cucu bungsunya.
"Enggak, aku mau ajak istriku keluar hari ini" jawab Awan sambil mengusap kepala Mentari yang duduk di sebelahnya.
Mentari yang tak tahu akan hal tersebut tentu kaget dan masih tak percaya.
"Keluar? kemana?" tanya gadis itu penasaran.
"Awas di bikin nangis lagi, kalau Awan nakal bilang kakak ya" ucap Samudera dengan menaik turunkan alisnya.
Plaaaak
"Cukup Ara yang terus kamu godain, Bee"
"Ish, ini calon fans garis kerasku loh" jawab Sam sambil mengelus lengannya yang di pukul oleh Biru.
"Nasibku gak akan sama kaya Kak Gala, sorry ya istriku ini udah cinta mati sama suaminya" ucap Awan bangga.
"Hahaha, tapi suaminya gak ada akhlak masih belom move on dari si Mantan" tawa Air pecah saat ia meledek keponakannya tersebut.
"Anak sama bapak mulutnya harus di kepang kayanya nih!!!" umpat Awan kesal.
.
.
.
Awan yang sudah berniat mengajak jalan-jalan sang istri tentu sudah bersiap sejak pagi, berbeda dengan Mentari yang memang tak membawa apa-apa saat datang kemarin sampai ia harus meminjam baju Biru, beruntungnya menantu Rahardian itu banyak menyimpan stok baju baru.
"Memang kita mau kemana?" tanya Mentari
"Ke Mall, belilah yang kamu mau"
"Disana apa ada yang jual hatimu?" goda Mentari yang kini sudah mengalungkan tangannya dileher Awan.
"Jangan begini, aku takut khilaf dan aku tak mau tanggung jawab jika kamu ketagihan nantinya"
Mentari tertawa sambil memencet hidung Awan yang mancung, lalu bergelayut manja saat keluar dari kamar mereka.
'Hatimu terbuat dari apa? selalu saja menganggap seolah tak pernah terjadi apapun di antara kita sebelumnya' bathin Awan.
"Kenapa?" tanya Mentari saat Awan tersenyum simpul kearahnya
"Kepo!"
Keduanya masuk kedalam mobil, Awan yang sudah siap menyalakan mesin kendaraannya tersebut memastikan lebih dulu Mentari sudah memakai seat beltnya.
Selama perjalanan, keduanya banyak mengobrol tapi lebih tepatnya Awan hanya menjelaskan apa yang di tanya istrinya tentang beberapa tempat dan bangunan yang gadis itu lihat hingga mereka sampai di tempat yang di tuju.
"Yuk, turun" ajak Awan.
Mentari yang tak henti melembarkan senyum tentu langsung mengangguk.
Didalam gedung mewah bertingkat itu tak ada sataupun yang menarik hati Mentari untuk di beli, itu semua karna selalu Ibu yang memenuhi segala kebutuhannya.
"Ayo, pilih salah satu" titah Awan yang entah sudah berapa kali keluar masuk toko branded yang ada di Mall tersebut.
"Aku bingung"
"Biar ku pilihankan, Ok" Awan mulai memilih dan memilah barang yang sekiranya cocok untuk Mentari, ia terus mencari ke berbagai sisi toko tapi langkahnya terhenti saat kedua netranya justru menangkap sosok seseorang yang ia rindukan tapi sedang ia tahan juga untuk tak bertemu.
"Lisya--"
"Hai, apa kabar?" tanya Wanita itu dengan suara lembutnya yang selama ini selalu menenangkan hati Awan.
"Aku---aku baik, bagaimana denganmu?" Awan balik bertanya dengan perasaan yang sulit di artikan, bagaimana pun ini pertemuan yang di luar dugaannya.
"Seperti yang kamu lihat, Awan" jawab Lisya.
"Syukurlah"
"Kamu dengan siapa kemari?" selidik Lisya karna ini memang toko khusus wanita, pantaslah jika ia. sedikit penasaran.
.
.
.
Dengan istrinya....
