NovelToon NovelToon
Phoenix Reborn

Phoenix Reborn

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: LuciferAter

Dikhianati oleh adiknya, dibuang oleh suaminya, kehilangan anak dalam kandungannya, hidup Huang Miaoling tidak bisa lebih buruk daripada sekarang. Ketika dia berusaha menyelamatkan suami yang sangat dia cintai, yang dia dapatkan adalah dua bilah pedang yang menembus tubuhnya tanpa belas kasihan.
"Di kehidupan berikutnya, aku, Huang Miaoling, akan membalas semuanya!"
Sebuah sumpah yang terucap karena hati yang tak rela. Tidak ada yang menyangka kalau sumpah itu akan membawanya ke sepuluh tahun sebelumnya. Sepuluh tahun sebelum semua mimpi buruk itu terjadi.
"Dengan kesempatan ini, aku akan membalas semua orang yang telah menindasku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Kesempatan

Ketika Jingxiang sedang bersiap untuk keluar, Mingyue masuk ke dalam kamar untuk mengantarkan beberapa barang dari Wushuang. Melihat Jingxiang berada tepat di belakang pintu mengagetkan Mingyue. Dengan bingung, gadis itu pun bertanya, “Jing Yiniang, kau mau ke mana?”

Jingxiang segera membawa Mingyue masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat. “Mingyue, kau tiba tepat waktu!” ujar Jingxiang dengan sebuah senyuman.

Senyuman Jingxiang membuat Mingyue merasa kalau ada yang aneh. “Ada apa, Jing Yiniang?” Jantung Mingyue berdetak cepat melihat senyuman penuh arti Jingxiang, seperti akan ada masalah.

“Aku ingin kau pergi bergosip dengan beberapa pelayan di taman Jenderal Besar mengenai hukuman yang Miaoling berikan pada Hanrong dan Junyi,” jelas Jingxiang membuat Mingyue membuka mulut untuk menolak. Akan tetapi, Jingxiang segera mendorongnya untuk bergegas. “Sudah, jangan banyak bertanya. Cepat pergi!”

Setelah Mingyue dengan enggan pergi meninggalkan ruangannya, Jingxiang berlari kecil menghampiri ruang belajar Huang Hanrong dan Huang Junyi. Terlihat Junyi dengan tekun menyalin strategi Ci Yun. Di sisi lain, Hanrong menopang dagunya dengan satu telapak tangan selagi tangan yang lain membolak-balik buku strategi Ci Yun.

“Tanganku terasa akan patah,” gerutu Hanrong sembari membanting kepalanya ke meja. Melihat Junyi terdiam saja selagi menyalin, Hanrong berbisik, “Junyi, apakah kau bosan?”

Junyi menghentikan tangannya dan matanya melirik Hanrong sesaat. “Tidak, Kakak.” Kemudian, dia melanjutkan tulisannya lagi. “Kakak, kalau kita tidak selesai hari ini, Kakak Ketiga pasti akan memarahi kita.”

Ucapan Junyi membuat Hanrong mendengus. “Aku tidak mengerti. Kenapa Kak Miaoling tiba-tiba menjadi seperti ini?” Dirinya tidak pernah terlalu dekat dengan Miaoling, tapi dia tahu kalau Miaoling tidak pernah pernah menghabiskan waktu di ruang belajar. ‘Selain itu, ucapan Kakak tadi pagi ….’ Kemudian, Hanrong melirik ke arah pintu dan mendapati Jingxiang sedang tersenyum ke arahnya. Bocah itu pun segera menegapkan badan dan berseru, “Jing Yiniang!”

Mendengar bocah itu memanggilnya dengan begitu girang membuat hati Jingxiang melompat. Bukan senang karena Hanrong begitu gembira melihat kedatangannya, melainkan karena masih ada peluang baginya untuk memperkuat kedudukannya. Huang Hanrong … adalah alat terbaik.

“Wah, Hanrong sudah belajar pagi-pagi begini?” ujar Jingxiang dengan ekspresi khawatir.

Hanrong memeluk Jingxiang dan mengerutkan wajahnya, memasang ekspresi manja. “Tanganku lelah, Yiniang,” gerutunya. ‘Kakak pasti hanya salah paham saja dengan Jing Yiniang.’

“Yiniang dengar kakakmu menghukummu? Kenapa?” tanya Jingxiang berpura-pura peduli.

Pertanyaan Jingxiang membuat Hanrong menghela napas selagi dia menarik wanita itu untuk duduk di sebelahnya. “Entahlah. Kakak bilang kami akan tahu begitu kami selesai menyalin strategi Ci Yun sebanyak lima kali.”

Wajah Jingxiang terlihat terkejut. “Lima kali?!” Tanpa alasan yang jelas memberi hukuman, bukankah Miaoling meminta agar dirinya dibenci kedua adik kecilnya? ‘Astaga, sepertinya Miaoling sudah kehilangan kewarasannya. Itu bagus!’ umpat Jingxiang dalam hati. “Kenapa kakakmu begitu tega? Lihat jarimu! Sampai merah begitu.” Jingxiang menyentuh jari telunjuk Hanrong yang sedikit bengkak. “Huang Miaoling sudah keterlaluan! Gadis itu terlalu kejam!” tukas wanita itu.

Mendengar hal ini, Junyi dengan cepat menoleh dan menyela ucapan ibunya, “Y—Yiniang, sebaiknya jangan berbicara seperti itu mengenai Kakak Ketiga.”

Junyi merasa sedikit kaku memanggil ibunya dengan panggilan Yiniang. Akan tetapi, apa yang dikatakan Kakak Ketiganya tidak salah. Peraturan harus dijalankan dan tidak boleh dilanggar. Kalau tidak, apa gunanya peraturan itu?

Walaupun Junyi adalah anak kandung Jingxiang, tapi ibunya adalah seorang selir. Anak-anak seorang selir harus memanggil ibu mereka dengan panggilan ‘Yiniang’ dan ‘Ibu’ hanya untuk istri sah. Dulu, Junyi memanggil Jingxiang dengan panggilan ‘ibu’ karena Wushuang memanggil Jingxiang demikian. Akan tetapi, Junyi bukan lagi anak kecil yang tidak mengetahui norma dan peraturan. Dia sudah tahu kalau anak seorang selir tidak bisa memanggil ibunya dengan panggilan ‘ibu’. Panggilan ‘ibu’ hanya digunakan untuk memanggil istri sah.

Selain itu, melihat ibunya diseret oleh pelayan tadi malam membuat Junyi sedikit takut dan khawatir. Bukan khawatir kepada dirinya sendiri, melainkan kepada ibunya. Kalau ibunya terus bersikap seperti ini, Junyi khawatir kalau Miaoling akan melakukan sesuatu kepada Jingxiang.

Junyi tidak membenci Miaoling karena apa yang kakaknya itu lakukan tidak salah. Akan tetapi, sebagai seorang anak … bagaimana mungkin Junyi tidak khawatir kepada ibunya sendiri?

“Kakak Ketiga melakukan ini demi kebaikan—!”

Belum sempat Junyi menyelesaikan ucapannya, Jingxiang mengangkat tangannya untuk menampar bocah itu. Akan tetapi, sebelum tamparan itu mendarat di wajah Junyi, Hanrong menahan tangan Jingxiang dan menatap wanita itu tajam.

“Yiniang, apa yang kau lakukan?” tanya Hanrong.

Di dalam hati Hanrong, dia merasa sedikit bersalah telah mengutarakan pertanyaan itu dengan nada yang begitu dingin. Akan tetapi, ucapan kakaknya tadi pagi tidak salah. Ada yang salah dengan Jing Yiniang. Hanrong tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari kasih sayang yang diberikan Jingxiang kepadanya terlalu berlebihan, bahkan bila dibandingkan dengan Junyi yang adalah anak kandung wanita itu. Apa alasan Jingxiang begitu menyayanginya?

Melihat Hanrong menatapnya seperti itu membuat Jingxiang membeku sesaat. Kemudian, sebuah senyuman muncul di wajah Jingxiang. Wanita itu mengelus wajah Hanrong. “Hanrong, Yiniang hanya sedang menghukum adikmu. Kalau tidak diberikan pelajaran, nanti Junyi akan tumbuh besar menjadi seseorang yang tidak tahu etika.” Mata Jingxiang melembut. “Hanrong mengerti, bukan?”

Tatapan lembut yang diberikan Jingxiang membuat hati Hanrong sedikit luluh. Bagaimanapun juga, Jingxiang adalah sosok ibu di mata Hanrong. Semua ucapan wanita itu bagaikan alunan merdu sitar yang mampu menyentuh hatinya. Kemudian, Hanrong menoleh ke belakang dan melihat adiknya Junyi. Wajah Junyi terlihat takut dan matanya membesar karena kaget. Hal ini membuat Hanrong membulatkan keputusannya.

“Maaf, Jing Yiniang. Akan tetapi, seperti yang telah Kakak Ketiga katakan. Kau tidak boleh melakukan itu, kau—!” Sebelum Hanrong menyelesaikan ucapannya, Jingxiang mencengkeram lengan bocah itu dengan kuat. Hanrong meringis. “Yiniang, sakit!”

Sadar kalau dirinya kehilangan kendali emosi karena mendengar Miaoling disebut-sebut, Jingxiang segera melepaskan cengkeramannya. “Hanrong! Maafkan Yiniang! Yiniang tidak sengaja,” ucap Jingxiang dengan sedikit panik. Kepalanya menoleh ke arah pintu. ‘Beruntung Jenderal Besar tidak datang. Kalau tidak, hancur sudah rencanaku.’

Tiba-tiba, Qiuyue datang ke dalam ruang belajar untuk mengantarkan dua mangkuk sup. Ketika melihat Jingxiang berhadapan dengan Hanrong yang meringis kesakitan dan Junyi yang ketakutan, Qiuyue terbelalak.

“Jing Yiniang, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Qiuyue, kurang-lebih bisa menebak apa yang telah terjadi.

Kaget dengan kedatangan Qiuyue, Jingxiang menoleh secepat kilat. Kemudian, dia menegapkan badan dan menatap Qiuyue dengan lembut. “Hanya mengunjungi kedua Tuan Muda. Apa yang kau antarkan, Qiuyue?” tanya Jingxiang dengan tenang.

Pertanyaan Jingxiang membuat Qiuyue teralihkan. Gadis itu pun segera menjawab, “Sup jahe untuk kedua Tuan Muda.”

Jingxiang menghampiri mangkuk sup yang Qiuyue bawa dan menghirup wanginya. “Hmm, wangi sekali. Perintahkan pelayan dapur untuk mengantarkan sup yang sama untukku nanti,” ucapnya. Kemudian, wanita itu melirik Hanrong dan Junyi. “Hanrong, Junyi, belajar yang giat, ya.” Wanita itu pun pergi.

Sembari meninggalkan semua orang di ruang belajar dengan ekspresi kebingungan, Jingxiang berhenti setelah berbelok di lorong. Sembari menggigit jarinya dengan gemas, Jingxiang mengumpat, “Miaoling … ****** itu sudah memiliki persiapan ternyata.”

Sesampainya di kamar, Jingxiang memutar kembali otaknya. Junyi yang sedari dulu begitu takut untuk membantahnya dan Hanrong yang sedari dulu terdiam di bawah kasih sayangnya. Sekarang, keduanya berubah menentangnya?! Jerih payahnya bertahun-tahun untuk hidup enak di kediaman ini hancur berantakan dalam semalam.

“Huang Miaoling, gadis itu … perlu disingkirkan.”

____

A/N: Halo, Readers! Another episode!! BTW, makasih banget untuk kalian yang udah berkenan untuk baca sampai sejauh ini. Nggak nyangka Author bakalan nyentuh 1000 readers kemaren. SUPER GRATEFUL! Semoga cerita ini jangan kalian drop yah hahaha.

Di masa COVID-19 ini, Author doain kalian stay safe and healthy juga ya. Jaga kesehatan, kalau bisa nggak keluar jangan keluar dan ke tempat ramai.

ANYWAY, jangan lupa vote, like, comment, dan share~ Kalo kalian nggak vote, Author vote buat buku ini sendiri HAHAHAHA #nggaktahumalu

1
Ainy Youenha
astaga 🤣🤣🤣
Asiana Tyas
kasihan changseng...kalo milih ibu,banyak nyawa yg akan.jd korban tp kalo sebaliknya,dia merasa menjadi anak durhaka
Rosmalinda Sary
cie ketemu ibu mertua🤣
Ririn Santi
bgmn bs yanan tdk mengungkapkan kata kata terakhir sahabatnya ttg racun kpd kaisar? yg pd akhirnya kesalahan diletakkan pd junsi
Ririn Santi
kaisar yg egois. meninggalkan istri yg hamil sendirian hny utk ucapan maaf.
Ririn Santi
uuuuh....kehidupan yg mengerikan, jauh dr kata tenang
Ririn Santi
itu sebabnya klu ingin pny istri byk jgn di kumpulkan di satu tempat. mudah bg salah satu utk menyakiti wanita lainnya.
Ririn Santi
egoisnya kaisar dan permaisuri , demi kekuasaan yg tdk memperdulikan peraasaan miaoling.
Ririn Santi
cakeeeeep
Ririn Santi
kapan sih si selir itu dpt balasan puncaknya?
Ririn Santi
kehidupan istana penuh dg tri dan intrik demi ambisi, kekuasaan dan kekayaan.
Ririn Santi
gubraaaak😲😲😲😲😲😲

😭😭😭😭😭😭
Murni Dewita
wah sehati dengan pangeran keempat
Murni Dewita
😂😂😂😂😂🤣
Murni Dewita
👣
Ririn Santi
wafuh trik dan intrik istana bikin tegang aja sih.
Ririn Santi
wah gak sadar aku nangis thor
hiks....m
Ririn Santi
wah 2x dipermalukan di hadapan khalayak persis setelah pertunangan benar" double kill. minta pembatalan aja atuh
Ririn Santi
hayo bisa gak kamu melepaskan diri dr perjodohan ini ling'er?
Ririn Santi
makan tuh umpanmu sendiri hahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!