Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.
Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!
Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.
Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!
Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?
Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Davina Pov
Sudah 1 minggu Om Dave masih berada di LA. Harusnya aku senang karna jauh dari Om Dave, tapi kenapa malah tidak bisa berhenti memikirkannya sampai detik ini.
Aku tak lagi merasa kesal padanya dan justru ingin segera bertemu dengannya lagi.
Benar-benar tak punya pendirian. Tapi bukankah perasaan mampu mengalahkan pendirian, bahkan logika sekalipun.
Tidak bisa di pungkiri bahwa hati ini mulai mencintainya, meski belum tau seberapa besar cinta ini. Aku menginginkannya karna merasa hanya Om Dave yang bisa mengantikan posisi Papa. Rasa nyaman dan aman ketika di dekatnya, membuatku merasa bahwa Om Dave adalah orang yang tepat. Dan aku tak akan merasa kehilangan sosok Papa meski Papa sudah menikah lagi, karna ada Om Dave di dekatku.
Aku beranjak dari meja rias, bergegas keluar kamar dan meninggalkan rumah untuk pergi ke club. Sudah 4 hari terakhir aku datang ke club, setidaknya ada hiburan yang bisa membuatku senang selama menunggu Om Dave kembali.
Belakangan ini aku memilih tidur di rumah sendiri daripada tinggal di rumah Mama Sandra. Apalagi Farrel sudah kembali ke New York karna harus masuk kuliah lagi. Sedangkan Papa dan Mama Sandra memiliki banyak pekerjaan yang membuat mereka sangat sibuk akhir-akhir ini.
Terkadang aku jadi merasa kesepian lagu, tak ada bedanya sebelum dan sesudah Papa menikah lagi. Ya walaupun Mama Sandra terkadang menemaniku di rumah, tapi lebih banyak sibuk mengurus pekerjaannya.
"Aku mau vodka." Aku memesan minuman pada bartender setelah duduk di bar.
Club ini menjadi satu-satunya tempat yang sering aku kunjungi. Terkadang aku juga heran kenapa jadi kecanduan dengan tempat dan minuman disini. Padahal dulu paling anti menginjakkan kaki di tempat ini.
Aku asik menikmati minuman dan musik yang menggema di tempat redup yang ramai ini. Seorang laki-laki duduk di sampingku, menyapa dengan ramah dan akrab meski kami baru bertemu 3 hari yang lalu.
"Mau minum lagi.?" Tawar Justin.
Dia hampir menuangkan vodka di gelas kosong milikku, namun aku menolaknya.
Aku berada di tempat hiburan yang sebagian pengunjung disini sedang mencari kesenangan. Kalau aku banyak minum sampai mabuk berat dan tak berdaya, bisa-bisa aku akan jadi rebutan untuk di mangsa laki-laki di club ini.
"Tidak Justin, Terima kasih." Tolak ku.
Aku hanya menyebut namanya saja walaupun aku tau usia laki-laki itu 6 tahun lebih tua dariku.
Justin baru saja kembali dari LA setelah menyelesaikan studi S2 nya disna. Dia bilang, sudah 2 minggu terakhir dia menggantikan kedudukan mendiang sang Papa untuk memimpin perusahaan keluarga.
"Baiklah." Justin meletakkan kembali botot itu, kemudian menatapku dengan intens. Aku bisa merasakan ke nama saja tatapan mata itu tertuju.
"Apa kamu tidak mau bersenang-senang denganku.?" Tawar nya.
"Tidak seru kalau hanya minum saja." Justin berbisik di telingaku dengan suara yang berat dan serak.
Aku paham apa yang di inginkan oleh Justin, tapi sampai kapanpun aku tak akan bersenang-senang dengan laki-laki selain Om Dave.
"Kamu salah orang kalau ingin mengajak bersenang-senang, Justin." Kataku pelan. Sedikit ku kembangkan senyum agar tidak tersinggung.
"Aku hanya ingin minum disini." Ku pindahkan tangan Justin yang sempat merangkul pinggangku.
"Oh God, jangan bercanda Davina. Kau satu-satunya wanita yang berani menolak ajakanku." Keluhan Justin. Dia tersenyum tak percaya, namun ada kekecewaan juga dari raut wajahnya.
"Jangan khawatir, kamu bukan satu-satunya pria yang aku tolak saat mengajakku bersenang-senang." Jelasku.
Aku mengatakan semua itu agar Justin tak merasa mendapat penolakan mentah-mentah dariku. Dengan begitu, Justin akan tau kalau aku tidak suka bersenang-senang seperti yang dia pikirkan.
"Menarik." Seu Justin dengan senyum smirk. Ada seklebat tatapan yang sulit di artikan, namun aku tak ambil pusing akan hal itu.
Tidak bisa di pungkiri bahwa ketampanan Justin berada di atas rata-rata. Pesonanya bahkan lebih kuat dari Om Dave, tapi sayangnya hanya Om Dave yang bisa membuatku tertarik padanya.
Justin tak lagi membahas tawarannya, dia bahkan tak memaksaku untuk menuruti keinginannya.
Kami kembali mengobrol santai, terkadang ulah Justin menimbulkan gelak tawa. Laki-laki bitu memang pandai mencairkan suasana.
Suara dering voonsel menghentikan percakapan kami. Aku meraih ponsel yang sejak tadibky letakkan di atas meja.
Begitu melihat nama yang tertera di layar ponsel, jantungku seketika berdebar.
Aku tak pernah menyangka dia akan menghubungiku.
Aku segera pamit pada Justin dah menjauh dari keramaian untuk menjawab telfon dari Om Dave.
Ya, panggilan telfon itu dari Om Dave. Laki-laki yang setiap hari aku pikirkan. Mana mungkin aku tidak berdebar saat dia menelfonku.
"Ya, Hallo,,
"Cepat keluar.! Jangan sampai aku masuk dan menyeretmu keluar dari sana.!" Bentaknya ketus.
Aku sampai melongo mendengar kemarahan Om Dave.
"Tapi Om,,,
tutt,,, tutt,,,
Om Dave memutuskan sambungan telfonnya begitu saja.
"Ya ampun, sebenarnya kenapa dia.?"
Aku kebingungan dan hanya bisa melongo menatap ponsel ku.
Ku coba untuk menelfon balik Om Dave, tapi pangilan telfon ku langsung di tolak.
"Kenapa tiba-tiba Om Dave menelfon dan menyuruhku keluar.?"
"Apa dia tau kalau aku ada di club.? Tapi bukannya Om Dave masih berada di LA.?"
Aku jadi bertanya-tanya sendiri.
Beberapa saat hanya diam di tempat, setelah itu aku memutuskan keluar dari club untuk menuruti perintah Om Dave.
Aku menghentikan langkah tak jauh dari tempatku memarkirkan mobil.
Seseorang yang sangat aku kenal sedang berdiri tegap di samping mobilku dengan kedua tangan yang di silangkan.
Kedatangan Om Dave membuatku kaget sekaligus bingung. Bagaimana bisa Om Dave tiba-tiba ada di sini.?
Aku kembali melangkah dan berdiri di depannya.
"Om, kapan Om pulang.?" Tanyaku. Om Dave masih dalam posisi yang sama, berdiri tegap di tembah tatapan matanya yang kini berubah mengerikan.
"Buka mobilnya.!!" Bentaknya. Aku menurut, dan mengeluarkan kunci mobil.
Om Dave langsung merampas kunci mobil dari tanganku, setelah itu membuka pintu mobil di samping kemudi.
"Cepat masuk.!" Pintanya. Dia membuka pintu itu lebar-lebar. Aku masih bingung dengan sikap aneh Om Dave kali ini.
"Om Dave kenapa.?" Aku benar-benar penasaran.
"Kamu nggak dengar saya bilang apa.?!" Ketusnya.
"Masuk Davina.!" Tegasnya penuh penekan.
Tak mau terjadi perdebatan di tempat umum, aku memilih menuruti perkataan Om Dave.
Begitu aku masuk, Om Dave langsung menutup pintu dengan kasar. Aku sampai tersentak kaget.
Kenapa sepulang dari LA jadi semakin bertambah sikapnya yang menyebalkan. Tak hanya ketus dan dingin, kini Om Dave juga pemarah dan kasar meski tanpa melakukan kekerasan fisik.
Om Dave masuk kedalam mobil, dia langsung melajukan mobilku meninggalkan club.
Aku cuma bisa diam, sesekali melirik Om Dave yang fokus menyetir dengan pandangan lurus kedepan. Rahangnya telihat mengeras, sorot matanya juga masih tajam penuh amarah.
Aku tak berani bersuara, suasana di dalam mobil sampai terasa mencekam.
Sampai sekarang belum bisa menemukan jawaban kenapa Om Dave tiba-tiba datang dan marah-marah padaku.
Padahal selama 1 minggu berada di LA, Om Dave tak pernah menghubungi ku.
...**...
Novel karya LisNH_ di publish ulang di akun ini, jangan lupa masukin ke daftar favorit 🥰